Happy reading 😊
Typo bertebaran!
*****
Adelia melihat ke arah Devan yang tengah menyetir. Tak ada maksud lain dari tatapannya. Hanya saja Adelia akan merindukan Devan. Merindukan semua momen kebersamaan mereka.
"Ada apa?"
"Hah?" tanya Adelia. Ia tak mengerti mengapa Devan bertanya seperti itu.
"Kenapa kau terus memandangiku," ucap Devan dengan pandangan lurus ke depan.
Adelia merutuki dirinya. Mengapa ia memerhatikan Devan sebegitu intens hingga pria itu menyadarinya? Adelia berharap Devan tak mencurigainya.
"Tidak ada." Adelia berusaha berbicara senormal mungkin. "Aku hanya tak habis pikir orang sepertimu akan segera menikah."
Devan menoleh sekilas. "Jadi? Itu sebuah pujian atau penghinaan Nona Adelia?"
Adelia tersenyum simpul. "Menurutmu?"
"Hmmm ...," Devan mengerutkan kening, pura-pura berpikir, "dua-duanya."
"Tebakan yang bagus Tuan Devan."