Jennifer menatap pintu kerja Aldrich, sedangkan Paula sudah turun ke lantai satu. Entah perasaannya atau tidak, tapi menurut perempuan tersebut Aldrich tak biasanya berlama lama di dalam kamar.
Jennifer terus berpikir apa kira kira yang menyebabkan hal itu terjadi. Namun, dia tak menemukan hal yang aneh. "Apa ini cuma perasaanku saja?" lirihnya. "Tidak, kurasa ada yang terjadi pada Aldrich."
Ceklek
Pintu terbuka. Menampilkan Aldrich yang sudah rapi dengan jasnya. Pria tersebut menatap Jennifer. "Kenapa kau masih di sini? Bukannya aku menyuruhmu untuk pergi?" Nada ketidaksukaan begitu kentara pada nada suara Aldrich.
"Aak-aku memang akan pergi. Hanya saja, sikapmu tidak seperti biasanya."
"Memang bagaimana aku harus bersikap? Jangan berkata omong kosong, Jen!" Setelahnya Aldrich pun pergi dari sana.
Pria itu langsung menuju kantornya. Sesampainya di sana, banyak karyawan yang sekedar menyapa atau menunduk hormat. Namun, seperti biasa, Aldrich tak merespons sama sekali.