"Bagaimana kondisi Taylor?" tanya Denaya yang baru memasuki kamar. Ia membawa nampan berisi makanan dan minuman.
"Demamnya belum turun, tapi aku berhasil menenangkannya." Aretha mengusap pelan kepala Taylor. Bocah kecil itu tampak tak terganggu dengan aktivitas Aretha. "Sepertinya dia kelelahan akibat menangis tadi."
Terdengar napas penuh kelegaan yang terdenagr ileh Denaya. "Syukurlah, tapi bagaiaman dengan makanan itu," tunjukknya dengan dagu.
Aretha melihat arah pandang Denaya, kemudian mengarahkan kembali pada Taylor. "Sebaikanya berikan nanti. Aku khawatir kalau dibangunkan akan lebih susah menenangkannya, Bibi."
Denaya mengangguk, menyetujui ucapan perempuan itu. "Kau benar juga. Baiklah," Denaya berdiri. "Aku akan mengembalikannya ke dapur." Kemudian ia kembali pergi meninggalkan Aretha dan Taylor.
*****