Sedari tadi wajah Aldrich tegang. Pria itu sama sekali belum bicara saat dalam perjalanan menuju rumah Albert.
Agatha hanya bisa mengembuskan napasnya pelan. Salahkah keputusannya ini? Tapi kalau bukan sekarang, kapan lagi?
"Al, maaf, ya. Gara gara paksaanku, moodmu hancur. Aku hanya ingin segera menyelesaikan ini dan hidup dengan tenang," ujar Agatha.
Aldrich menjawab, "Memang sulit bagiku untuk menginjakkan kaki di sana lagi. Apalagi kalau harus menginap. Rasanya sangat sulit dan tersiksa." Mendengar pernyataan Aldrich membuat Agatha semakin dilanda bersalah. "Di sisi lain, aku juga ingin segera mengakhiri semua ini. Sudah cukup pak tua itu menyengsarakan hidup orang lain."
Agatha menundukkan kepala, ia melihat jari jarinya saling bertautan satu sama lain. "Kalau kau tidak mau, ya tidak apa apa. Aku tidak akan memaksamu lagi. Maaf ya, kalau tindakanku terkesan memaksamu."
Aldrich memberhentikan mobilnya. Agatha langsung menatap Aldrich dengan sorot netra penuh tanya.