Adel berjalan menuju ruang kerja Dava. Ia membawakan makanan dan minuman. Sedari tadi Dava belum juga keluar.
Sebagai istri Adel pasti merasa khawatir tentang kondisi kesehatan Dava kalau melewati waktu makan.
Adel sudah berada di depan pintu. Tangannya siap untuk mengetuk. Namun, bayangan bagaimana Dava tadi siang benar benar mengusiknya. Rasa ragu menyelimuti. Tak yakin akan masuk ke dalam atau tidak.
"Kalau aku tidak masuk, pasti Dava akan semakin terlambat untuk makan malam. Tidak baik bagi seseorang untuk melewatkan jam makannya. Apalagi bila dibarengi dengan begadang dan juga, untuk apa aku hatus takut dengan Dava? Maksudku, aku ini istrinya dan kami tinggal di rumah dan kamar yang sama. Aku tidak bisa terus terus mencoba menghindarinya." Meyakinkan diri sendiri.
Mengembuskan napas beberapa kali. Adel mengetuk pintu beberapa kali. Menunggu selama enam detik sebelum akhirnya dirinya mendengar suara Dava yang mengizinkannya untuk masuk.
Ceklek