Beberapa hari ini Dava jarang berkomunikasi atau pun bertemu secara langsung dengan Adel. Bukan bermaksud untuk mengabaikan Adel, hanya saja banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan.
Selain itu ia ingin menemani Theo saat belajar. Ya meskipun hanya lima atau sepuluh menit bisanya, tapi Dava tak menyia nyiakan waktu dengan sang buah hati.
Hari ini juga pekerjaan yang susah dan banyak terselesaikan juga. Bertepatan dengan itu, ujian Theo juga sudah berakhir hari ini. Baik Theo atau Dava, Keduany sangat senang.
"Daddy," panggil Theo pada Dava yang sedang membaca koran. Tangan anaknya menarik pakaian bawah Dava. 'Daddy." Theo mulai jengkel karena merasa diabaikan oleh Dava.
Dava menaruh korannya di atas meja. Kini, atensinya seratus persen pada Theo. "Ada apa Theo? Theo mau main? Ok kita main."
Tangan kecil Theo langsung mencegah tangan Dava yang hendak berdiri. "Theo tidak ingin main, Daddy.'