Chereads / MENIKAH / Chapter 44 - Ketika Gengsi Melawan kata Hati

Chapter 44 - Ketika Gengsi Melawan kata Hati

"Aouhhh..." nyerit kesakitan Ello sambil mengelus dahinya dengan pelan ketika Taehyung menyentil jidat Ello dengan jari tanganya.

"Mengapa kamu mendekatkan wajah jelekmu itu padaku? Seenaknya saja main tatap-tatapan sama aku," ucap Taehyung yang sadar akan hal aneh itu dan seketika itu juga Dia langsung menjauhkan wajahnya dari tatapan Ello dan banhkit berdiri dari sana.

"Apa? Bukankah.."

"Ohh... jadi kamu mau salahkan aku? Berani sekali anda dasar wanita kepedean" ucap Taehyung yang langsung secepatnya melangkah pergi meningalkan Ello.

Apa aku sudah gila? Ni jantung juga ngapain berdebar dengan kencang? Lihatkan si Gadis bodoh itu berpikir aku menyukai Dia... bungkam Taehyung menyalahkan jantungnya yang berdegup kencang saat tadi beberapa menit Dia bertatapan dengan Ello.

Sesampainya di kamar Taehyung merasakan  hal aneh dalam dirinya. Ia kembali memikirkan kejadian semenit yang lalu di mana Ello mengobati luka Taehyung, perban yang sempat tadi Ello perban di tangan Taehyung ini pertama kali pria itu melihat sisi baik Ello entah mengapa sebuah senyuman tipis datang pada Taehyung namun, memory semenit yang lalu itu hilang saat Taehyung kembali memikirkan Jenny.

Tidak lama kemudian Taehyung sadar bahwa Ello tidak ada selimut di gudang hujan  diuar semakin deras yang membuat Taehyung sedikit kwatir akan kondisi Ello.

Tapi... untuk apa aku kwatirkan Dia? Persetan dengan Dia aku tidak peduli mau Dia kedingan ke, masuk angin ke bodoh amat, batin Taehyung yang tidak tenang.

Tapi jika Dia sakit bagaimana? Hem baiklah ini sebagai balas budi Taehyung karena Dia sudah mau obati tanganmu anggap saja ini balas hutang kebaikanya...

Taehyung yang tidur tidak tenang di tempat tidur akhirnya mengambil selimut baru dan tebal di  tempat  lemari selimut dan Ia kembali mengenakan jaket kulit yang tebal karena udara malam itu memang sangat dingin,

Pria itu melangkah dengan manis menuju gudang.

Sesampainya di gudang Taehyung kembali terdiam merasakan ada yang berbeda dengan dirinya.

Tunggu. Sejak kapan aku menjadi pria peduli? Bagaimana bisa aku berjalan di hujan hanya demi antarkan selimut untuk wanita sampah itu? Kim Taehyung apa yang kamu pikiran ini bukan dirimu yang sebenarnya ayo pulang.

Saat Taehyung yang ingin memutar kakinya untuk pergi tiba-tiba suara salah satu bodyguard memangil Taehyung.

"Tuan muda...." tutur pengawal tersebut sambil menyalakan lampu di pintu untuk memastikan apakah dia salah melihat.

Sial. Ngapain juga pengawal bodoh itu menyebut namaku? Pakai acara nyalakan lampu lagi, bisik Taehyung memaki habis-habisan pengawal yang memangil namanya itu dalam hatinya.

Ello yang kaget ikut melihat ke arah pintu dan  benar di sana ada Taehyung yang berdiri seperti orang  yang bingung sendiri mengaruk kepalanya entah gatal atau tidak dengan memasangkan senyuman masam yang sama sekali bukan seorang Kim Taehyung di mata Ello.

"Maaf tuan. Ada apa tuan muda kembali? Apa ada yang ketingalan?"

Ya ada yang ketingalan karena bodohnua pala botakmu itu...

"Emang kenapa kalo aku kembali? Apa tidak boleh? Ini wilayahku, ini rumahku hak aku mau jalan ke mana saja apa kamu paham," jawab Taehyung dengan nada dingin dan sikap dingin namun salah tingkah di hadapan Ello.

"Tidak tuan. Hanya saja tidak biasanya tuan jalan malam-malam seperti ini."

"SUKA-SUKA AKU DONG. RUMAH-RUMAH AKU NAPA KAMU YANG REMPONG," jerit Taehyung yang semakin emosi berlagak tegas di hadapan pengawal itu dengan lototan mata menajam pada hal Dia memaki hancur dirinya karena membawa selimut di tanganya.

Ngapain juga aku bawa ini selimut aduhh... Tae habislah harga diri kamu hari ini...

"Maaf tuan..."

"Jangan berdebat apa kamu bodoh atau tolol," lirih Taehyung dengan nada tinggi hingga suaranya bagaikan petir yang menyambar seluruh ruangan.

Pengawal tersebut diam seribu kata hanya melihat selimut tebal yang disembunyikan Taehyung di belakang pungungnya.

Jujur saja napa sih kalo kesini mau antar selimut untuk nona muda ngapain  juga sembunyiin itu dibelakang pungungmu pada hal jelas apa maksud tujuan Dia ke sini. Hem dasar pria kaku kaya lem.

"Apa yang kamu lihat?" tanya Taehyung pada pengawal yang satu lagi karena terus melihat selimut di tangan Taehyung yang diumpat di belakang pungungnya.

"Tidak tuan muda."

"Aku bawa ini karena diluar dingin jadi aku memakainya," jelas Taehyung. Pada hal dalam hati Dia habis-habisan memaki dirinya sendiri yang seperti orang bodoh.

Tae... apa yang kamu lakukan bodoh bangat kamu lagian tidak ada yang tanya juga.

Ello hanya diam dengan menatap bingung akan sikap yang benar-benar malam ity bukanlah seorang Taehyung. Namun, karena semakin capek Ello akhirnya malas untuk menyaksikan apa pun yang sangat berbeda   dengan Taehyung. Gadis itu tidak peduli dengan sikap Taehyung atau apa pun pun tentang Pria itu.

Ello mulai membaringkan dirinya untuk tidur di atas karung sebagai tempat tidur dan kedua tanganya sebagai alas bantal di kepala. Posisi tubuh Ello tidur  membelakangi Taehyung.

"Karena aku sekarang tidak memerlukanya lagi ambil selimut jelek ini dan baluti  tubuh wanita itu! aku tidak mau dibilang seorang yang paling kejam pada Dia," seru Taehyung memerintah anak buahnya untuk segera menutup tubuh Ello dengan selimut yang tadi dibawanya.

Cih pada hal selama ini kamu sangat kejam pada nona Ello mengapa baru sadar? batin seorang pengawal.

"Jaga Dia dan pastikan Dia benar-benar aman karena mulai besok ada hukuman lain untuknya jika Dia kabur akan aku pastikan kalian semua yang bertugas menjaganya yang akan menangung semuanya!"

"Siap laksanakan tuan muda," seru serentak semua bodyguard itu.

Taehyung melirik sebentar ke Ello yang sedang tertidur di sana dengan membelakangi Taehyung. Entah mengapa rasa tidak tega muncul di tatapan Taehyung dan hatinya seperti ingin membawa tubuh itu keluar dari sana namun, karena merasa itu hanyalah pikiranya saja Ia pun kembali memutar tubuhnya untuk pergi.

Ello membuka kedua bola matanya saat sadar akan langkahan sendal kamar Taehyung yang sudah menjauh, Sebuah ukiran tipis di bibir Ello Saat  Gadis itu memegang selimut yang lembut sedang membaluti tubuhnya.

Rasanya seperti mimpi Tuhan melihat Taehyung yang memberikan sendiri selimut ini padaku. Entah apa tujuan Dia di balik selimut  ini cuma satu hal yang aku rasakan saat ini, aku bahagia akan sikap hangat Taehyung malam ini walau mungkin ini hanyalah sebuah akal untuk menjatuhkan harga diriku.

Namun, dari lubuk hatiku hanya kebencian padamu tuan muda aku tidak akan jatuh dalam cinta yang begitu kejam ini. Karena, bagiku semua sikapmu hanyalah ancaman untuk aku jika Tuhan berkehendak pun aku tidak mau mencintaimu yang ada hanyalah kebencian, kebencian dan kebencian bungkam Ello dan kembali larut dalam bunga tidurnya.

Bersambung