Chereads / MENIKAH / Chapter 45 - Aku Tidak Akan Mencintaimu

Chapter 45 - Aku Tidak Akan Mencintaimu

Dengan perlahan Ello membuka kedua matanya yang masih belum bisa dibuka karena rasa mengantuk masih ada pada diri Ello. Namun, Gadis itu tetap memaksakan dirinya membuka mata untuk bangun dari rasa ngantuknya karena hari sudah pagi.

Mata yang  masih sajgat berat dan sulit di buka oleh Gadis itu,  Lalu Ello  tetap memaksakan dirinya untuk  membuka kedua bola matanya. Hal pertama yang dilihat gadis itu adalah cahaya mentari pagi yang sudah bersinar dan menembus lubang-lubang kecil tembok menerangi gelapnya gudang.

Ello bangkit  dari tempat tidur lalu Dia melangkah ke depan pintu melihat indahnya mentari pagi dengan suasana yang sejuk  dan burung-burung berkicau di alam pada pagi hari menandakan kondisi rumah Taehyung yang begitu indah di pagi hari.

Ello mengangkat kedua tangannya ke atas menyegarkan tubuhnya yang begitu terasa remuk akibat tidur di lantai kasar gudang. Saat matanya melihat matahari yang mulai terbit Ello mengatupkan kedua tangannya menutup matanya dan mengucapkan doa syukur Ello pada Tuhan karena masih memberikan dia nafas kehidupan untuk menikmati hari yang baru.

Hargailah hari demi hari yang kamu lewati selama nafasmu masih berhembus karena suatu saat semua itu hanya sebuah kata Kenangan. Motto yang selalu Ello terapkan dalam kehidupanya yang memang dari kecil sudah hidup keras penuh dengan air mata.

Ia selalu mengucapkan syukur untuk setiap masalah yang Dia hadapi baik atau buruk di setiap kehidupan yang Dia terima.

Ditengah-tengah Ello yang masih menikmati suasana pagi tiba-tiba Dia dikagetkan dengan kedatangan seorang pelayan.

"Nona muda. Tuan muda meminta anda ke kamarnya sekarang juga," ucap pelayan tersebut dengan nafas ngos-ngosan.

Ello yang wajahnya belum dibasuh dengan air dan masih kusut namun, kecantikan Ello sama sekali tidak memudar.

Pada hal wajahnya belum dibersihkan pakaiannya masih sama namun, mengapa kecantikan Nona muda makin bersinar? bungkam pelayan tersebut mengagumi kecantikan Ello yang begitu sempurna.

"Baiklah."

Begitulah jawaban Ello tanpa bertanya lagi atau protes. Dengan senyuman lebar nan tulus diukir dari wajahnya Ello mengambil selimut yang Dia kenakan semalam lalu melangkah pergi bersama dengan pelayan yang menjemputnya.

Entah apa yang diinginkanyan lagi pada diriku. Ya Tuhan kuatkanlah aku untuk bisa menghadapi sikap Taehyung.

"Selamat pagi nona muda..." sapa semua pelayan yang sedang membersihkan kolam, ada yang melap kaca, menyiram bunga dan tukang kebun yang sedang memendekan rumput yang sudah panjang di depan air mancur sana.

Ello hanya menundukan kepalanya ke bawah dengan senyuman manis lalu melangkah masuk ke dalam rumah istana tersebut.

"Mengapa lama sekali kamu? Apa kamu seorang nyonya yang patut ditungguin?" jerit Taehyung langsung dengan emosi dari meja makan ketika Ello yang sedang melangkah dengan diam dan sedikit kaget akan kehadiran Jenny,  dan  seorang pria yang sama sekali tidak di kenal Ello namun, Dia adalah orang yang membantu Ello kemarin malam ketika Ello sedang dikurung ketakutan dalam gudang. Yang tidak lain adalah Martin adik sepupu Taehyung.

"Maaf tuan muda aku..." ucapan Ello di cela oleh Taehyung lagi.

"Apa tidak ada kata lain selain kata itu? Mengapa kamu selalu membuat aku ingin berkata kasar padamu. Sudah aku bilang aku paling tidak suka menunggu apa kamu paham!?" ucap Taehyung dengan sorot mata mencekam pada Ello yang masih berdiri diam di ruang tengah keluarga.

"Tae. Jangan kasar begitu pada seorang pelayan

Dia juga manusia," tutur Jenny yang merasa kasihan dengan Ello akan sikap kasar Taehyung yang menurut Jenny tidak pantas  Kim Taehyung perlakukan kasar pada Ello seperti itu seakan  Gadis itu tidak baik padanya.

"Ello maaf, kan Tae dia mungkin kurang enak badan. Aku harap kamu tidak memasukan dalam hati ucapan Taehyung barusan."

"Tidak apa-apa nona. Aku sudah hidup terbiasa seperti ini," seru Ello tersenyum tulus pada Jenny.

"Untuk apa kamu minta maaf? Namanya sampah adalah sampah dan tidak pantas untuk dihargai derajat Dia dan kita bagaikan langit bumi jadi tidak perlu merendahkan dirimu untuk pelayan rendahan seperti Dia," seru Taehyung yang terus menjatuhkan harga diri Ello di hadapan semua orang termasuk Martin dan Jenny.

"Pelayan adalah ciptaan Tuhan tidak ada beda di anatara ciptaan Allah yang membedakanya hanyalah jalan pikir manusia," kata Martin menatap tajam Taehyung dari posisi duduknya.

"Jangan memancing aku untuk bertengkar lagi dengan kamu Martin. Kamu tahu bukan bahwa aku paling tidak suka ucapanku dibantah oleh orang lain," kata Taehyung dengan sorot mata menajam pada Martin tanpa berkedip sedikit pun.

Jenny yang melihat situasi semakin tegang ketika Taehyung mulai membuang sendok dan garpu secara kasar di meja makan yang memang duduknya saling berjauhan karena meja yang sangat panjang dan hanya memiliki enam kursi dan duduk terpisah jarak dengan menu makanan masing-masing memilih pada hal mereka makan di satu meja namun, untuk mengobrlol biasanya harus lewat telpon yang sudah ada atau melalui  petugas juru bicara namun, kali ini Taehyung dan Martin melupakan aturan  itu dan mereka berbicara secara lisan saling membalas tatapan dingin dan tegang keduanya.

"Jika kalian masih seperti ini maka aku akan pergi sekarang juga. Aku diundang ke sini bukan untuk melihat pertengkaran atau perdebatan kalian berdua," tegas Jenny menahan emosi.

"Aku tidak akan mulai jika dia tidak ikut campur dalam urusan aku dengan si  pelayan rendahan itu," seru Taehyung mulai mengontrol emosinya karena kelemahan Taehyung adalah ketika Jenny mulai marah  padanya.

Martin yang memang sikapnya kalem dan mau mengalah akhirnya diam tanpa menjawab ucapan Taehyung lagi. Ello hanya diam meremas jari jemarinya dengan sangat kuat sambil melihat dengan tatapanya seperti biasa dingin dan mengukur senyuman tipis walau tidak ada yang tersenyum dengan Dia.

"Mengapa berdiri diam di sana. Aku tidak suka saat aku duduk dan melihat kamu berdiri dihadapanku karena leherku sakit dan aku tidak suka mendongkak.  Kemari dan layani kami makan!"

"Kepala pelayan ajarin dia bagaimana melayani aku dan tamu makan!" perintah Taehyung dengan nada dingin dan kembali mengangkat sendok dan garpunya untuk makan.

"Baik tuan...," jawab kepala pelayan Tina.

"Baik tuan muda," jawab Ello yang ikut melangkah  bersama kepala pelayan Tina menghampiri meja makan yang panjang besar bagaikan jalan lurus itu.

"Tae kamu menyukai roti sley blubery bukan? Sini aku oleskan padamu," tawar Jenny menarik piring Taehyung untuk dibuatkan sarapan untuknya.

"Benar. Sudah lama aku tidak makan sarapan buatanmu," seru Taehyung tersenyum manis dan bersikap hangat pada Jenny berbanding balik dengan  sikapnya pada Ello.

Ello hanya diam dan berdiri di belakang Taehyung dan Jenny dengan masih mengukir senyuman walau ada sesak yang begitu mendalam di dalam sana.  Martin yang serius sarapan tadinya kini menaiki matanya melirik Ello yang masih tersenyum dengan mata sendu yang jelas terlihat sangat tergores luka hatinya saat ini.

Deg...

Deg...

Pertama kali dalam hidupku setelah sekian lama kini perasaan degupan jantung ini kembali berdetak untuk pertama kali aku melihat seorang wanita, batin Martin menatap dalam Ello yang sedang tersenyum dan berdiri diam di belakang Taehyung dan Jenny seperti pelayan rumah pada umumnya melayani majikan mereka makan di meja besar.

Jika suatu saat hati ini merasakan sesuatu aku Ello tidak akan dan takan pernah mencintaimu. Setiap ucapan, sikap kasarmu selama ini padaku tidak akan aku lupakan sampai aku mati, Jika aku mencintaimu yang ada hanyalah dendam dalam diriku untuk menghancurkan hidupmu tuan muda... aku sungguh membencimu...

Bersambung.