"Ken, kamu..." Viola setengah menjerit, detik berikutnya air matanya berkeliaran di pipinya dengan begitu deras.
"Viola, kamu sendiri yang meninggalkanku," bentak Ken tak kalah emosinya.
"Tapi baru beberapa hari kemarin kamu janji akan menceraikannya Ken?"
Ken mendengus setelahnya ia mengusap keningnya karena kepalanya mulai pusing.
"Ken jawab!" teriak Viola histeris, tangisannya semakin menjadi-jadi.
Entah kenapa hal itu membuat ekspresi Ken berubah, ia tidak pernah tega melihat Viola yang sampai menangis seperti itu, bagaimanapun ia pernah bersama perempuan itu selama satu tahun terakhir, maka Ken diam dengan memalingkan mukanya.
Hal itu membuat Viola semakin frustasi dan ia membanting tubuhnya di tempat duduk, menangis tersedu-sedu sambil menutupi wajahnya.