Chereads / Riddle of You / Chapter 8 - Jam dan Bunga VII

Chapter 8 - Jam dan Bunga VII

Pada siang itu, Ben akhirnya menemui ibunya di ruangan pribadinya. Nyonya besar Tomioka selalu memiliki waktunya untuk menyendiri dan menikmati teh hijau yang diraciknya sendiri. Dikarenakan posisinya yang berada di daerah tropis, Nyonya besar Tomioka tidak bisa menikmatinya dengan pohon bunga sakura yang selalu identik di negara asalnya. Sehingga, Nyonya besar itu membuat inner-garden[1] khusus untuk ruangannya sendiri agar bisa ditanami berbagai tumbuhan tropis yang indah dan dia bisa menikmatinya sambil minum teh.

Kebiasaan kuno ini masih dipertahankan olehnya, sebab inilah satu-satunya cara yang bisa membuatnya merasa lebih tenang dan bersyukur.

Dua orang pelayan pribadinya selalu duduk di sekitarnya untuk memantau aktivitas Nyonya besar. Dengan beralaskan tikar bambu dan bantal kecil, Nyonya besar itu duduk dengan menekuk kakinya ke belakang sambil meracik teh hijau di atas meja. Ada penggilas teh yang sedang digunakan, teko air yang dipanaskan di atas kompor kecil di samping meja, beberapa gelas dan mangkuk dari clay yang dicat putih, dan beberapa peralatan lainnya.

Ini sudah menjadi sebuah tradisi. Membuat teh harus bertahap dan perlahan. Dan dirinya tidak pernah mengizinkan siapapun untuk membuatkan teh hijau ini, karena akan merusak cita rasa teh hijaunya. Meskipun itu adalah para tetuanya. Tidak untuk teh pribadinya.

Setelah selesai menumbuk halus, dia menuangkan racikan teh itu ke sebuah mangkuk kecil. Salah satu pelayannya kemudian membantu dengan mengangkat teko air untuknya dan menyerahkannya. Lalu dia menuangkan air itu ke mangkok setengah penuh. Dengan alat khusus dari bambu, dirinya mulai mengaduk-aduk teh tersebut hingga berwarna hijau.

Di sisi lain, Ben sudah menunggu di luar ruangan. Salah satu pelayan pribadi mamanya menahannya sampai proses pembuatan teh selesai. Memang tidak diperlukan waktu yang lumayan lama untuknya menunggu, tapi Ben juga tidak memiliki banyak waktu lagi. Ada hal yang harus dilakukannya sebelum hari mulai gelap. Dan dia percaya bahwa mamanya tidak akan menghabiskan satu jam dengannya, tapi berjam-jam.

Sudah lumayan lama Ben tidak berkunjung ke rumah ini sebenarnya. Dan sudah lama juga dia tidak mengunjungi ibunya. Mungkin sudah dua bulan lamanya. Padahal dia masih tinggal di satu kota yang sama. Kesibukannya bekerja membuatnya harus tinggal di sebuah apartemen di kota agar akses perjalanan ke kantornya lebih cepat juga, dan dia juga dapat bergerak ke sana kemari lebih leluasa. Termasuk untuk menemui Daisy.

Pikiran Ben sekarang berada di percakapan singkat antara dirinya dengan Eli. Ancaman kecil yang selalu tidak mempan kepadanya sekarang menjadi bumerang yang siap menyerangnya. Setiap tolakannya selama bertahun-tahun membuat kesabaran sang ibu habis dan mulai bertindak. Ben yang memang sedikit bandel ini harus mulai untuk melaksanakan apa yang ibunya perintahkan.

Setelah beberapa menit kemudian, si pelayan akhirnya membukakan pintu untuknya. Ada jalan khusus untuk masuk ke inner-garden milik ibunya, yaitu melewati beranda luarnya. Dan Ben harus melewatinya untuk menghormati ibunya.

Ibu Ben, Natsuko Tomioka, telah mempersiapkan teh untuk mereka berdua. Penampilannya sekarang sudah terlihat sedikit berkeriput, tapi dirinya masih terlihat kuat untuk melakukan apapun. Pandangannya selalu tegas, tiap garis di wajahnya juga menggambarkan ketegasan hatinya.

Bagaimanapun keteguhan hatinya, dia selalu melunak jika dihadapkan oleh Bennedict, anak tersayangnya.

Tapi dia sedikit kecewa karena putra keduanya selalu menunda janjinya.

Ben duduk di depan ibunya, tepat di atas bantalan tipis. Dia menatap ibunya sambil tersenyum. Dia juga melihat pakaian yang digunakan mamanya, sebuah kimono berwarna merah. Nyonya besar ini tidak selalu memakai pakaian tradisionalnya. Saat dia pergi untuk acara sosial di luar, dia memakai pakaian modern. Namun saat sedang memiliki waktu sendiri, dia memakai kimono atau yukata. Dan sekarang adalah kimono, tandanya dia sedang merayakan sesuatu yang entah apa itu.

Itulah yang membuat Ben merasa sedikit cemas.

"Mama, Ben sudah pulang." Kata Ben akhirnya.

"Okaerinasai (selamat datang kembali ke rumah)." Jawab ibunya dengan suara lembut. Kemudian dia menuangkan teh ke dalam cangkir di depan Ben.

"Daun-daun sedang berevaporasi, menyiapkan segalanya untuk kita. Dan teh ini sebagai salah satunya yang harus dihargai."

Ben tersenyum untuk berterima kasih atas tehnya dan mulai meminumnya dalam satu teguk.

Satu hal tentang teh hijau jepang, rasanya selalu pahit. Ben selalu menahan rasa itu setiap meminum tehnya. Dia harus melakukannya meskipun dia tidak suka pahit.

Setelah meletakan kembali cangkirnya, Natsuko mulai berkata,

"Kemanakah kau pagi ini?"

Ibunya pasti sudah sangat menantinya.

"Ada urusan pekerjaan di pelabuhan dan beberapa hal di kantor. Tadi, Ben juga menemani Daifuku untuk makan siang dahulu."

Daifuku adalah nama asli Candy. Nama itu diambil dari nama salah satu makanan manis jepang yang terbuat dari tepung beras. Nama Candy sebenarnya hanya nama panggilan yang dibuat oleh Ben padanya. Karena terdengar lebih imut dan sesuai dengan umurnya, kebanyakan orang juga memanggilnya dengan nama Candy. Tapi, jika ada sang nenek, dia harus kembali dipanggil Daifuku.

"Anak itu..." Natsuko menertawai tingkah cucunya. "Dia bilang ingin menunggumu pulang untuk makan siang. Jangan sampai membuatnya kelaparan."

"Maafkan Ben, Ma. Ben tidak tahu kalau Daifuku sampai ingin menunggu Ben agar mau makan siang."

"Sayangnya tadi aku harus keluar untuk menemui beberapa teman. Oh, aku juga mengundang Eri untuk menemaniku di sana."

Oh tidak, ibunya sudah mulai membahasnya.

"Apakah kau bertemu dengan Eri?"

"Ya, aku sudah menemuinya di ruang makan tadi."

"Itu tandanya kau sudah tahu alasan apa yang membuatmu harus menemuiku sekarang, bukan?"

"Ma, tolong berikan Ben waktu lagi."

"Sudah berapa lama kau menipuku, Ben."

Itu terdengar menyakitkan bagi Ben. Dia tidak berniat untuk mendustai ibunya sendiri.

"Kau selalu mengejar wanita itu. Sangat jelas bahwa dia tidak menyukaimu."

Ada sebuah konflik sendiri antara Natsuko dan Daisy, di mana hubungan Daisy dan anaknya selalu dipertanyakan. Apalagi latar belakang Daisy yang kurang baik.

"Daisy hanya masih butuh waktu, Ma. Tidak mudah untuknya memaafkan Ben."

Masih sangat keras kepala. Itulah anak kesayangannya.

Apapun itu, ibunya tidak melihat bahwa Ben yang salah dalam hubungan mereka. Mengetahui di balik layar, Natsuko hanya mewajari halangan di antara mereka berdua dan membiarkannya terjadi. Tetapi, yang membuat Ben menjadi salah adalah karena Ben selalu mengejar-ngejar wanita itu. Entah guna-guna apa yang dipakai wanita itu pada Ben agar terus-terusan mau mengejarnya dan membuatnya menderita. Takutnya, ini yang terburuk, wanita itu ingin balas dendam padanya.

"Untuk berapa lama lagi, Ben? Kau tahu, perusahaan Tomioka juga diperlukan sebuah penerus selanjutnya jika ada yang terjadi padamu sewaktu-waktu. Papamu, dia takkan mau kembali untuk mengurusi hal ini lagi. Tidak sepertiku yang masih sangat peduli padamu dan membantumu mengurusi perusahaan ini. Sehingga aku sangat ingin sekali kalau kau segera menikah dan memiliki keturunanmu."

Keluarga Tomioka sebenarnya sedang dilanda sebuah kutukan yang menurunkan tingkat keberuntungan mereka. Itu bisa dilihat sejak seringnya Elizabeth keguguran, Ben yang masih tidak mau menikah, dan Ian yang masih suka dengan dunianya sendiri. Dan dari itu semua, Natsuko sangat khawatir dengan masa depan perusahaan, terlebih dia juga sangat khawatir dengan Ben.

"Ben akan baik-baik saja." Itu jawaban yang basi. Natsuko sudah bosan mendengarnya.

Apalagi dia merasa kurang nyaman lagi akibat kecelakaan Ben setengah tahun yang lalu. Bahkan di balik baju Ben sekarang, Natsuko bisa melihat bekas lukanya.

"Tidak, anakku. Tidak." Natsuko menyebutkannya. "Aku sudah memutuskannya. Kau harus melepaskan wanita itu dan mulai untuk menemui wanita yang lain. Aku sudah bilang ke beberapa temanku akan ini, dan mereka sangat senang hati membantuku untuk membuat daftarnya untukmu. Kau harus memilih satu di antara mereka semua, atau kau harus melepaskan kursimu sekarang dan bertukar dengan Aaron. Kakakmu itu memiliki keluarga yang harus diurus juga, Ben. Aku tidak ingin kau menjadi sangat egois karena membiarkan Aaron dan Eri tidak bahagia. Apalagi untuk cucuku, Daifuku."

Untuk masa depan keluarga Tomioka, semua harusnya diserahkan kepada Aaron selaku anak tertua. Tapi Ben berhasil membujuk ibunya sendiri agar dia bisa mengambil alih hal tersebut. Yang untungnya tidak membuat perang antar saudara karena warisan itu.

Karena Ben telah dianggap gagal, dia harus bertukar tempat dengan kakaknya sendiri yang lebih bisa menjamin masa depan keluarga.

Tidak ada pilihan lain lagi untuknya sekarang.

"Baik, Ma. Ben akan menemui satu-satu di antara mereka sesuai daftar yang Mama buat."

.

Riddles of You

Jam dan Bunga VII

.

[1] inner-garden adalah taman yang dibuat di dalam rumah.