Kriss menutup surat itu dan memasukkannya kembali ke amplop. Lalu pria paru baya itu membawa surat-surat itu turun dari loteng dan membawanya ke kamar. Lalu, melanjutkan kembali memperbaiki atapnya yang roboh itu.
Berhari-hari Kriss tidak makan dan minum dirinya terus-terusan sibuk memperbaiki atap rumahnya. Sampai seorang wanita tua datang dan memanggilnya dari bawah.
"Nak, kamu itu ngapain toh le!?" teriak wanita tua itu.
Mendengar ada suara memanggilnya Kriss menengok ke bawah dan melihat, ternyata wanita tua tersebut adalah ibunya. Pria paru baya itu pun turun dan menyapa wanita tua tersebut.
"Atap saya hancur buk, makanya saya betulkan..." jawab Kriss lembut.
"Ya, ampun Kriss ya mbo... kalau atap rusak kamu itu panggil orang saja..." sahut sang ibu khawatir.
"Tolong buk, jangan panggil saya Kriss cuman Martha yang boleh manggil saya begitu..." pinta pria paru baya itu lembut.
"Iya nak," jawab sang ibu, wanita itu sangat paham jika putra satu-satunya ini masih tidak bisa menerima kepergian istrinya.
"Sabar nak," rayu sang ibu.
"Sabar apa, memang saya ngapain. Saya kurang sabar apa pertama mandul, sekarang duda terus aja begini mati saya sekalian!" Keluh Kriss kesal.
Wanita tua itu terus menenangkan Kriss namun, terus mengeluh dan tiba-tiba pria paru baya itu merasa jika kepalanya sanga pusing dan pingsan di pelukan ibunya.
Beberapa saat kemudian Kriss terbangun, pria paru baya itu melihat sekeling kamarnya dan melihat ibunya yang mengelus kotak biru itu.
"Kamu tahu nak, Martha dulu taruhan sama ibuk, katanya kamu bakal langsung menemukan kotak itu sehari atau seminggu setelah kematiannya, tapi ternyata sebulan ya..." ucap sang ibu pada kriss.
"Iya buk, ibu menang...." sahut Kriss sendu.
"Padahal ibu pikir Martha bakal sembuh, karena dia wanti yang kuat ternyata justru ibu malah kehilangan dia..." tutur sang ibu.
"Kamu sudah baca?" tanya wanita tua itu mencemaskan Kriss
"Sudah buk, bukannya jadi obat rindu saya malah jadi tambah kangen bu.." jawab Kriss sendu.
"Kamu sudah baca semuanya?" tanya sang ibu.
"Belum bu.." jawab Kriss.
"Kata Martha surat ini akan jadi mantra untuk obat kangen kamu. Jadi bacanya harus sampai 10. Ibu pulang dulu ya nak, kamu sudah ibu masakann sop ayam. Ya, mungkin rasanya beda sama buatan Martha.. tapi kamu harus makan nak. Tadi kata dokter kamu cuman kelelah dama kurang makan aja. Makanya kamu harus banyak makan ya..." tutur samg ibu lalu meninggalkan kamarnya.
Kriss melihat ibunya pergi lalu mengejar ibunya itu kemudian memeluknya.
"Makasih bu.." ucap Kriss.
Wanita tua itu mengangguk lalu pergi meninggalkan rumah pria paru baya itu.
Pria paru baya itu kembali kerumahnya dan hidung mencium aroma bau sup yang nikmat. Pria itu mengambil mangkuk lalu menyajikan sup itu dan membawanya ke kamarnya.
Sambil menyantap sup buatan ibunya, Krids mengambil surat kedua yang di tuliskan oleh istrinya dan membukanya.
"Selamat pagi mas Kriss, atau siang mungkin malam.., saya tebak ya! Sekarang mas Kriss pasti sedang sakit karena terus mikirin saya atau karena gak ada yang mengingatkan mas untuk makan lagi hahaha...."
Kriss mengelangkan kepalanya terkekeh dengan pemikiran istrinya yang seratus persen benar itu.
"Hahaha... Martha.. martha..." guman Kriss.
Pria paru baya itu lalu meletakkan mangkuk suonya di meja laci samping tempat tidurnya kemudia membaca suratnya lagi.
"Mas, mas tahu gak waktu pertama kali mas ngajak saya kencan. Saya itu agak malu loh.. mas, soalnya kan mas itu endeso banget...
Jadi saya pikir penampilan mas pasti bakal norak banget gituloh....
Makanya pas mas nyuruh saya buat milih tempat buat kencan pertama kita saya tuh ragu banget, saya tuh ragu mas kira-kira bakal bisa atau enggak kencan bareng saya atau kira-kira mas bakal bikin malu saya atau enggak.
Jadi, saya nanya-nanya sana sini sama temen-temen mas, dan sama ibu mas kira-kira mas itu suka ke tempat kaya apa? Karena saya gak mau kalau pria yang sangat saya cintai ini di tertawakan oleh orang-orang.
Saya cinta banget sama mas kriss, seperti bulan yang selalu mengelilingi bumi setiap hari. Karena tujuan saya mulai ketika kita berpacaran saya hanya ingin berada disamping mas saja karena saya cinta sama mas kriss.
Bukan karena, apa yang terlihat dari luar. Karena jelas kalau dari luar mas kris gak ada apa-apanya. Mana badan mas kriss kurus kaya papan triplek!! wkwkwk..."
"Iya terus sayang, terus... saya sudah kebal!!" ucap Kriss girang, pria paru baya itu semakin merindukan sosok istrinya yang dia kenal sebagai wanita yang menyenangkan dan juga cantik.
"Tapi karena sejak saya pacaran sama mas Kriss, mas itu selalu perhatian dan baik hari ke saya. Seperti insting saya, mas selalu perjuangin senyum saya. Padahal saat itu saya sangat jarang tersenyum. Mas adalah orang pertama yang membuat saya yang pendiam dan serius ini berubah menjadi sosok seperti sekarang.
Saat itu saya mengajak mas nonton bioskop karena kata ibu mas, Mas suka nonton film james bond. Saat itu saya berpikir bahwa pria katro pun punga selera!! Hahaha...
Padahal saya sudah bilang janjinya jam 16.00, tapi mas malah datang jam 15.00 kerumah saya. Terus waktu itu saya belum siap lagi, kan saya malu... pas saya tanya kenapa datangnya cepat banget.
Mas memberikan jawaban yang membuat saya terpukau sama Mas Kriss. Mas saat itu mengakatakan "Bahwa sebagai seorang pria kewajibanku adalah menunggu seperti Adam menantikan Hawa begitu pula saya akan menantikan kamu," Perepuam mana mas, yang enggak kelepek-kelepek denger jawaban mas.
Mana sorot matanya gak ada gombalnya sama sekali tulus banget. Dan lagi saat itu untuk pertama kalinya mas gak pakai celana kodok dan rambutnya di bela saming terus pakai jaket jeans sama bawa motor vespa. Wah!! saya terpesona banget saat itu.
Mas itu ternyata kurus-kurus gagah juga tahu mas. Saya bangga deh sama mas.. terus poni mas gak dibelah dua lagi jadi mas ya.. gak jelek-jelek amat ternyata hahaha...
Terus pas mas ngajak saya naik motor saya inget mas bilang begini ke saya. "Hari ini kita naik motor dulu ya, saya janji tahun depan nanti kita naik mobil. Jadi, kamu enggak akan kepanasan dan kehujanan" saat itu tidak merasakan kebohongan atau sebuah janji palsu dari kata-kata itu. Yang saya rasakan adalah janji seorang pria yang pasti ditepati. Dan saya benar bahkan, bukan tahun depan lagi mas. 6 bulan kemudian mas datang ke rumah saya bawa mobil...
Saat itu tambah kagum sama mas bukan kareja mobilnya, tapi karena mas menepati janji mas lebih cepat dari yang kas janjikan dan saya sangat bangga bisa mengenal pria yang sangat menghargai janji seperti mas.
Mas terlihat gagah setiap kali mas mengatakan kata-kata terhadap saya, mas itu jarang bicara. Tapi sekali mas mengatakan sesuatu tidak ada satu pun kalimat yang sia-sia dan tidak berarti. Itulah yang membuat mas terlihat gagah dibalik tubuh kurus kering itu hahaha...
sudah ya.. mas! nanti lagi, sekarang makan dulu. Ibu sudah saya kasih resep masakan saya, jadi makannya yang lahap ya mas.
besok lagi ya mas ya....
Salam hangat,
Martha Sari Dewi.