"Huh!" Abel menghela napas berat.
"Kenapa?" tanya Dirga.
"Apa gue gugurin aja ya bayi ini?" Dia menunduk dalam sambil menyentuh perut ratanya.
"Mau masuk neraka, Lo?" Dirga tiba-tiba merasakan jantungnya berdegup begitu cepat.
"Seenggaknya, gue ngerasain penderitaan di neraka doang," celetuk Abel, ngawur tanpa dipikir dulu.
Akhirnya Lia datang sehingga pembicaraan mereka terhenti. Setoples keripik kentang dan tiga cup salad buah yang masih berembun karena baru keluar dari kulkas.
"Coba ada bakso hujan-hujan begini," lirih Lia seraya menaruh makanan tersebut di meja.
"Minta bebebnya beliin dong," sahut Abel sambil melirik Dirga.
Seketika cowok itu memasang raut kalem seakan tidak mengerti apa yang sedang dibahas mereka berdua.
Sedangkan Lia menarik sebelah bibirnya, lalu menjatuhkan diri di sofa panjang yang Dirga tempati. Dia menepuk lutut Dirga dan tersenyum lebar kepadanya. "Beb, mau bakso …," ucap Lia manja.