Lia melirik jam tangannya yang sudah menunjuk pukul empat sore. Dia berdiri di depan kasih karena menunggu Abel membayar belanjaan. Begitu selesai, mereka keluar dari market yang cukup besar itu dengan menenteng dua buah kantong belanjaan.
"Li, anterin gue ke sebuah tempat ya," ucap Abel sebelum motor itu melaju.
"Kemana lagi, Bumil?" tanya Lia seraya memakai helm.
"Ke dokter kandungan," jawabnya. Kemudian menahan senyum karena Lia sedang tidak melihat kebohongannya.
"Ya udah, ayo," sahut Lia.
Beberapa kilometer dari market tadi, mereka mendapati sebuah rumah sederhana di mana terparkir satu mobil dan satu motor di depan halamannya.
Lia telah memberhentikan motor tepat di samping mobil hitam itu. Namun, ketika turun dan memperhatikan mobil serta motor di sampingnya, mereka berdua merasa tidak asing.
"Mobil Dani?" pikir Abel.
"Ini 'kan motor Dirga," batin Lia.
