Nurlena menyambut kedatangan mereka dengan ramah. Elang memakai setelan jas hitam dengan kemeja putih tanpa memakai dasi. Karena hanya acara lamaran, laki-laki itu tidak memakai dasi, dan hanya berpakaian formal saja.
"Mari masuk," ucap Nurlena setelah menyalami tamu.
"Terima kasih," ucap Bahar, ayah tiri Elang.
Bahar sudah seperti ayah kandung bagi Elang. Laki-laki itu sangat baik dan penuh kasih sayang, hingga laki-laki itu tidak merasa kurang kasih sayang seorang ayah, meski dia sudah ditinggalkan ayah kandungnya sejak ia kelas enam sekolah dasar.
Sikap ramah Bahar berbanding terbalik dengan sikap Poppy, ibu kandung Elang. Sejak datang, ia terus melirik ke arah Astari yang memakai baju kebaya putih. Lalu, ia menatap ke arah Ve yang memakai kebaya pink.
'Yang mana yang namanya Astari? Aku harap, dia bukan gadis lumpuh itu.' Poppy menggumam sambil tersenyum ke arah Ve dengan manis. Namun, saat menatap Tari, Poppy tersenyum sinis selah sedang merendahkan gadis itu.