"Kamu lihat sendiri kan? Ve dan Rexy sudah sangat dekat. Itu hanya tinggal menunggu waktu ,sampai Ve meninggalkanmu dan menerima Rexy."
"Aku sudah bersabar sejak tadi karena aku aku masih memandang Ve, tapi mulutmu memang sangat kotor, dan aku tidak bisa membiarkannya begitu saja." Andika mencengkram kerah jaket yang dipakai Putra. Kesabarannya memiliki batas dan ia sudah mencapai puncaknya batas kesabarannya.
Andika mengayunkan tangannya dan berusaha memukul wajah Putra. Namun, belum sempat tangannya menyentuh laki-laki itu, ada tangan lain yang lebih dulu memukulnya. Putra tersungkur ke lantai dengan sudut bibir yang mengeluarkan cairan merah dari sela-sela giginya.
Keributan itu membuat Ve dan Rexy menoleh seketika.
"Putra!" pekik Ve dan Rexy bersamaan. Mereka bergegas lari menghampiri Andika. Sesuatu membuat gadis itu menutup mulutnya. Bukan Andika yang memukul Putra, tetapi Jay.