Andika merasa jauh lebih baik setelah mendengar penjelasan Ve. Ia bahkan bisa menangani rasa traumanya, meski itu karena ada Ve di hadapannya. Setidaknya ia tidak sampai menyakiti Ve seperti pertama kali gadis itu datang ke rumahnya.
"Dika! Ibu ingin bicara," kata Nurlena saat Andika sedang berjalan menuruni tangga.
"Ada apa, Bu? Apa membutuhkan sesuatu?" tanya Andika dengan tenang.
Ia sudah berjanji untuk menjamin semua kebutuhan anak-anak panti selama mereka tinggal di rumahnya. Laki-laki itu tidak akan mengingkari janji. Namun, Nurlena tidak membutuhkan apa pun.
"Bukan. Ada hal lain yang ingin ibu bicarakan denganmu."
Andika berubah serius karena wajah ibu angkatnya terlihat sangat serius. Ia mengajak Nurlena ke ruang kerja, lalu menutup pintunya. Jika wanita paruh baya itu ingin bicara berdua, artinya masalah yang ingin disampaikan pada Andika sangat penting.
"Duduk, Bu."
"Terima kasih."
