Astari dan Elang duduk berhadapan dengan Nurlena. Wajah mereka tertunduk. Namun, mereka tidak merasa memiliki salah.
"Kalian tahu salah kalian apa?" tanya Nurlena dengan tatapan tajam.
"Tari tidak merasa punya salah, Ma. Kami …."
"Tari tidak salah, Tante. Elang yang salah karena mencium Tari. Tapi, Elang tidak ada maksud untuk melecehkan putri Tante."
"Lalu? Apa maksudmu mencium putriku di depan rumah? Kalau ada orang lain yang melihat, mereka bisa mengatakan hal buruk tentang putriku. Apalagi jika suatu saat kau pergi meninggalkannya, dia pasti jadi bahan cemoohan banyak orang," ucap Nurlena dengan nada tak suka pada Elang.
"Maafkan Elang, Tante. Tapi Tante harus percaya, Elang tidak akan meninggalkan Tari," ucapnya tegas.
"Dia cuma gadis yang tidak sempurna. Kau akan menyesal jika menikahinya."