Sembilan belas tahun kemudian...
Menatap seorang yang penuh dengan pesona yang memabukkan. Kedua matanya memancarkan sebuah panah asmara hingga membuat jiwa semakin meronta-ronta. Gairah cinta mulai memuncak hingga aliran darah begitu deras.
Kilah matanya begitu tajam sekali bagai elang yang siap menerkam. Dalam sebuah hati gadis belia itu mulailah bertanya. "Siapa cowok berkaus merah yang memiliki pesona begitu memabukkan? Dia begitu tampan hingga memabukkan jiwa-jiwa yang sepi."
Gadis itu seperti terkenal sihir dengan pesona dari pria berkaos merah yang sedang duduk-duduk sambil memancarkan cahaya senja terindah. "Bukan hanya sekedar indah namun dia terlalu tampan sekali. Jatuh cinta tidak membutuhkan sebuah alasan. Namun cinta membakar bara api hingga membara. Siapakah kamu?"
Pesona pria itu begitu indah seperti mentari pagi yang bersinar. "Mungkinkah kau keindahan yang sengaja Allah ciptakan," gumamnya.