Setelah Suyu mengantar berkas dan meninggalkan ruang guru, Suyu kembali ke kelas bertemu dengan teman kecilnya.
Sampai dia baru melangkah dua kaki, pengelihatannya menjadi kabur dan terakhir dia ingat wajah terkejut teman kecilnya dan secara reflek menangkapnya.
Terakhir juga merasa ada yang mengalir dari kepalanya dan kakinya terasa sangat berat.
Ketika Su Yu bangun, dia sudah berada di rumah sakit. Dia di tanyai oleh teman kecilnya dia hanya bilang bahwa dia terjatuh dari tangga.
Selama 2 hari akhirnya Suyu pulang ke rumah. Butuh seminggu untuk membuka plester di kakinya, jadi selama seminggu dia selalu mengutuk orang itu.
Semenjak saat itu, jika melihat Xi Yan dia akan menghindar atau bersembunyi alasaannya adalah dia sangat tidak suka dengan orang yang kasar itu.
Xi Yan tidak pernah bertemu dengan pemuda cantik itu lagi tetapi dia merasa bersalah tentang yang lalu dan dia merasa sangat bosan akhir-akhir ini.
Seharusnya dia bersyukur tidak melihat pemuda cantik itu tetapi entah apa yang dia lakukan terasa sangat membosankan.
Dia bercerita tentang hal itu kepada temannya Guo Feng dan Guo Feng merasakan sesuatu (meramal) awalnya ia bercanda tetapi itu tidak di sangka menjadi kenyataan.
Guo Feng : "Oh.. Jangan terlalu membenci itu buruk, aku tahu tentang itu tetapi bisa jadi benci menjadi cinta haha.."
Guo Feng : "Setelah membencinya kamu akan jatuh cinta padanya dan kalian akan bersama.."
Xi Yan : "Itu tidak mungkin"
Guo Feng : "Mari kita lihat"
Xi Yan memutar matanya, itu tak akan pernah terjadi di masa depan dan saat ini.
Xi Yan mengingat tentang masa kecilnya kenapa dia sangat membenci kecantikan.
Waktu itu Xi Yan berumur 8 tahun, dia memiliki ibu yang cantik dia baik tapi suatu ketika ibunya berubah.
Ibunya selalu membawa pria lain ke rumahnya di saat ayahnya sedang tidak ada di rumah, orang di rumah selalu di bukam oleh ibunya.
Banyak pria yang mengunjunginya dan selalu berada di kamar utama setiap datang. Itu berlangsung dari seminggu sekali menjadi setiap hari dan pria itu selalu berganti-ganti.
Tapi suatu ketika Xi Yan mendapatkan prestasi pertama kalinya dia ingin menunjukannya pada orang tuanya, ayah memujinya dan memberikan dia hadiah dan ketika ia ingin memperlihatkan kepada ibunya.
Xi Yan pergi ke ruang kamar utama, pintunya tidak tertutup rapat dan ada suara-suara yang membuat Xi Yan penasaran jadi dia mengintip.
Xi Yan terkejut melihat hal itu meski gelap tapi ia tahu tentang hal itu dan dia pergi ke kamar mandi untuk muntah.
Kepala pelayan tak sengaja melihat hal itu dan menghiburnya. Kepala pelayan sudah lama tahu hal ini dan dia hendak melaporkannya tetapi selalu terhalangi.
Kali ini tidak lagi karna dia telah melihat tuan mudanya melihat hal yang tidak senonoh kesabarannya sudah mencapai puncak.
Kepala pelayan memeluk Xi Yan dan bergumam dengan tak sengaja.
Kepala pelayan : "Kecantikan bisa mengalahkan siapa saja dan di terima siapa saja, kecantikannya adalah kejahatan. Tuan sangat menyukai wanita itu, tetapi wanita itu berubah menjadi iblis"
Saat ayah nya pulang, Xi Yan dapat melihat ibunya yang memakai topeng dan dia mengingat hal itu membuat dia mengigil (phobia).
Ketika semuanya tidur, Xi Yan bangun karna haus dan setelah ia melangkah kembali, ruang kerja ayah tidak tertutup rapat, mendengar suara ayahnya dia mengintip.
Ayahnya marah dengan ibunya. Ayah membenci seorang wanita cantik dan Xi Yan membenci kecantikan sejak saat itu. Ayah dan ibunya bercerai karna masalah selingkuh.
Setelah itu setahun berlalu ayahnya membawa seorang wanita wajahnya rata-rata dan dia baik hati. Tapi semenjak saat itu Xi Yan berubah menjadi dingin terhadap wanita dan kecantikan.
Dia belajar menilai orang lain mana buruk dan baik. Wanita itu baik tetapi dia tetap tidak menyukainya karna dia wanita. Melihat ayahnya bahagia dia hanya bisa membiarkan ayahnya bahagia.
Sebulan kemudian mereka menikah dan memiliki seorang anak laki-laki. Adiknya tampan, ceria dan baik hati seperti ibunya. Sifat kakak dan adik seperti api dan es.
Adik yang mencari perhatian sang kakak dan kakak yang selalu sibuk tetapi dia juga meluangkan waktu untuk keluarganya meski gunung es tidak mencair.
Semenjak kejadian itu Xi Yan membenci kecantikan. Melihat wajah cantik Suyu membangkitkan ingatan masa lalunya. Benar, dia salah tentang hal itu tetapi dia membencinya.
Setiap melihat wanita dia selalu menghindari mereka tidak menyentuh mereka atau di sentuh. Ya, dia suka wajah cantik tetapi dia juga membencinya.
Dia tidak pernah dekat dengan wanita kecuali kakak sepupunya, jadi setelah dia beranjak remaja dia tahu dia phobia dengan wanita meski tidak parah.
Dan juga dia tahu bahwa dia homoseksual mungkin karna pengaruh masa lalu. Dia memiliki pacar (boyfriend) tetapi dia cepat bosan, karna mereka tampak sangar.
Tidak ada yang menarik dia hanya berkencan dengan mereka dia hanya penasaran memiliki pacar tetapi setelah memiliki 2 atau 3 mantan pacar akhirnya berhenti. Alasannya tidak ada yang menarik, membosankan.
...
Hari ini adalah pelajaran kelas kimia. Ada tugas kelompok dan kebetulan Suyu dan Xi Yan satu kelompok.
Suyu kesal dan Xi Yan berwajah gelap. Tapi mau bagaimana lagi mereka harus mengerjakannya sebagai kewajiban.
Mereka pergi ke lab kimia meneliti zat, unsur dan berbagainya. Pasti ada yang mencolok dengan penampilan mereka yang memekai jas pelindung dan sarung tangan putih. Ini terutama penampilan Lu An dan Xi Yan dia terlihat seperti profesor di tambah dengan kacamatanya. Jika kacamatanya di lepas maka mereka akan melihat seorang pangeran.
Dan Lu An jangan di bilang dia sangat tampan memakai apa pun di tubuhnya. Di sisi lain adalah Suyu dia terlihat seperti profesor muda yang cantik tetapi karna kehadirannya yang redup hanya ada sedikit yang memperhatikannya.
Jadi kedua orang ini mendapatkan urutan baris bagian belakang. Mereka berdua tidak berkomunikasi tetapi mereka mengambil masing-masing tugas dalam diam.
Sangat aneh tampa komunikasi mereka berkerja dengan baik tidak itu lebih baik seperti mereka memiliki pemahaman yang diam.
Ini juga tidak di sadari oleh kedua orang tersebut. Mereka berdualah yang cepat selesai, Xi Yan meletakan semuanya dan Suyu kembali memeriksa.
Xi Yan melihat observasi Suyu. Ya dia sangat teliti dan hati-hati seakan apa pun yang dia pegang adalah harta yang berharga.
Setiap gerakan Suyu, Xi Yan selalu melihatnya dia tidak bosan malah merasa baik. Dalam hati Xi Yan selalu berkata : baik itu benar, eh.. Bukan di situ, oh iya benar.
Ketika ia berpikir begitu dia sendiri terkejut, dia tidak pernah begitu. Ketika Xi Yan melihat Suyu yang sedang kesusahan akhirnya Xi Yan tidak tahan dan membantunya. Pasti Suyu terkejut tetapi tetap melanjutkannya.
Xi Yan : "Yang ini harus di gabungkan.. Benar seperti itu. Selesai"
Suyu : "Oh.."
Suyu tersenyum sambil melihat benda yang dia pegang : "Terima kasih.."
Xi Yan dapat melihat senyum cerah Suyu, entah kenapa hatinya geli. Ini juga perasaan baru yang tidak pernah ia rasakan.
Jadi semenjak saat itu Xi Yan bergabung lagi dengan tanggung jawabnya sebagai wakil kelas alasannya adalah dia penasaran dengan perasaan yang ia rasakan di lab waktu itu dan perasaan itu hanya saat dia melihat Suyu.
Suyu malah tidak peduli dia kembali atau apa yang penting dia tidak terganggu atau kasar. Tidak, bisa di bilang dia melupakannya.
Sejak saat itu Xi Yan memperhatikan Suyu dan tentang perasaan ini dia ingin mempelajarinya, ini perasaan yang menyenangkan sehingga dia lupa alasan dia membenci kecantikan.