Gamma naroh gitar dipangkuannya, cowok itu bahkan nggak mainin gitar itu sama sekali setelah keluar dari ruang musik, "Kenzo sialan kenapa harus ngomong kalo gue lagi ngeliatin Raina didepan orangnya langsung sih, malu-maluin gue aja." gerutunya.
Cowok itu ngelepas topinya dan mengacak rambutnya asal membuat beberapa cewek yang lewat di depannya memekik kegirangan, "Kenapa mata gue seakan terkunci dan nggak bisa lepas sedetik pun dari Raina ya, tapi gue akuin kalo Raina emang cantik banget sih." ujarnya setelah itu menggelengkan kepalanya, "Enggak-enggak, Gamma lo ngomong apaan sih. Yakali gue langsung suka sama Raina, gue kan baru aja kenal sama dia."
"Rain, masa Haidar bela-belain beliin roti kesukaan lo saat dia aja mau pergi ke Bandung, sumpah deh tuh anak baik banget perhatian lagi sama lo."
Samar-samar Gamma ngedenger suara Carissa dari arah belakangnya.
"Haidar emang kayak gitu orangnya, Ris. Kemanapun dia pergi pasti inget sama aku, misal ke indoapril nih terus liat ada makanan kesukaan aku dia langsung beliin buat aku." sahut Raina.
"Coba aja Haidar orangnya nggak pecicilan pasti gue mau jadi pacar dia."
Raina cuma bisa ngegelengin kepalanya.
"Abis ini kita mau ke kelas atau mau kemana dulu? Ke perpustakaan dulu kali ya." usul Carissa.
Raina yang baru selesai memakai sepatunya menoleh, "Boleh tuh, kayaknya perpustakaannya juga udah dibuka deh."
Carissa mengangguk, "Eh-eh Gamma tuh." ujarnya saat nangkep punggungnya Gamma.
Mendengar namanya disebut sama Carissa, Gamma langsung memegang gitarnya yang tadinya cuma dipangku dan memainkannya asal.
"Rain, mau tau kalo Gamma suka sama lo nggak?." bisik Carissa pada Raina yang langsung dihadiahi sebuah cubitan ringan pada lengannya.
"Kamu apa-apaan sih, baru juga ketemu mana mungkin dia langsung suka sama aku." lirih Raina.
Carissa merotasikan kedua bola matanya lalu mendorong tubuh Raina mendekat pada Gamma.
"Rissa, kamu apa-apaan sih gimana kalo tadi kena Gamma." omel Raina pelan sambil melirik kearah punggung Gamma takut.
Carissa cuma bisa terkekeh, "Ajak ngobrol sana." suruhnya.
Raina justru menggelengkan kepalanya lalu memutar langkah berjalan mendekati Carissa.
"Loh Raina."
Carissa sama Raina langsung noleh ke Cashel yang keliatannya baru dateng, Gamma juga langsung berhenti mainin gitarnya saat mendengar temannya itu manggil Raina.
"Temennya Raden bukan?."
Dua cewek itu ngangguk, "Iya."
"Lo tadi mau manggil Gamma bukan?." tanya Cashel sambil naikin sebelah alisnya.
Carissa langsung masang badan didepan Raina, "Iya, tapi Rainanya nggak berani tuh mau manggil Gamma."
"Kamu apa-apaan sih." Raina makin sebel sama sikapnya Carissa, "Enggak kok tadi-"
"Gamma." panggil Cashel ke Gamma yang lagi duduk munggungin dia.
Yang dipanggil namanya langsung noleh ke belakang, mukanya biasa aja pas ngeliat tiga orang di belakangnya karena cowok itu udah tau dan sengaja nguping pembicaraan Carissa, Raina sama Cashel meskipun pura-pura main gitar.
"Apa?." tanya Gamma sok keren.
Cowok yang mukanya ada keturunan China itu jalan mendekati Gamma dan nepok pundak temennya itu sekali, "Raina nyariin lo tuh, udah tau Raina belom kalo belom-" ucapan Cashel berhenti saat Gamma tiba-tiba berdiri.
"Gue udah kenal kok sama dia, temennya Haidar kan." jawabnya sambil melirik Raina yang ada dibelakang Carissa.
Mengetahui hal itu Carissa langsung berdiri dibelakang tubuh Raina.
"Iya, yaudah kalo gitu gue ke dalem dulu ya." setelah memanggil Gamma, Cashel langsung pamit undur diri dari hadapan Carissa, Raina sama Gamma.
"Ehm Rain kayaknya gue juga ada urusan mendadak nih sama Karina buat ngerjain tugas bareng."
Raina mengernyitkan dahinya, "Bukannya Karina itu keponakan kamu yah dan dia juga masih kecil. Kamu pasti bohongin-"
"Enggak-enggak pokoknya aku ada urusan sebentar, byee Raina." cewek itu langsung berlari meninggalkan Gamma sama Raina yang berdiri didepan ruang musik.
Raina hendak menyusul Carissa namun hatinya ngerasa nggak enak karena pergi gitu aja nggak pamit sama cowok yang udah berdiri didepannya itu.
"Kamu nyariin aku?."
Kening Gamma mengernyit mendengar perkataan yang baru aja keluar dari mulutnya, "Kamu?" gumamnya.
Cowok itu heran sendiri kenapa saat liat Raina ngomongnya jadi sopan banget pakek aku-kamu biasanya juga pakek lo-gue.
"Eng-Iya."
Ada rasa senang saat Raina emang bener-bener nyariin dia, Gamma pikir kalo tadi cuma akal-akalan Carissa doang eh ternyata enggak, "Ada apa?."
Raina melirik Gamma yang tengah menatapnya penuh tanya, Raina akui kalo Gamma emang ganteng dan tipe cowok yang keren namun Raina terus meyakinkan dalam hatinya kalo dia cuma sekedar kagum aja sama kegantengan Gamma.
"Ada perlu apa kamu nyariin aku, Rain. Ada yang mau diomongin?." tanya Gamma lagi.
"Ehmmm... Tadi kamu keberatan ya karna ada aku didalem?." tanya Raina penuh dengan kehati-hatian membuat Gamma heran.
"Kenapa nanya gitu?."
"Kata Kenzo tadi kamu ngeliatin aku terus jadi ya aku pikir kamu keberatan ada aku disana."
Gamma terkekeh lalu melipat kedua tangannya didepan dada, "Coba aku tanya sama kamu ya, siapa yang udah ngajak kamu masuk ke ruang musik tadi?."
Raina menatap Gamma, "Kamu."
"Aku kan yang ngajak?." Raina ngangguk, "Itu artinya aku nggak keberatan ada kamu di sana."
"Tapi-"
"Alasan aku ngeliatin kamu terus karna kamu tuh cantik banget, baru pertama ini aku ngeliat wanita muslim yang cantiknya kebangetan kayak kamu." ujarnya jujur membuat kinerja jantung Raina berdebar dua kali lipat.
"Okey. Emang cara aku mengagumi kecantikan kamu mungkin ngebuat kamu nggak nyaman kkk karna ya omongan aku frontal banget dan aku minta maaf atas hal itu." imbuh Gamma lagi.
Raina mengibaskan tangannya didepan wajah Gamma, "Jangan. Jangan minta maaf kayak gitu sama aku, aku nggak papa kok cuma tadi aku ngiranya kamu keberatan ada aku disana hehe ternyata enggak."
Gamma menggelengkan kepalanya dua kali lalu tersenyum, "Kamu itu lucu juga ya."
Raina tersenyum tipis, "Haidar pernah ngomong sama aku kalo kamu orangnya pinter main alat musik ya?." tanya Raina random.
Gamma langsung tersenyum mendengar pertanyaan Raina, cowok itu tau banget kalo Raina mencoba mencari topik pembicaraan dengannya, "Ehmm gimana kalo kita ngobrolnya sambil duduk aja biar enak gitu." tawar Gamma pada Raina.
"B-boleh, mau duduk dimana?."
"Disini aja." Gamma udah duduk duluan di tempat teras depan ruang musik lalu menepuk space disebelahnya buat nyuruh Raina duduk disana.
Raina sedikit membuat jarak antara duduknya sama Gamma, "Jadi kamu beneran jago main alat musik?." tanyanya saat melihat Gamma mulai metik senar gitarnya, "Maaf kalo aku terkesan sok deket sama kamu karna aku bingung mau ngobrol apa, jadi ya gini... sebenarnya tadi cuma akal-akalan Carissa aja supaya aku ngobrol sama kamu-"
Gama tertawa pelan mendengar perkataan jujur dari Raina, "Jadi kamu terpaksa nih ngobrol sama aku?."
"Engga, Gamma. Setelah aku pikir-pikir kayaknya kamu orangnya asik diajak ngobrol jadi yaudah."
Gamma menganggukkan kepalanya paham, "Aku emang orangnya asik tauk. Karna kita baru kenal aja jadi ya canggung gini."
Raina mengangguk kepalanya setuju, "Iya."
"Kamu udah lama temenan sama Haidar?." tanya Gamma menolehkan kepalanya pada Raina yang tengah mainin resleting tasnya dan itu membuat Gamma gemas, "Kalo lagi diajak ngomong tuh di liat orangnya dong, Rain." Gamma langsung melebarkan senyumnya saat Raina menoleh padanya.
"Iya hehe, maaf kalo kamu nggak nyaman-"
"Nggak-nggak, justru aku ngerasa kalo kamu yang nggak nyaman ngobrol berdua gini sama aku."
Raina menggelengkan kepalanya, "Aku cuma nggak biasa aja ngobrol berdua gini sama cowok kecuali Haidar sama Raden."
"Keliatannya kalian deket banget ya, temenan atau pacaran?."
Setelah beberapa saat tidak mendengar jawaban dari Raina, Gamma mengerutkan keningnya, "Kenapa kamu diem aja, aku nanya hubungan kamu sama Haidar. Kalian pacaran?." tanya lagi.
Melihat Raina yang hanya diam saja membuat Gamma yakin kalo Raina emang punya hubungan sama Haidar.
Gamma langsung berdehem dan mulai memainkan gitarnya mengabaikan Raina, entah kenapa setelah Gamma bertanya tentang kedekatan Haidar sama Raina dan tidak mendengar jawaban apapun dari cewek itu membuat mood Gamma tiba-tiba memburuk.