"Ya makanya aku sangat utang budi padanya semenjak Hana menyelamatkan ku," ucap Renata.
"Eh btw, kamu bisa berantem? kalau bisa, kenapa kamu gak lawan saja si pria yang mau melecehkan mu?" tanya Leon dengan wajah polos. Renata menatap Leon dengan wajah datar ketika mendengar pertanyaannya Leon.
"Ish bagaimana aku bisa melawan jika tubuhku diikat semua seperti mumi!" ketus Renata yang merasa jengkel dengan Leon.
"Ah iya, benar juga sih," singkat Leon seraya tertawa.
***
Terlihat Leon berjalan keluar dari kelas. Dibelakangnya terdapat siswi-siswi SMA yang sepertinya mengidolakan Leon. Akan tetapi Leon tidak menyadari hal tersebut.
"Hmm padahal aku niat bersekolah disini hanya untuk bisa dekat dengan Hana. Tetapi justru Hana malah kabur-kaburan seperti ini," batin Leon yang agak kesal dengan Hana. Tak lama setelah itu, tiba-tiba saja dari arah depan sebuah roti dilemparkan kearah Leon. Untungnya dengan sigap Leon menangkapnya.
Leon yang semula berjalan seraya menundukkan kepalanya itupun kini mendongak dan menatap kearah depannya. Dan ternyata...
"Kenapa melamun seperti itu? itu kan sangat berbahaya," ucap Hana yang kini berdiri dibawah pohon. Hati Leon yang semula sedih kini berbunga-bunga ketika melihat Hana.
"Ah Hana! maafkan aku. Maafkan aku," ujar Leon seraya membungkukkan tubuhnya. Siswi-siswi yang mengikuti Leon sebelumnya merasa sangat-sangat terkejut melihat tingkah laku Leon pada Hana. Meski begitu mereka juga senang karena saat itu Leon terlihat imut.
"Leon," panggil Hana. Leon yang membungkukkan tubuhnya itupun kini kembali berdiri tegap lalu berdiri disampingnya Hana.
"Ya, Hana. Ada apa?" tanya Leon seraya tersenyum manis.
"Ish kamu ini sebenarnya kenapa sih? masih waras kan?" tanya Hana dengan nada kesal. Leon hanya mengangguk pelan ketika mendengar pertanyaan Hana. Hana menghela nafas kemudian berbicara.
"Apakah kamu mengambil gelang ku?" tanya Hana dengan suara pelan. Leon dengan spontan menggelengkan kepalanya ketika mendengar pertanyaan Hana.
"Mana mungkin aku mengambil gelang mu, aku saja tidak tahu bagaimana bentuknya dan warnanya," jawab Leon. Hana menatap Leon dengan tatapan curiga. Tetapi setelah itu iapun kembali bicara.
"Hmm begitu ya? baiklah berarti gelang ku jatuh di jalan. Aku harus segera temui nya!" ucap Hana yang kemudian berlari keluar dari area sekolah. Melihat Hana yang berlari pergi dari sana, Leon pun segera mengejarnya.
***
Kini Hana terlihat berada di atas atap suatu rumah. Ia duduk disana seraya memandangi pemandangan dibawah. Tak lama setelah itu, datang Leon yang ngos-ngosan. Hana geleng-geleng kepala ketika melihat Leon yang datang itu.
"Aduhhh aku lelah mencari mu ternyata kamu duduk santai disini," ucap Leon yang kemudian duduk disampingnya Hana.
"Salah sendiri mengikutiku. Sudah kubilang aku tidak memerlukan bantuan siapapun," ujar Hana dengan wajah datar dan nada bicaranya yang dingin.
"Ish kenapa sih kamu selalu saja dingin terhadap siapapun. Bahkan pada pada asisten sekaligus calon suamimu, kamu juga bersikap dingin," kata Leon yang mengomentari karakter nya Hana.
"Kalau tidak suka, ya gak usah dekat-dekat dengan ku. Cari saja orang yang sesuai dengan tipe mu. Lagipula aku juga tidak tertarik menjadikan mu asisten apalagi calon suami," tutur Hana. Leon memanyunkan bibirnya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Hana.
Setelah itu iapun memandangi pemandangan dibawah dari atas atap rumah orang.
"Hmm kenapa sih bicara mu itu selalu saja gak enak? bahkan sahabat dekatmu itu sering tersinggung dengan ucapan mu," cakap Leon. Hana hanya diam ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Leon.
Leon yang semula memandangi pemandangan dibawah kini menoleh Hana yang hanya diam seraya menundukkan kepalanya.
"Aku sudah begini sejak aku lahir. Jadi aku tidak akan bisa mengubah karakter yang ada pada tubuhku," singkat Hana. Leon memasang wajah datarnya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Hana. Lalu iapun menjawabnya.
"Kata siapa kamu tidak bisa mengubah karakter mu? bisa kok tetapi yang harus melakukannya itu dirimu sendiri!" tegas Leon. Hana hanya diam ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Leon.
"Oh ya, Hana. Apakah kamu ada tugas baru yang harus membutuhkan seseorang? kalau ada, yuk kerjakan sekarang bersamaku. Aku siap mendampingi mu dan membantu mu," ucap Leon seraya tersenyum. Hana menatap Leon kemudian iapun angkat bicara.
"Sebenarnya kamu siapa sih? kenapa kamu bersikap sangat baik padaku padahal aku selalu dingin padamu. Katakan yang jujur! kamu itu siapa?!" tanya Hana seraya memukul atap rumah. Leon tersenyum kemudian menjawabnya.
"Aku ini adalah calon suamimu," jawab Hana seraya tersenyum. Mendengar jawaban Leon membuat Hana merasa kesal tetapi Hana memutuskan untuk memendam nya.
"Aku mau pulang ke rumah saja. Masih banyak tugas yang harus ku kerjakan," singkat Hana yang kembali melompat turun dari atas atap rumah orang. Setelah itu iapun berjalan pergi dari sana.
Leon tersenyum ketika melihat Hana yang kini berjalan pergi dari sana.
"Hmm aku akan berusaha yang terbaik agar bisa mendapatkan hatimu!" batin Leon seraya tersenyum. Setelah itu Leon melompat turun dari atas atap rumah lalu segera pergi menjauh dari sana.
***
Keesokan harinya...
Terlihat Leon baru saja sampai di sekolah. Ia keluar dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam sekolah. Ketika masuk, terlihat siswi-siswi membahas sesuatu tetapi bukan tentang dirinya. Tak hanya siswi-siswi saja yang bertingkah aneh tetapi siswa-siswa juga begitu.
Mereka sibuk sekali menyiapkan sesuatu di sebuah kelas yang ternyata adalah kelas Leon dan Hana. Leon tampaknya penasaran dengan apa yang mereka siapkan.
Iapun berlari menuju kelasnya tetapi ketika ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas, salah seorang kakak kelas mencegatnya.
"Eits Dek, jangan masuk dulu ya," ucap salah seorang kakak kelas yang mencegat Leon. Leon pun menatapnya dengan tatapan tajam setelah itu iapun berbicara.
"Memangnya kenapa jika saya masuk kedalam kelas? lagipula ini kan kelas saya bukan kelas kakak!" ketus Leon dengan raut wajah datar.
"Iya saya tahu tapi tolong, Dek. Turuti perkataan kakak ya," jawab kakak kelas itu. Leon menggelengkan kepalanya kemudian iapun mendorong kakak kelas itu hingga kakak kelas tersebut jatuh tersungkur.
Leon pun melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas dan melihat kelasnya yang kini dipenuhi oleh balon serta beberapa dekor lainnya.
"Ada apa ini sebenarnya? apakah ada acara perayaan hari ini?" pikir Leon seraya menatap sekelilingnya. Kemudian Leon duduk di bangkunya dan terus menatapi sekelilingnya kelasnya. Ketika ia duduk seraya menatap sekeliling kelas, tiba-tiba saja terdengar suara seseorang memukul orang. Dan ternyata itu adalah Hana. Hana memukul kakak kelas yang menghalanginya masuk kedalam kelas.
Setelah memukul kakak kelas yang menghalanginya, Hana masuk kedalam kelas kemudian duduk di kursinya.