Chereads / Pilot dingin jatuh cinta dengan gadis SMA? / Chapter 16 - Cerita tentang masa lalu

Chapter 16 - Cerita tentang masa lalu

Renata cengar-cengir mendengar ucapannya Hana. Melihat hal tersebut, Hana pun kembali memasang wajah datar nan dinginnya tersebut.

"Sudah kuduga," ketus Hana seraya menundukkan kepalanya. Renata memanyunkan bibirnya melihat sahabatnya yang kembali bersikap dingin seperti biasanya.

"Hana, bisakah sehari saja kamu tidak bersikap dingin seperti ini? aku paling gak suka dengan sikapmu yang ini," ucap Renata. Hana tersenyum tipis mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu, iapun mendongakkan kepalanya dan menatap Renata.

"Maaf, tapi ini sudah watak ku sejak lahir," ujar Hana. "Kalau kanu tidak menyukainya, lebih baik kamu cari saja teman yang lain!" lanjut Hana seraya mengambil buku yang ada di loker mejanya lalu membacanya.

Mendengar hal tersebut membuat Renata langsung membantahnya.

"Tidak! aku tidak akan meninggalkan mu! selama ini, aku sudah banyak bersahabat dengan siapapun tetapi kamu lah yang setia menemaniku! bahkan nyawamu hampir saja melayang karena menyelamatkan ku! aku tidak mungkin meninggalkan mu setelah apa yang telah kamu lakukan padaku," tegas Renata.

Ketika Renata baru saja melontarkan kata-kata seperti itu, tiba-tiba saja...

"Jadi Hana pernah hampir saja kehilangan nyawanya karena menyelamatkan mu, Renata?" muncul Leon tiba-tiba yang membuat Renata terkejut hingga ia jatuh dari kursinya.

Hana yang semula sedang membaca bukunya itupun kemudian menutup bukunya dengan kencang membuat Leon dan Renata yang terjatuh itupun menatapnya.

"Masa lalu tidak perlu dibicarakan seperti ini," tutur Hana seraya bangkit berdiri kemudian ia melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Leon pun mengejar Hana yang pergi sedangkan Renata duduk di kursinya setelah jatuh.

"Ada apa dengan, Hana? apakah ucapanku membuatnya tersinggung? tetapi kenapa dia tersinggung?" pikir Renata yang heran.

Sedangkan ditempat Hana dan Leon...

Leon pun meraih tangan Hana tetapi saat itu Hana mengangkat tangannya karena ia mengikat rambutnya. Leon pun mengepalkan tangannya setelah itu ia berdiri dibelakangnya Hana. Setelah mengikat rambutnya, sekilas Hana melirik kearah Leon yang ada dibelakangnya setelah itu iapun berkata...

"Aku akan pulang disaat jam pelajaran karena ada acara mendadak, tolong beritahu Bu guru ya," singkat Hana yang kemudian kembali melangkahkan kakinya pergi. Leon pun kembali mengejar Hana apalagi ia mendengar bahwa Hana akan pulang disaat jam pelajaran alias belum jam pulang.

"Hana, ada acara apa? apakah aku boleh ikut?" tanya Leon. Hana menghentikan langkahnya lalu menjawabnya.

"Kamu bukanlah asisten ku jadi tidak perlu ikut campur urusan ku," ujar Hana yang kemudian pergi. Ketika Leon mau melangkahkan kakinya mengejar Hana, tiba-tiba saja muncul sebuah asap yang membuat pandangannya kabur alias kurang jelas sehingga Leon tidak terlalu melihat kearah mana Hana pergi.

Ketika kabut itu hilang, Hana sudah tidak ada disana. Membuat Leon kini kebingungan mencarinya. Ketika ia mau melangkahkan kakinya pergi dari sana, tiba-tiba saja...

"Mau, kemana? bentar lagi jam pelajaran dimulai!" muncul Aquaila yang membuat Leon pun memasang wajah masamnya. Ia mencari Hana tetapi yang muncul Aquaila.

"Hmm dah tahu," ketus Leon seraya membalikkan badannya kemudian kembali ke kelas. Aquaila yang melihat hal tersebut hanya geleng-geleng kepala. Setelah itu iapun melangkahkan kakinya menuju kelas.

Beberapa menit kemudian...

Leon pun menatap sekelilingnya, terlihat semua orang didalam kelasnya kini sedang membicarakan Hana yang tiba-tiba saja pulang ditengah jam pelajaran.

"Kenapa mereka begitu sirik dengan Hana padahal selama ini Hana tidak pernah mengganggu mereka!" tutur Leon yang kesal melihat pemandangan seperti itu didalam kelasnya.

Ketika Leon sedang menatapi sekelilingnya, tiba-tiba saja...

"Rasanya aku pengen menghajar mereka satu persatu! padahal Hana tidak pernah mengusik mereka tetapi mereka selalu saja begini pada Hana," celetuk Renata yang membuat Leon langsung menatapnya.

"Mereka semua sangat menjengkelkan, tetapi Hana sangatlah sabar berada di lingkungan seperti ini. Aku sangatlah salut dengan Hana," jawab Leon, Renata mengangguk-angguk pelan.

"Oh iya Renata, bisakah kau ceritakan mengenai Hana yang menyelamatkan mu?" tanya Leon. Mendengar hal tersebut, Renata langsung memalingkan pandangannya dan menjawabnya.

"Tidak akan! yang hanya mengetahui hal ini hanyalah aku dan Hana, aku sudah berjanji padanya untuk tidak mengatakan apapun!" jawab Renata.

Leon memanyunkan bibirnya mendengar jawaban Renata. Tetapi ia tak pantang nenyerah, Leon kembali memohon-mohon pada Renata agar Renata menceritakan tentang cerita Hana menyelamatkan Renata.

"Ayolah, Renata! ceritakan lah padaku lagipula aku ini adalah calon suami Hana dan juga asisten nya Hana. Dan aku juga tahu bahwa Hana menjalankan dua profesi rahasia yakni pembunuh bayaran dan detektif. Bahkan kemarin itu aku membantunya!" ungkap Leon dengan suara yang pelan. Mendengar hal tersebut membuat Renata melongo mendengarnya.

"Yang benar, Leon? kau tahu semuanya? benar nih?" tanya Renata pada Leon. Leon menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.

"Nah makanya ceritain dong, dijamin aman deh karena aku pun juga tahu," singkat Leon. Renata menghela nafas dan kemudian ia terpaksa menceritakan semuanya pada Leon.

"Baiklah, akan ku ceritakan padamu. Tetapi kamu berjanji ya, tidak akan menceritakannya pada siapapun termasuk pada Hana! kalau Hana tahu, aku menceritakan ini padamu, bisa-bisa aku bakal kena marah padanya bahkan lebih menyeramkan dari itu, yaitu putus hubungan persahabatan!" kata Renata. Leon menganggukkan kepalanya setelah itu Renata bercerita.

#Flashback on#

Beberapa tahun yang lalu...

"Hahaha lihat tuh, anak aneh seperti dia ternyata ada diacara ini,"

"Iya, kupikir dia tak akan datang tetapi ternyata dia datang kesini. Mungkin saja dia mau mempermalukan dirinya,"

Terlihat siswa dan siswi SMP kini sedang membicarakan Hana yang tengah berkeliling bersama Renata di bazar yang di gelar di sekolah.

Hana hanya diam saja melihat pemandangan seperti itu karena hati nya itu adalah baja yang tidak bisa ditembus oleh berbagai cacian dan hinaan. Berbeda dengan Renata yang sensitif, ia yang tidak terima sahabatnya dibicarakan yang enggak-enggak itupun langsung mendatangi siswa dan siswi yang membicarakan Hana kemudian menonjok mereka dengan kencang.

Disaat itu, seluruh siswa maupun siswi yang ada disana langsung berkumpul dan mengerumuni area disana. Hana geleng-geleng kepala kemudian iapun menghampiri sahabatnya yang kini sedang menghajar satu persatu orang yang menghinanya.

"Sudahlah, Renata. Biarkan saja, lagipula mereka kan juga sudah sering membicarakan ku seperti ini," ucap Hana yang berusaha menghentikan Renata. Tetapi karena Renata kesal, akhirnya ia tetap memukul Hana hingga tak sengaja ia memukul Hana yang tiba-tiba saja berdiri dihadapannya.

Renata terkejut melihat hal itu begitupun dengan siswa dan siswi yang ada disana. Renata mengepalkan tangannya, setelah itu...

"Kenapa kamu selalu saja membela orang-orang seperti mereka?! kenapa?! kenapa?! kamu itu.... benar-benar aneh, persis seperti yang mereka katakan! mulai sekarang, aku tidak ingin berteman dengan orang gak jelas seperti mu!" teriak Renata. Setelah itu Renata pergi dari sana seraya mengelap air matanya yang mengalir. Hana tampak biasa saja meskipun sebelumnya Renata membentak-bentaknya.

Beberapa jam kemudian...

Telihat Renata sedang berada di halte bus, disana ia sedang menunggu bus yang sebentar lagi datang. Sembari menunggu bus, Renata pun memikirkan kejadian yang sebelumnya.

"Apakah aku tidak keterlaluan ya berkata seperti itu pada Hana?" pikir Renata. Disaat Renata sedang berpikir, tiba-tiba...