Mereka masih mengobrol selama beberapa menit sebelum dua orang dewasa, yang mungkin merupakan penguji mereka, memasuki ruangan. Mereka membawa dua amplop coklat tebal.
Salah satu penguji menjelaskan semua aturan dan sistem ujian yang akan mereka hadapi.
Ujian dibagi menjadi ujian tertulis, pertunjukan resital, dan tes membaca cepat. Semua alat elektronik harus dimatikan selama ujian — tidak ada kecurangan dalam bentuk apapun dan dilarang berbisik.
Ujian tertulis diadakan selama dua jam penuh yang berisi lebih dari seratus pertanyaan tentang teori musik.
Bagi Kaylee yang pernah lulus dari universitas ini, pertanyaan semacam ini sangat mudah baginya. Dia adalah orang pertama yang menyelesaikan ujian tertulisnya dan memberikannya kepada penguji. Untungnya, mereka mengizinkannya meninggalkan ruangan untuk beristirahat sebentar.
Kaylee mengambil kesempatan ini untuk mengenang masa kuliahnya disini. Ia pun mencoba menguji penyamarannya dengan bertemu dengan salah satu staf keuangan yang sebelumnya menangani beasiswa sekitar tujuh tahun lalu.
"Halo ..." Kaylee merendahkan suaranya agar terdengar seperti anak laki-laki dan menyapa seorang wanita yang sedang sibuk melakukan sesuatu di komputernya.
"Halo, ada yang bisa saya bantu?"
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Kaylee sengaja memasang senyum lebar dan menggerakkan alisnya dengan nakal... meniru kebiasaan Nick yang terkadang suka sekali menggoda bahkan merayu wanita yang lebih tua darinya.
"Apakah kau pelajar disini?"
Wow! Wanita ini sama sekali tidak mengenalinya! Penata riasnya memang sangat berbakat, dan dia harus memberikan bonus setelah ini.
"Tidak. Tapi aku akan menjadi murid di sini dalam beberapa bulan." itulah jawaban yang terlalu percaya diri dari 'Nicholas Larson.'
Ugh! Dia tidak pernah bertingkah seperti ini sebelumnya. Dia selalu rendah hati dan tidak sombong di depan orang lain. Mengapa dia bisa bersikap seperti ini begitu mudah seolah-olah dia dilahirkan untuk bertindak sombong dan kurang ajar?
Sepertinya mengikuti Nick selama dua puluh jam setiap hari merupakan pengaruh yang sangat buruk baginya.
"Kalau begitu, semoga berhasil. Ujian masuk di sini tidak semudah yang kau pikirkan."
"Saya selalu beruntung, ma'am." Kaylee melanjutkan dengan suara yang dalam sebelum akhirnya berbalik. Dia tidak lagi ingin bermain dan memutuskan untuk beristirahat sebelum ujian berikutnya tiba.
Kaylee harus merendahkan suaranya, dan dia juga harus berjalan dengan langkah lebar berputar dan bersiul gembira. Belum lagi dia harus memasang senyuman ramah yang begitu menawan namun menyenangkan dari setiap orang asing yang dia temui... membuatnya sangat kelelahan.
Kaylee merasa bahwa dia akan mengalami mimpi buruk setiap malam jika dia harus hidup sebagai Nick selama tiga tahun ke depan.
Setelah menunggu hampir satu jam, akhirnya ujian resital pun dimulai yang langsung dilanjutkan dengan tes membaca cepat atau yang sering disebut Sight Reading.
Daripada bermain gitar, Kaylee lebih memilih bermain piano karena itu adalah 'senjata pamungkasnya' untuk mendapatkan nilai sempurna. Oleh karena itu, dalam ujian masuk ini, dia memutuskan untuk bermain piano dan bukan gitar.
Dia tidak perlu khawatir dengan bantahan Nick karena dia sudah meminta izin anak muda itu. Meskipun Nick mendaftar ke kelas gitar, dia mengizinkannya bermain piano pada ujian resitalnya.
Nyatanya, Nick tidak berniat kuliah. Dia ingin segera menjadi musisi dan melakukan tur dengan band yang baru didirikannya. Namun, orang tuanya memaksanya untuk pergi ke perguruan tinggi dan tidak akan mengizinkannya pergi jika dia tidak mendapatkan gelar sarjana.
Itulah mengapa Wendy yang sangat menyayangi adiknya, meminta bantuannya untuk menggantikan Nicholas dan masuk ke universitas M yang terkenal dengan seni musiknya.
Berbeda dengan ujian tertulis yang diadakan di ruang tertutup, ujian resital ini diatur di aula utama dengan grand piano di atas panggung. Ada juga drum diatas panggung mini yang bisa dipindah-pindah di belakang tirai. Panggung mini akan bergerak keluar dan masuk setiap kali seorang drummer hendak mempertunjukkan keahliannya.
Peserta yang ingin ikut ujian gitar, biola, atau alat musik tiup dan semacamnya, harus membawa alat musik sendiri dari rumah.
Nama peserta akan dipanggil satu per satu untuk memainkan lagu terbaiknya dengan waktu maksimal lima menit. Tidak ada persyaratan lagu apa yang harus dibawakan selama tingkat kesulitan lagu tersebut sesuai dengan standar penguji.
Mereka sebelumnya mengirimkan audio penampilan musik mereka untuk mengikuti ujian masuk ini. Dari ribuan yang mengirimkan audionya melalui email, hanya seratus yang berhasil lolos babak seleksi dan mengikuti ujian ini.
Dan dari seratus ini, tidak ada seorang pun yang bisa duduk diam sambil menunggu giliran dipanggil.
Semuanya berusaha untuk berlatih memainkan alat musik dalam pikirannya masing-masing. Tidak ada yang tidak merasa gugup dan cemas, meskipun ada yang berusaha menutupi kegugupannya dengan bercanda dengan teman-temannya.
Bahkan Kaylee pun merasa gelisah dan gugup. Yah, dia tidak merasa khawatir dia akan gagal dalam penampilannya. Sebaliknya, Kaylee merasa yakin akan mendapat nilai sempurna. Dia yakin nama 'Nicholas Larson' akan muncul di urutan teratas saat hasil diumumkan.
Kaylee adalah seorang pianis profesional yang perfeksionis alias gadis PPP. Kemampuannya bermain piano dan membawakan lagu seperti seseorang yang bercerita tidak diragukan lagi sangat baik.
Tapi…
Saat ini, gadis berusia dua puluh lima tahun yang menyamar sebagai anak remaja itu merasa gelisah karena sesuatu yang lain. Ia khawatir tambalan kulit di wajahnya akan rusak dan akan merusak topengnya. Dia lebih mengkhawatirkan masa depannya, dimana dia harus belajar di tempat ini dan dikelilingi oleh banyak anak laki-laki daripada memikirkan ujian recital ini.
Haruskah dia mengundurkan diri? Jika dia gagal dalam tes ini, dia tidak perlu menyamar dan menjadi Nick sepanjang waktu. Tapi…
"Tuan Nicholas Larson."
Sontak, celoteh riuh pelamar lainnya pun terdiam saat mendengar nama Larson.
Kaylee memutuskan untuk fokus pada ujiannya, dan sekarang dia telah memasuki mode 'serius', dan tidak ada yang dapat menghentikannya untuk memberikan karya musik yang sempurna. Bahkan kekhawatirannya tentang masa kehidupannya di kampus ini tidak dapat menghentikannya.
Kaylee berjalan ke aula utama dan menaiki tangga untuk mencapai puncak panggung. Dia duduk di kursi piano dengan keanggunan dan aura musisi profesional.
Kemudian dia memainkan lagu yang sangat dia kuasai sejak sekolah menengah. Liebestraum nomor tiga oleh Liszt. Lagu yang sangat romantis dengan alunan lembut dan mendayu.
Dia bisa memainkan semua ornamen rumit pada tiap part lagu itu dengan sempurna tanpa hambatan. Semua gadis muda yang menyaksikan penampilannya terpesona dengan karisma yang keluar dari Kaylee.
Saat ini Kaylee terlihat seperti remaja laki-laki, sehingga karismanya membuat para gadis jatuh hati pada Kaylee. Bahkan anak laki-laki tercengang oleh penampilan Kaylee. Mereka merasa terpesona dan iri dengan penampilannya yang luar biasa.
Bagaimana mungkin seorang remaja laki-laki seusia mereka bisa menciptakan sebuah penampilan dengan vibrasi yang kuat seperti ini?
Pada saat yang sama, salah satu penguji memiliki pendapat lain dari orang lain.
Bagaimana seorang anak laki-laki bisa mengeluarkan aura feminin pada piano yang dia mainkan?
Saat dia memejamkan mata, dia bahkan bisa membayangkan orang yang memainkan piano adalah seorang perempuan, dan bukannya laki-laki.
Aneh sekali.