Malam hari adalah waktu dimana orang beristirahat dengan tidur. Lampu-lampu menerangi desa. Berbagai macam suara binatang dapat didengar dari dalam hutan, tetapi itu tidak menganggu penduduk desa.
Penjaga sedang beristirahat di sekitar desa, mengawasi gerak-gerik mencurigakan yang mungkin akan terjadi. Salah satu penjaga melihat makhluk hitam berbentuk seperti manusia berlari ke arahnya. Dengan panik dia berusaha melawan makhluk itu.
Dalam keadaan terpojok, dia menembakkan sihir yang mengeluarkan cahaya merah ke langit menggunakan alat yang dibawa oleh setiap penjaga. Penjaga-penjaga lain melihat cahaya itu. Ada yang pergi ke arah cahaya itu berasal, ada juga yang pergi melapor kepada kepala desa.
"Kepala desa, cahaya merah telah ditembakkan. Kami sudah mengerahkan orang untuk ke sana" lapor salah satu penjaga.
"Bagus. Jika keadaan semakin berbahaya, mundur ke desa dan bangunkan semua warga. Evakuasi mereka ke selatan. Juga minta bantuan dari petualang di Kota Paviot." Perintah telah dibuat, penjaga menganggukkan kepalanya.
"Baik, pak." Penjaga tersebut pergi.
Disisi lain, penjaga sedang melawan makhluk hitam. Jumlah mereka semakin banyak. Karenanya, membuat penjaga kesulitan melawannya. Sesuai perintah kepala desa, mereka mundur ke desa.
Seluruh warga terbangun, termasuk Haya. Haya keluar dari kamarnya dan melihat Brick dan Clarissa sedang bersiap-siap.
"Apa yang terjadi?" tanya Haya.
"Ah, Haya, cepat bersiap-siap. Kita akan pergi. Bawa barang yang dibutuhkan saja." Tanpa basa-basi, Clarissa menyuruh Haya bersiap-siap.
Haya mengangguk dan pergi bersiap-siap. Dia membawa barang yang dibutuhkan termasuk senjatanya. Bergegas pergi keluar bersama dengan Brick dan Clarissa. Mereka pergi ke area evakuasi.
"Semuanya, cepat ikuti yang lain!" teriak penjaga yang mengatur evakuasi.
Banyak orang yang berjalan dengan barisan yang cukup panjang. Dalam keadaan panik, membawa barang yang penting. Rute evakuasi yang dituju adalah Selatan desa.
Brick, Clarissa, dan Haya tiba di area evakuasi. Banyak orang di tempat itu, berharap tidak terjadi hal yang buruk kepada mereka. Takut akan makhluk yang menyerang desa.
Dengan penduduk yang sudah dievakuasi, para penjaga tidak perlu khawatir bertarung di desa. Mereka bisa fokus mempertahankan desa. Namun, jumlah makhluk hitam yang muncul semakin banyak. Membuat para penjaga kerepotan.
Kepala desa yang sedang mengurus orang di area evakuasi, memberi perintah tanpa henti.
"Pak, jumlah musuh semakin banyak. Kita kewalahan menghadapi kumpulan makhluk hitam." lapor penjaga kepada kepala desa.
"Tetap tahan mereka selama mungkin. Kita hanya bisa berharap bantuan akan datang." ucap kepala desa dengan perasaan bergejolak.
"Tapi, banyak orang yang terluka." balas penjaga itu.
"Kalau begitu, mundur sampai dekat area evakuasi. Aku akan meminta orang yang bisa bertarung untuk membantu." Kepala desa memerintahkan untuk mundur.
Keadaan yang semakin memburuk, membuat penjaga desa mundur. Mereka mundur sampai di dekat area evakuasi. Penduduk mulai melihat makhluk hitam datang dalam jumlah banyak. Orang-orang semakin panik dan takut tidak ingin mati.
Kepala desa melihat situasi ini dengan khawatir. Musuh semakin dekat, kepala desa meminta penduduk untuk tetap tenang. Merasa tidak ada pilihan lain, kepala desa meminta penduduk yang mampu bertarung untuk ikut membantu penjaga.
"Kalian yang bisa bertarung, aku mohon untuk membantu penjaga." Kepala desa menundukkan kepalanya memohon bantuan.
Awalnya, penduduk tidak ada yang bergerak. Namun, ada beberapa orang yang maju menjawab permohonan kepala desa.
"Aku ikut." ucap salah satu warga.
"Aku juga akan membantu."
Orang-orang mulai maju ingin membantu. Mereka tidak ingin mati. Begitu juga dengan Haya dan yang lain.
"Sepertinya aku juga akan ikut." ucap Clarissa mengambil belatinya.
"Ini juga demi desa." Brick mulai bersemangat.
"Aku juga." Haya bergabung dengan Brick dan Clarissa sebagai relawan.
"Ayo kita tunjukkan kemampuan kita." ucap Clarissa dengan belati di kedua tangannya.
Mereka bertiga maju sebagai relawan untuk membantu. Kepala desa yang melihat ini bersyukur dan berterima kasih atas niat mereka.
"Terima kasih atas bantuannya, aku akan memberikan kalian hadiah yang layak nanti." ucap kepala desa dengan rasa syukur.
"Yah, aku tidak ingin mati dan melihat desa menjadi kacau. Ini tempat tinggal kita, jadi setidaknya kita harus melindunginya." ucap Clarissa.
Dengan demikian, mereka melihat penjaga kewalahan melawan musuh. Penduduk yang bisa bertarung maju membantu penjaga. Ada yang menggunakan sihir [Stone Shoot], sihir [Fireball], sihir [Icicle Slice], sihir [Physical Enhancement] kepada yang lain. Ada juga yang memilih untuk bertarung jarak dekat.
Walaupun dengan bertambahnya bantuan, tetap tidak bisa menahan laju makhluk hitam yang menerobos. Ada makhluk hitam yang lolos dari penjaga. Haya melihat ini dan memikirkan kemungkinan.
Makhluk hitam ini seperti tertarik dengan manusia. Di sini banyak manusia, jadi mereka menjadi lebih agresif. Setidaknya, dia tahu kalau desa mungkin aman. Namun, masalahnya menjadi lebih menyusahkan karena mereka tertarik dengan manusia.
"Menurutku, mereka tidak ingin menghancurkan desa. Ini lebih seperti mereka tertarik dengan manusia." Haya mencapai sebuah kesimpulan.
"Ibu juga berpikir begitu, ini akan menjadi sulit." Ibunya melihat kawanan makhluk hitam berlari ke arah mereka.
Datang 4 makhluk hitam langsung di depan mereka. Haya menebas 2 dari makhluk hitam dengan 1 tebasan menyamping. Sedangkan Clarissa menusuk jantung salah satu makhluk dan menendang yang satunya lagi hingga terbang beberapa meter.
Kepala desa dan penduduk yang melihat ini heran karena Haya dan Clarissa dengan mudah mengalahkan makhluk hitam tersebut. Padahal, untuk mengalahkan satu dari mereka membutuhkan usaha yang banyak.
"Kuat sekali." Kepala desa melihat mereka berdua dengan takjub.
Brick hanya bisa tersenyum melihat reaksi kepala desa.
"Itu keluargamu?" tunjuk kepala desa dengan gugup. Kepala desa mengenal keluarga Brick, tetapi dia bertanya seperti itu karena dia terkejut dengan kemampuan mereka yang melebihi para penjaga.
"Yap, istriku dulu merupakan mantan petualang tingkat 3. Seharusnya dia naik ke tingkat 2, tetapi dia memilih untuk tidak menaikkannya." Brick memberitahu.
"Lalu, bagaimana dengan anakmu?" tanya kepala desa.
"Dia biasa latihan dengan istriku." jawab Brick.
"Begitukah?" ucap kepala desa dengan suara kecil, tetapi Brick tidak mendengarnya.
Haya dan Clarissa maju lebih jauh untuk membantu yang lain, begitu juga Brick sebagai pendukung di belakangnya. Haya menebas mereka dengan cepat hingga membuat terkejut penjaga lain. Hal yang sama terjadi dengan Clarissa. Serangan demi serangan dilancarkan oleh Haya dan Clarissa yang berduet di tengah pertarungan. Membuat gerakan mereka seperti sebuah tarian dengan koreografi yang luar biasa.
Pertarungan berlangsung hampir 1 jam. Namun, tidak ada tanda-tanda pengurangan jumlah makhluk hitam. Haya dan Clarissa masih membantu garis depan, sedangkan Brick membantu dengan sihirnya. Sekali-kali dia beristirahat karena lelah.
"Cih...Jumlah mereka tidak berkurang." Clarissa mengeluh melihat makhluk hitam yang jumlahnya tidak berubah.
"Kita tidak dapat menahan mereka lebih lama lagi." ucap Haya sambil menyerang makhluk hitam.
Berkat Haya dan Clarissa, garis depan dapat bertahan. Namun, kepala desa tahu pasti mereka tidak bisa bertarung lebih lama lagi.
Datang salah satu penjaga ke tempat kepala desa berada.
"Lapor pak, bantuan yang diminta sudah datang." lapor salah satu penjaga.