Aku bisa mendengar riak tawa di bawah kata-katanya. "Ya." Aku terdengar sopan di telingaku sendiri.
"Kau pikir wanita yang kutelepon untuk menemukan kotak itu adalah istriku?"
"Atau semacam itu."
"Putri." Dia meletakkan botol pil dan menahan tangannya di kepala tempat tidur di atas kepalaku. Aku bisa mencium aroma tubuhnya yang baru dicuci. Busur otot lengannya dan kemiringan di mana itu berubah menjadi bahunya cukup dekat, jika aku memilihnya, aku bisa menoleh dan menggigitnya. Melihat sepetak rambut hitam di ketiaknya membuatku merasa seperti dia telah menciumku selama berjam-jam.
"Niamh adalah induk semangku."
Mataku terbang ke arahnya hanya untuk menemukannya menertawakanku. "Kamu tidak tinggal di rumah Tante Tere?"
"Dia memelihara hewan peliharaannya di rumahnya. Bukan monsternya."
"Kamu bukan-"
