Chereads / Takdir Istri Bayaran / Chapter 8 - Kontrak istri bayaran

Chapter 8 - Kontrak istri bayaran

Di lain tempat. Nick berjalan dengan cepat untuk menghindar namun, Andien terus mengejarnya sampai ia berhasil menari bajunya Nick meskipun ia kelelahan karena berlari.

"Kumohon tunggu sebentar, Nick," ucap Andien sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah.

"Apalagi? Gua hanya beri waktu dua menit jadi cepat katakan," sahut Nick tanpa menatap kearahnya Andien.

"Nick, tolong maafkan aku. Aku tahu sudah mengecewakanmu, tapi jujur sampai sekarang aku belum bisa melupakanmu. Harusnya dulu aku tidak mengecewakanmu tapi, semua itu khilaf. Seharusnya aku menunggumu pulang tapi, kamu bahkan tidak memberiku kabar sampai-sampai aku mengabari mu saja tidak bisa. Jadi mari kita kembali seperti semula. Aku berjanji tidak akan mengecewakanmu apapun kondisinya," ucap Andien dengan tatapan memohon sembari mencoba menggenggam tangannya Nick.

Dengan kasar Nick menarik tangannya lalu ia menjawab. "Tidak ada lagi yang perlu kamu sesali, Andien. Aku juga sudah memaafkan mu, tetapi untuk kembali aku sudah tidak bisa. Kau tahu, aku rela berpacaran denganmu karena kamu yang memintanya. Aku tidak tega melihat seorang wanita mengemis cinta kepadaku jadi aku mau. Walaupun aku tidak mencintaimu tapi, aku mencoba untuk mencintaimu lalu apa yang kamu lakukan? Bahkan menjalani hubungan dengan pria lain hanya karena ponselku di curi dan tidak bisa memberikan kabar. Padahal aku sudah mengabari mu sekali agar kamu bisa menungguku. Pada akhirnya semuanya bohong. Jadi aku putuskan untuk sekarang tidak akan merasa kasihan lagi terhadapmu atau siapapun yang mengemis cinta padaku. Melainkan aku akan mengejar cinta seorang wanita yang telah lama kucintai. Ah sudahlah sebaiknya kita tidak bertemu lagi. Anggap saja tidak saling kenal."

Nick ingin melangkah pergi namun, Andien lagi-lagi menarik bajunya hingga langkahnya terpaksa berhenti.

"Apalagi yang Lo tunggu?! Jangan pegang baju gua dengan tangan Lo tukang selingkuh. Gua enggak butuh sentuhan dari Lo!" bentak Nick sembari menepis tangannya Andien.

"Aku tidak menyangka kamu benar-benar berubah bahkan berbicara kasar padaku. Nick, kamu harus ingat kita sudah berciuman. Jadi tidak sepantasnya kamu membentak ku," kesal Andien yang tidak ingin kalah.

"Oh begitu ya? Jadi karena kita sudah berciuman kamu bisa semena-mena denganku? Atau jangan-jangan Lo udah enggak perawan sama selingkuhan Lo itu ya? Secara pasti Lo punya peningkatan dalam berhubungan setelah merasakannya sekali yah ... walau hanya ciuman. Sepertinya seseorang sedang menunggu gua. Jadi permisi gua harus cabut!"

Setelah mengatakan itu Nick berlari tanpa memperdulikan Andien yang sudah mulai mengeluarkan air matanya menatap kepergian Nick. Rasanya seperti kembali saat-saat mereka sedang mengakhiri hubungannya. Ia bahkan terduduk.

Nick, aku tahu aku telah salah padamu. Tapi, seharusnya kamu memberikanku kesempatan kedua. Tidak, Andien. Kamu tidak bisa lemah. Kejar Nick untuk menjadi milikmu kembali. Jangan biarkan orang lain merebutnya dariku. Meskipun orang itu orang yang Nick cintai, batin Andien.

Dilain tempat.

Nick memasuki ruangan kakaknya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia langsung menyelonong masuk tanpa takut sama sekali seakan perusahaan miliknya. Di dalam ruangan itu Rey tidak terkejut menatap sang adik yang sudah masuk ke dalam.

Rey lalu melemparkan salah satu kunci rumah kepadanya. Lalu Nick berjalan di samping kakaknya untuk melihat apa yang kakaknya kerjakan. Sambil menatap Nick pun bertanya.

"Oh ya, Kak. Gua tadi ketemu sama Bianca, jadi dia kerja di sini ya? Kok Lo enggak kabari gua sih? Tahu begini harusnya gua pulang lebih cepat," ungkap Nick tanpa mengalihkan perhatiannya ke layar monitor.

"Kenapa jadi salahi orang lain? Kamu sendiri yang enggak mau pulang. Oh terus sekarang gimana sekarang, mau kerja di sini atau aku carikan perusahaan lain?" tanya Rey sembari terus mengetik proposal miliknya.

"Gua enggak mau kerja di sini, Kak. Yah ... walaupun ada Bianca di sini tapi, gua enggak mau enggak betah di tuntut ini itu mendingan gua nge-dj. Sambil dapet duit terus gua bisa terhibur," sahut Nick yang langsung membuat Rey menatap aneh kearahnya.

"Nge-dj?! Heh! Dimana-mana orang tamat kuliah itu cari pekerjaan yang bagus apalagi kamu tamatan manajemen cocok dong kalau masuk di perusahaan ini. Ngapain kamu kuliah kalau ujung-ujungnya buat kerja DJ? Aneh emang ini anak," omel Rey sembari menggeleng-gelengkan kepalanya karena keheranan.

"Lah kan Lo sendiri yang suruh gua kuliah, Kak. Aneh emang punya kakak kadang lupa ingatan mendadak," ledek Nick yang tidak ingin kalah.

"Itu semua buat masa depan kamu biar kinclong! Dah ah serah deh kalau kamu enggak mau kerja di perusahaan. Dah-dah sana keluar jangan ganggu orang kerja," ketus Rey.

"Iya gua bakalan tetap nge-dj dan Lo kerja di perusahaan. Ya udah, Kak. Gua pergi dulu mau cuci mata lihatin Bianca," ucap Nick sembari tersenyum lalu melangkah keluar.

Saat itu juga Rey menatap kearah adiknya tanpa menjawab. Ia dengan cepat menutup laptopnya. "Rese emang itu anak. Dia 'kan ceplas-ceplos apalagi hubungannya sama Bianca sahabat. Duh ... ada enggak ya harapan buat gua dapetin Bianca? Malah bersaing sama adek sendiri lagi," gumam Rey dengan kesal.

Lain halnya dengan Nick benar-benar melakukan apa yang sudah ia katakan. Ia berjalan kearah dapur untuk bertemu Bianca tapi, sayangnya gadis itu tidak ada di tempat. Ia juga sudah bertanya kepada pekerja yang lain namun, mereka mengatakan jika Bianca sedang mengantarkan minuman ke ruangannya bos. Ia pun memutuskan untuk pulang tanpa lagi menunggu Bianca. Sebab pikirnya itu pasti akan menggangu pekerjaan gadis pujaannya.

Di ruangannya Pak Bos.

Setelah mengantarkan minuman Bianca di minta untuk tidak keluar karena Benny ingin memberikan sesuatu yang sudah mereka sepakati bersama. Namun, saat Benny ingin memberikan itu justru Benny menatap dengan tatapan aneh yang tidak dipahami oleh Bianca.

Sambil membawa selembar kertas kearahnya Bianca. Lalu Benny duduk di sofa tanpa mengajak Bianca untuk duduk bersama.

"Oh ya sebelum saya bacakan perjanjian kita kalau boleh saya tahu tadi diluar itu siapanya kamu? Pacar ya?"

"Bukan, Pak. Dia hanyalah sahabat saya," sahut Bianca.

"Baguslah kalau begitu. Saya hanya tidak ingin kamu memiliki hubungan dengan orang lain karena itu akan menggangu pekerjaanmu nantinya. Baiklah kalau begitu saya akan bacakan surat perjanjian kita."

Isi dari surat ini ditulis untuk ditaati dan tidak boleh dilanggar. Berikut isian yang harus ditaati sebaik-baiknya.

Aku bernama Benny Ton bersedia untuk menjadikan saudari Bianca Maisy sebagai Ibu sambung untuk anakku. Hanya untuk dia. Upah yang akan di terima setiap bulannya sebanyak dua kali lipat dari hasil gaji saat dia bekerja di perusahaan PT tambang berlian ini sekitar 5.000.000,00. Lamanya menjadi Ibu sambung sekitar lima tahun. Setelah dari itu semuanya kembali dari awal yang artinya saudari Bianca Maisy akan diberikan pesangon sebanyak Rp. 50.000.000,00.

Dan setelah itu kehidupan antara kita tidak ada lagi ikatan selain perceraian dan tidak saling kenal. Demikian surat perjanjian ini dibuat.