Sampai 3 menit setelah pertunjukan dramanya dimulai, Daniella masih belum 100% fokus dalam menonton dramanya, dia justru kembali sibuk melihat ke sekelilingnya untuk mencari keberadaan Andrew, gadis itu tampaknya sudah tidak peduli dengan pertunjukan drama tersebut, sekalipun pada awalnya diapun merasa sangat antusias untuk menontonnya seperti Margaret, akan tetapi, bagaimanapun, bagi sang gadis, kesempatan untuk mendapatkan 'kesempatan lebih' dalam menyukseskan misinya jauh lebih penting.
"Itu dia!" ucap Margaret kepada Daniella sembari mencolek tangan gadis itu.
"Huh?" ujar Daniella yang tampak bingung dan sama sekali tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Margaret, namun dia tetap menoleh kepadanya.
"Itu Marjorie Williams," ungkap Margaret seraya menunjuk ke arah anak tunggal dari Gordon Williams tersebut. Daniella tentunya langsung melirik ke gadis berparas rupawan dan menenangkan itu.
"Oh ... dia sangat cantik." Daniella memuji kecantikan Marjorie beberapa detik setelah ia melihat gadis tersebut untuk pertama kalinya.
"Ya ... tidak heran jika masih ada sangat banyak sekali orang yang mengaguminya tidak peduli ada berapa banyak berita buruk mengenainya yang beredar, terutama setelah kedekatannya dengan Andrew. Sebenarnya tidak sedikit orang yang sudah pernah bertemu dengannya mengatakan kalau dia adalah sosok yang sangat baik dan rendah hati, tapi ... entahlah, aku hanya kurang menyukai kenyataan kalau dia jauh lebih sering terlihat sedang bersama Andrew dari pada Tyler, maksudku ... dia adalah seorang wanita baik-baik dan dicintai oleh banyak orang, dia juga Aktris dengan reputasi terbaik di Kota ini, sementara rata-rata Aktris lain lekat dengan hal-hal mengenai pelacuran, jadi ... kenapa dia harus dekat dengan seseorang seperti Andrew? Aku sama sekali tidak peduli jika kedekatannya dengan Andrew adalah tentang hubungan romantis, tapi ... sebagai seorang wanita, Marjorie ... seharusnya ... ugh, lupakan saja," kata Margaret, sesekali sepasang bola mata coklat terangnya melirik Daniella tadi, hal itu terjadi sebab sang wanita masih sedikit takut kalau Daniella akan marah jika dia berbicara hal yang buruk mengenai Andrew.
"Aku mengerti dan setuju dengan apa yang kau katakan barusan. Tapi ... sama sepertiku, mungkin saja Marjorie memiliki alasan yang logis untuk dekat dengan Andrew." Daniella menyahuti Margaret sambil menoleh kepadanya.
"Ya ... kemungkinan kedekatan mereka adalah tentang pekerjaan dan bisnis, itu juga yang mungkin menjadi alasan kenapa hubungannya dengan Tyler masih bertahan sampai sekarang, tapi ... entahlah, lebih baik kita nikmati saja dramanya dari pada lanjut membicarakan tentang hal itu."
"Ya, benar sekali," imbuh Daniella. "Tapi, sungguh, jangan khawatir, aku sama sekali merasa tidak masalah jika kau tidak menyukai Andrew, tidak perlu takut untuk berbicara hal yang tidak kau sukai tentangnya kepadaku," sambungnya. Margaret hanya bisa tersenyum usai mendengar apa yang Daniella katakan barusan. Keduanya lantas fokus menonton drama yang sedang dimainkan oleh wanita berparas rupawan dan menenangkan bernama Marjorie Williams ini.
Entah bagaimana caranya Daniella bisa sangat fokus dan hanyut ke dalam drama yang sedang ditontonnya, sampai-sampai dia tidak sadar kalau kursi kosong di sebelah kanannya sudah terisi sekarang. Sang gadis baru menyadari hal itu setelah secara tidak sengaja dirinya menyentuh tangan kiri orang yang menduduki kursi tersebut pada saat ia meletakkan tangan kanannya ke sandaran tangan bagian kanan di kursi yang di dudukinya ini.
Sontak saja Daniella langsung menoleh ke orang itu, terutama karena tangan kiri orang ini terasa sangat dingin dan membuat sang gadis cukup terkejut. Dan sesuai dengan harapannya tadi, kursi tersebut memang untuk sosok dingin yang dibenci oleh hampir semua penduduk di Kota Nadem, ya, dia adalah Sang Pangeran Kota, Andrew Lawrence.