Chapter 36 - Baperan

❤️❤️❤️

Setelah tiba dirumah Vani langsung menghambur membawa felisa dalam gendongannya,ia sangat merindukan bayi yang baru ia lahirkan beberapa hari lalu.

"Sayang..maafin mama ya sayang,mama gak bisa jaga kamu dengan baik!,kamu baik baik aja kan nak!"seru vani khawatir sambil menciumi putri kecilnya dengan lembut.

Boy memeluk vani yang sedang memeluk bayi mereka.

"Kalian tenang aja,saya udah periksa felisa, dia sehat...sekarang dia butuh ASI kamu vani.."jelas dewa.

Vani mengangguk dan berjalan menuju kekamar sambil membawa felisa dalam gendongannya.

Boy menatap nanar kepergian dua insan yang sangat berharga dalam hidupnya itu.

Dewa menghampiri boy dan merangkulnya sambil tersenyum manis.

"Semuanya udah membaik,gak ada yang perlu dikhawatirkan lagi boy!"seru dewa.

Boy tertunduk sedih , dalam benaknya ada beribu penyesalan dan amarah.

"Gue papa dan suami yang buruk wa,gue gak bisa lindungin mereka berdua!..gue gak guna!!!"tekan boy.

"Kamu suami dan ayah terbaik yang pernah saya lihat,buktinya sekarang kamu berhasil bawa mereka dengan selamat..!"seru dewa.

"Tapi itu semua berkat kalian,gue bener bener gak guna!!"pekik boy.

Dewa tersenyum simpul sambil menepuk punggung boy pelan.

"Yaudah..semuanya udah berlalu,yang udah berlalu jadikan pelajaran hidup aja,sekarang tugas kamu jaga mereka baik baik..oke!"pinta dewa.

"Thanks wa..gua bakalan jagain mereka dengan baik,kalau perlu nyawa gue taruhannya!"tekan boy sambil tersenyum .

Dewa merangkul bangga boy,ia senang bisa berteman dengan orang seperti boy,berani dan mempunyai semangat serta rasa peduli yang tinggi.

"Sayang...felisa rewel,kayaknya dia mau sama kamu deh..!"pekik Vani dari dalam kamar.

"Iya sayang...oke gue kedalam dulu!"sahut boy dan berjalan menuju kamar untuk mengindahkan panggilan istrinya.

Dewa menghela napas lega sambil tersenyum bahagia.

Asri datang dari arah dapur sambil membawa secangkir teh hangat dan meletakkan nya di atas meja.

"Sayang ini teh nya.."ucap asri.

Dewa berbalik badan sambil tersenyum kearah istri tercintanya.

Ia berjalan kearah asri dan membawa asri dalam pelukannya yang semakin lama semakin erat.

"Kamu kenapa sih!"tanya asri polos.

"Emmm...saya pengen punya baby kayak felisa...!"seru dewa dengan suara yang dibuat serak.

Asri menelan salivanya dengan susah payah,ia tau benar bahwa percakapan dewa mengarah pada suatu hal yang saat ini berhasil membuat jantungnya berdegup kencang.

"Ja..jadi...?"tanya asri gugup.

"Kamu gak ada rencana buat gitu,saya pengen kembar...terus wajahnya imut kayak kamu...matanya, hidung nya..bawelnya...!"seru dewa sambil tetap kekeuh memeluk nyaman istrinya.

"Eemm...sayang...aa..aku..."

"WOI bambankkkkk!!!!,gak tau tempat apa yak!!..sadarkah kalian ada jomblo disini,jangan mesra mesra napa.. gak dikamar gak disini ,semuanya udah kayak sinetron drakor aee...,sedih banget gua liatnya!!!"pekik santi yang baru keluar dari dalam kamar vani.

"Yeiy...siapa suruh kamu liat!"ledek dewa.

"Makanya..buruan nikah dong san..biar gak ngenes banget tuh hidup!"tambah asri sambil melet.

Santi mencebikkan bibirnya dan berjalan kesal kearah dapur.Bersamaan dengan itu,reza telah kembali dari kantor polisi untuk mengurus chandra dan anak buahnya.

"Woi..mesra amat lu dua!..pulang gih,guling guling dirumah, apa kek!"pekik reza.

"Yaelah.. datang satu lagi..!"seru dewa sambil melepaskan pelukannya pada asri lalu duduk dikursi meja makan dan menyeruput teh yang dibuat asri tadi.

"Santi mana?"tanya reza to the poin.

"Tuh didapur,lagi galau dan gerah hati gegara liat kita dua!"sahut asri santai.

Reza hanya geleng geleng kepala, tidak heran jika Santi nya selalu mereka buat galau dan kesal.

"Au ah gelap!"seru reza dan berjalan menyusul santi didapur.

Saat itu Santi sedang memasak bubur untuk Vani.

Reza datang dan memeluk pinggang santi dari belakang.

"Calon istri ku lagi apa nih!"seru reza.

"Apaan sih peluk peluk,lepasss!!"pekik santi sambil melepas paksa pelukan reza.

"Gak mau!...sayang lagi galau ya gara gara liat mereka mesra mesra!"seru reza polos.

"Bodo..!!"ketus Santi.

Reza melepas pelukannya dan berdiri disamping Santi.

"Kok gitu ngomongnya..jujur aja kali,kalau cemburu dan pengen kayak mereka bilang,biar pernikahan nya kita percepat jadi minggu depan!"jelas reza.

Santi mendelikkan matanya dan menggetok kepala reza dengan centong.

"Cepat amat bambank!,ini pernikahan bukan ultah!"ketus Santi.

Reza mengusap usap kepalanya yang tidak berdosa menjadi korban penistaan Santi.

Untung sayang..

Batin reza

"Kok digetok sih..nnti kalau gue geger otak gimana,ah..lu mah jaat!"seketika nada suara reza berubah seperti nada bicara pada santi dulu.

"Kok loe ,gue sih!..kasar amet!!..kita kan udah bukan temenan!"kesel santi sambil mengaduk aduk buburnya cepat.

"Bodo...wlekkkk!!"ledek reza dan berlari keluar dapur.

"Reeeezaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!"teriak santi dan hampir melempar centong buburnya kearah reza.

Semenjak menjelang hari pernikahan,reza melarang santi untuk bersikap formal padanya walaupun notabene nya reza adalah bos dikantornya,setelah mereka menikah reza akan menaikkan posisi santi sebagai asisten pribadi dan tidak menggantikan sekretaris nya,hal itu ia lakukan agar santi selalu berada didekatnya dan bisa dengan mudah ia pantau,ya Reza sangat takut kehilangan kekasih tercintanya.