"Nay, kenapa sih Lo itu nyembunyiin fakta bahwa Lo adiknya kak Nathan sama kak Nicholas? Kalau Gue jadi Lo Gue pamerin kakak Gue yang ganteng-ganteng bak dewa," Tanya Tiara.
"Lo bisa ngomong gitu karena gak pernah ngerasain punya dua kakak cowok yang jadi most wanted di sekolah. Bayangin deh hampir tiap hari ada aja yang minta di jodohin sama kakak Lo apa gak muak?" Jawab Nayara.
"Ya bener sih tapi kan sayang banget," kata Tiara sambil menundukkan kepalanya.
"Selamat siang kepada seluruh siswa," terdengar suara pengumuman yang menggema di seluruh sekolah.
"Ada apa nih?"
"Woyy jangan ribut dong!"
"Bapak ucapkan terima kasih kepada siswa yang bersedia meluangkan waktunya untuk mendengarkan ceramah saya," kata seorang laki-laki yang tak lain adalah kepala sekolah.
"Duh ceramah mulu ga capek apa ngomong panjang lebar tapi ga di dengerin sama siswanya," omel Wulan.
"Nay, ayok mending kita ke rooftop aja gausah dengerin pak kepsek palingan ceramah tentang anak yang sering nongkrong di kafe depan sekolah," kata Tiara lalu menarik tangan Nayara menuju rooftop.
"Gimana lutut Lo? Udah sembuh belum?" Tanya Jesse kepada Sandrina. Mereka berdua kini berada di rooftop.
"Udah baikan kok," jawab Sandrina sambil memberi makan putsky kucing barunya.
"Maafin Gue kasar setiap ngomong sama Lo Gue ga bermaksud," kata Jesse dingin.
"Gapapa lagian Gue emang layak di perlakukan seperti itu," jawab Sandrina pelan.
"Mama Gue bilang Lo bakal di kasih kamar sendiri biar gak tidur di lantai," kata Jesse.
"Kok nyonya Dewi tahu kalau Gue tidur di lantai?" Tanya Sandrina bingung. Karena hanya dirinya dan ibunya saja yang tahu rahasia itu.
"Gatahu intinya nanti Lo bakal pindah di sebelah kamar Gue," kata Jesse.
"Makasih ya Jesse," kata Sandrina menatap hangat Jesse.
"Nanti pulangnya kita gak bisa bareng soalnya Gue mau date sama Nayara," jelas Jesse.
"Iya gapapa Gue bisa naik bus," jawab Sandrina sambil tersenyum.
"Astaga Nay ga usah takut. Percaya sama Gue pengumuman itu ga penting," terdengar suara berisik dari arah tangga menuju rooftop.
"Tapi kan namanya pengumuman harus di dengerin siapa tau ada plot twist," kata seorang perempuan yang suaranya sangat familiar di telinga Jesse dan Sandrina.
"Gawat Jesse, Nayara bakal kesini!" Kata Sandrina panik.
"Lo mending sembunyi di.... Aduh ga ada tempat sembunyi lagi," kata Sandrina panik.
Suara langkah kaki semakin mendekat. Jesse hanya diam mematung di tempatnya. Dirinya sudah pasrah menerima konsekuensi yang akan Ia dapatkan. Beberapa langkah lagi Nayara dan Tiara akan sampai di rooftop. Tiga langkah, dua langkah, greb!
"Nay jangan kesini," kata William sambil terengah-engah.
"William, Lo lari kesini?" Teriak Tiara heboh.
"Itu ga penting, sekarang kita pergi dari sini. Pokoknya Lo ga boleh kesini. Sekarang ikut Gue," kata William.
"Tunggu dulu Will jelasin dulu ada apa? Males banget Gue kalau turun nanti dengerin suara kepsek yang kaya tong kosong nyaring bunyinya itu," tolak Tiara.
"Please jangan kesini ikut Gue," mau tak mau Nayara dan Tiara mengikuti William dan pergi dari sana.
Jesse dan Sandrina tampak menghela napas lega.
"Jesse Lo cepet-cepet samperin Nayara gih sana jangan sampe dia curiga lagi," kata Sandrina.
"Gue duluan ya," kata Jesse lalu mendahului Sandrina.
"Sandrina sadar! Dia udah punya Nayara!" Kata Sandrina kepada dirinya. Sepertinya Ia jatuh cinta dengan Jesse.
"Ini ngapain kita kesini?" Tanya Tiara saat sadar jika perjalanan mereka mengarah ke lapangan basket.
"Nay Gue mau main basket. Lo nonton ya?" Pinta William.
"Kenapa harus Gue?" Tanya Nayara bingung.
"Please Nay kabulin permintaan Gue kali ini, ya? Gue janji ga bakal minta sesuatu lagi ke Lo setelah ini, ya?" Bohong William.
Sebenarnya William menghentikan Nayara agar tidak melihat Jesse sedang bersama Sandrina. Ia tadi melihat lewat jendela ruang club olahraga dan Ia juga bisa melihat Nayara dan Tiara yang sedang berjalan menuju rooftop. Ia hanya tidak ingin membuat hati Nayara hancur, padahal itu bisa saja jadi kesempatan bagus untuknya agar bisa menaklukan hati Nayara.
"Gue temenin deh Nay tapi Gue mau nonton pacar Gue main voli," kata Tiara duduk di pinggir lapangan memperhatikan kekasihnya.
Reihan yang melihat Tiara langsung menembakan love shot nya dan di bawa ke hati oleh Tiara.
"Sayang! Ngapain disini?" Tanya Jesse saat bertemu Nayara di pinggir lapangan.
"Lagi lihat pertandingan Basket. Kamu ga latihan?" Tanya Nayara.
"Ini sekarang mau latihan tadi habis bahas soal latihan," bohong Jesse.
"Yaudah semangat ya," kata Nayara dengan senyum.
Melihat senyum Nayara yang tulus membuat Jesse semakin merasa bersalah telah menipu Nayara yang tulus menyayanginya. Ia tidak bisa merelakan Nayara dan juga tak bisa membiarkan Sandrina begitu saja dari perlakuan teman-teman dan ibunya. William menatap sinis ke arah Jesse yang sedang mengelus rambut Nayara.
"Gue masih diem saat ini tapi tunggu aja nanti," kata William dalam hati.
"William konsentrasi!" Teriak pelatih.
"Maaf pak!" Kata William lalu kembali ke formasi awal teamnya.
****
"Ma Nicholas sama Raya mau sama-sama kuliah di Jepang," kata Nicholas kepada Sherina.
"Di Jepang? Kenapa tiba-tiba?" Tanya Sherina kaget.
"Sebenarnya saya dapet beasiswa kuliah di Waseda University tante. Jadi, dua bulan lagi saya akan tinggal di Jepang sambil kuliah selama empat tahun," jelas Raya.
"Uwah hebat banget kamu Raya. Terus Niko kamu kesana beasiswa atau pake uang mama?" Tanya Sherina yang membuat Nicholas menyengir.
"Ya pake uang mama lah tapi Niko usahain bakal dapet beasiswa, oke?" Kata Nicholas membujuk mamanya.
"Iya mama dukung yang semangat belajarnya," kata Sherina dengan senyum.
"Terus Naya gimana?" Tanya Nayara yang entah sejak kapan sudah berada di depan pintu sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Loh Nay udah pulang ternyata. Naya gimana apanya?" Tanya Sherina yang gak peka.
"Kak Niko mau ke Jepang. Kak Nathan nanti mau tinggal pisah sama kita. Terus Naya di rumah sama siapa kalau mama pergi ke Afrika bareng papa?" Tanya Nayara.
"Kirain kenapa, ya Lo tinggal sendiri dirumah enak kan ga ada yang gangguin," kata Nathan yang diam-diam menguping pembicaraan mereka.
"Dulu Lo pingin banget Gue pergi dari rumah ini yakan?" Sambungnya.
"Ya pergi yang Gue maksud tuh ga gini! Gue ga pernah beneran bilang kalau Gue pingin Lo pergi kak Nathan!" Kata Nayara.
"Terus Naya maunya gimana?" Tanya Sherina lembut.
"Terserah deh," jawab Nayara lalu naik ke kamarnya.
"Ma, kak Jason kok belum dateng?" Tanya Nayara dari kamarnya.
"Dia udah gak jadi tutor pribadi kamu Nay," jawab Sherina.
Sontak saja Nayara langsung menghampiri mamanya dan melotot kaget mendengar pernyataan mamanya itu.
"Kenapa ma? Terus nanti yang ngajarin Nayara siapa dong?" Tanya Nayara.
"Ga perlu kan Nay, kamu udah sekolah biasa nanti ikut aja bimbel," jawab Nicholas.
"Tapi ma kasih tahu Naya dulu kenapa kak Jason di pecat?" Tanya Nayara yang hampir mengeluarkan air matanya.
"Mama ga mecat Jason Naya, dia yang bilang pingin berhenti dan mulai serius sama kuliahnya. Kamu mau nanya sendiri ke orangnya? Nih telpon," kata Sherina sambil menyerahkan satu kartu nama.
"Gausah gaperlu," kata Nayara lalu kembali ke dalam kamarnya.
Nayara langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Jason.
"Bentar ya," kata Jason yang sedang berkumpul dengan teman kampusnya.
"Halo kak Jason?"
"Halo Nayara kenapa? Ada soal yang pingin di tanya kah? Maaf kakak lagi ngumpul sama temen kakak," kata Jason.
"Kak Jason ada waktu gak buat ketemu? Sebentar aja," mohon Nayara.
"Tumben boleh besok yaa," kata Jason.
"Makasih kak," kata Nayara lalu menutup telponnya sepihak.
"Tumben pingin ketemu diluar," gumam Jason.
keesokan harinya...
"Tumben banget kamu pingin ketemu Nay. Ada soal yang gak bisa kamu jawab?" Tanya Jason yang sudah duduk di hadapan Nayara.
"Kenapa Nay? Muka kakak aneh ya hari ini?" Tanya Jason yang merasa di pandang tajam oleh Nayara.
"Kasih tiga alasan kenapa kakak berhenti jadi tutor aku," kata Nayara dengan tatapan mengintimidasi.
"Owh kamu udah tahu tentang itu ya? Bagus deh, kamu udah nemu tutor baru belum?" Pertanyaan Nayara malah di jawab dengan pertanyaan oleh Jason yang membuat Nayara menjadi kesal.
"Jawab kak bukannya malah nanya balik kaya gitu," bentak Nayara.
"Yang pertama karena hubungan Jesse dan kakak-kakak kamu kurang baik. Yang kedua karena hubungan kamu dan Jesse. Dan yang ketiga karena kakak gak mau lihat kamu di sakiti sama adik kakak," jelas Jesse.
"Apaan sih alasannya ga masuk akal banget!" Bentak Nayara.
"Kakak saranin kamu cepet putus dari Jesse, ya? Demi kebaikan kamu," kata Jason.
"Kak kasih tahu aku apa yang terjadi diantara kakak-kakak aku sama Jesse. Penasaran banget sumpah," kata Nayara mencegah Jason pergi.
"Kamu belum di kasih tahu? Yaudah kakak ceritain kejadiannya," kata Jason yang hendak pergi namun kembali duduk akibat tarikan kuat dari Nayara.
****
"Anak mama cantik banget sih ututu," kata Freya yang sedang bermain dengan Nia Twins di ruang tamu.
"Nona Freya perlukah kami membuatkan susu untuk Nona Tania dan Nona Sania?" Tanya salah satu penjaga rumah.
"Gausah nanti saya buat sendiri," kata Freya halus.
"Permisi," kata seorang wanita.
"Eh Mbak Andra sama Zayn ada Kanaya juga. Ayo masuk Mbak," sambut Freya hangat.
"Kenapa Mbak dateng kesini?" Tanya Freya.
"Pingin main aja sih biasanya juga gitu. Omong-omong Tania sama Sania udah bisa makan belum? Mbak bawain pisang," kata Mbak Andra.
"Ya ampun sebenarnya gausah repot-repot sih Mbak. Tapi karena udah di bawain ya saya terima," kata Freya sambil mengambil pisang yang di berikan Mbak Andra.
"Mama adiknya nanti pasti kayak Zayn," celetuk Kanaya yang kini sudah berusia tiga tahun dan dalam tahapan belajar berbicara.
"Iya sayang nanti dua adik ini bakal jadi temen Kanaya sama Zayn. Asik kan kalau punya banyak temen," kata Freya kepada Kanaya.
"Coba bisikin adiknya cepet besar ya dek gitu di sebelah telinganya," perintah Mbak Andra.
"Cepet besar ya dek! Cepet besar ya dek!" Kata Kanaya dua kali di telinga Tani dan Sania.
"Makasih kak Naya," kata Freya lalu mengusap rambut Kanaya lembut.