Life After Death : Second Life

Ari_Za
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 32.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Setelah kematian aku mengira kehidupan di dunia akan sepenuhnya berakhir dan digantikan dengan kehidupan yang namanya akhirat , namun aku salah... kehidupanku di dunia tidak berakhir setelah aku mati.

"Huh... kehidupanku di bumi saja sudah memperhatikan, kenapa aku harus menjalani kehidupan baru yang sangat menyiksa ini?"

AWAL!

Semuanya berawal pada hari itu...

Semua orang larut dalam urusannya masing-masing meskipun di depan mereka ada sayup-sayup suara. Termasuk diriku juga, berada di barisan paling depan, aku yang paling tersiksa di tempat itu.

Memang menyebalkan.

Aku dengan saksama mendengar setiap kata-kata orang yang tepat berada di depanku, guru. Itu hanya tampilan luar, kenyataannya aku hanya berpikir tentang masalah game yang aku mainkan tadi malam dan seseorang yang duduk di sampingku. Bukan dalam artian yang baik, yah... aku sangat membenci orang yang duduk di sampingku.

Kombinasi beberapa angka dan huruf X dan Y, juga beberapa simbol lain yang tidak aku mengerti.

Aku sudah terlalu muak! Kapan ini berakhir?

Jika bisa, aku ingin terlahir di dunia yang semua ini tidak ada. Yah... hanya omong kosong, mana mungkin keinginan seperti itu akan dikabulkan. Ha—ha—ha... andai dunia ini seperti di game yang aku mainkan yaitu hukum tidak berlaku bagi yang kuat.

Semuanya ditentukan oleh skill. Skill adalah segalanya.

Lagi-lagi aku berkhayal yang tidak mungkin. Sebegitu buruknya kehidupanku sehingga aku selalu bermimpi hal semacam itu. Ironi sekali.

Kembali ke suasana yang membosankan.

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu datang. Bel berbunyi dengan keras, guru yang mengajar waktu itu langsung berhenti dengan kegiatannya dan akan siap pergi. Namun... sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Tiba-tiba buku yang ada di atas mejaku jatuh dengan sendirinya, diiringi dengan guncangan. Guncangan itulah yang membuat bukuku jatuh, dan bukan hanya itu saja... seisi kelas langsung seperti kapal pecah dan semuanya menjadi panik.

Dan... ini bagian paling mencengangkannya, sebuah cahaya misterius secara tiba-tiba muncul. Saat terkena cahaya itu, tubuhku dilanda rasa sakit yang amat sangat. Mungkin itulah rasa sakit paling mengerikan yang pernah aku rasakan.

"A—pa a—ku mati?"

Setelah itu semuanya menjadi gelap.

.

.

.

.

Waaaaa!

Aku mencoba berteriak tadi, tapi entah kenapa suaraku tidak bisa keluar.

Oke, tenang.

Rasa sakit yang kualami tadi sudah hilang.

Emmm... hal terakhir yang kuingat adalah gempa dan cahaya misterius di tengah-tengah pelajaran matematika

Tunggu, di mana ini?

Gelap... aku bahkan tidak bisa membuka mata sama sekali. Sebentar, aku merasa posisi kepalaku berada di bawah.

Oi, oi... kenapa aku seperti sedang main seluncuran. Yah... aku merasa tubuhku melewati sesuatu seperti lubang.

Ok... tenangkan dirimu. Sekarang aku merasa mataku mulai bisa dibuka. Secara perlahan aku membuka mata, cahaya mulai bisa kulihat.

Setelah mataku terbiasa dengan cahaya di tempat ini, aku menemukan seorang wanita paruh baya menggendong diriku.

( Tunggu, aku digendong seperti bayi? )

Wanita paruh baya itu pun tampak sedang berbicara dengan orang lain. Ternyata bukan hanya dia yang ada di ruangan ini.

Sekarang tubuhku berpindah tangan. Seorang wanita yang kelihatan berusia 30-an menangis tersedu-sedu menatapku, aku juga merasakan pipiku dibelai.

( Ini tidak seperti dalam bayanganku, kan? )

Kemudian datang seorang pria dengan nafas yang terengah-engah menghampiri kami. Dia juga sama dengan wanita tadi, menangis. Hah... aku sudah mengerti, aku terlahir kembali.

Dan ngmong-ngmong, aku terlahir dimana?

"&$($"!!$)#)#?*"

Wanita itu berbicara, tapi aku tidak mengerti apa yang dia ucapkan. Bahasa apa yang digunakan?

***

Nama : —

Ras : Manusia

Level : 0

Hp : 100 ( Bar berwarna hijau )

Mp : 100 ( Bar berwarna biru )

Str : 20

Vit : 20

Int : 20

Agi : 20

SP (Skill Point) : 1000

Skill : —

***

Muncul layar hologram transparan di depanku.

Apa-apaan ini? Status? Seperti game?

Waaaaaahhh... aku kira kehidupanku pasti akan sangat seru.

Apakah aku harus bersyukur?