Chereads / The Romanov Diadem: 100 RUB / Chapter 2 - Louder Than Bombs

Chapter 2 - Louder Than Bombs

Nikolai tidak pernah menyangka bahwa Natalya yang begitu bucin kepadanya bisa pergi begitu saja. Nikolai buru-buru menepis pikiran buruk tentang Natalya. Dia yakin bahwa Natalya hanya emosi sesaat.

Bukankah semua ini memang kesalahan Nikolai semata karena tidak dapat membayar sejumlah tagihan minuman?

Saat ini, Nikolai sedang berada di sebuah ruangan yang terletak di belakang club. Ruangan tersebut tidak memiliki kaca jendela juga tidak memiliki penerangan yang baik. Dia di sana bersama beberapa orang yang bertampang garang dan satu orang berbadan gemuk.

"Cepat bayar bill Anda, Tuan Romanov!"

Seorang penjaga memberikan perintah. Namun, Nikolai tetap mengabaikannya.

"Apakah kau tuli, Tuan Nikolai?"

"Hei! Tidak bisakah kau bersikap sopan?! Tidak tahukah kau, siapa saya?!"

Nikolai melayangkan protes. Dia merasa terhina atas perkataan salah seorang penjaga tadi.

"Tidak perlu banyak protes! Jika kau memang seorang Romanov, kau pasti memiliki banyak uang."

Si pria gemuk akhirnya membuka mulut. Di sisi kanan dan kiri si pria gemuk terdapat wanita berpakaian seksi yang sedang meraba-raba tubuhnya. Nikolai merasa jijik melihatnya.

"Bos Karol, sepertinya pria ini menantang Anda."

Oh, pria gemuk ini bernama Karol. Hmm, aku akan ingat selalu wajah dan namanya di benak ku.

Nikolai menatap Karol sambil bermonolog.

"Oke! Oke!"

Sial! Hari ini adalah hari tersial bagiku sepanjang hidup. Kakek Vladimir tidak memberikan ku cukup uang untuk berfoya-foya. Lantas apa maksud Kakek mau minta ku untuk memilih salah satu kartu ku?!

Nikolai menyesali takdirnya hari ini di dalam hati seraya melepaskan jam tangan mewah yang selalu melekat di pergelangan tangan kanannya.

"Jika kau tidak buta, maka kau bisa menilai berapa harga jam tangan mewah ini."

Nada ketus berisi penghinaan meluncur dari mulut Nikolai. Semua orang tercengang melihat jam mewah Nikolai yang ada di atas meja. Karol pun mengambilnya.

Hmm! Jam tangan ini memang asli. Harganya sudah dipastikan mahal. Namun sesuai dengan instruksi Tuan Igori, aku harus membuat Tuan Muda Nikolai sengsara malam ini.

Ada senyum sarkas yang terlihat di bibir Karol. Oh? Apa rencana dia selanjutnya?

"Hmm, jam tangan ini memang sangat mewah dan dipastikan harganya mahal. Namun, tetap tidak bisa menutupi bill malam ini, Tuan Nikolai."

Kedua mata biru Nikolai membulat. Dia berdiri sambil bertolak pinggang.

"Tidak mungkin. Apakah kau mencoba memeras saya?!"

"Apakah Anda tidak melihat dengan jelas berapa nominal Rubel yang tertera di bill?!"

Nikolai menatap wajah Karol yang sedang tersenyum puas. Kemudian, dia meraih bill di atas meja.

"Sialan!"

Nikolai memaki jumlah Rubel yang tertera.

"Apa-apaan ini?! Mengapa harga minuman ini sangat mahal?! Apakah kau sengaja menaikkan harga?!"

"Ha! Ha! Ha! Protes pun akan percuma, Tuan Romanov. Hajar dia!"

Karol pun memberikan perintah kepada semua anak buahnya untuk menyerang Nikolai.

"Tunggu! Tunggu!"

Nikolai mengangkat kedua tangan, lalu dia merogoh saku mencari-cari smartphone-nya.

"Saya menghubungi seseorang untuk datang ke sini! Bersabarlah!"

"Sayangnya saya bukan orang yang penuh dengan kesabaran."

Karol membalas ucapan Nikolai. Dia menatap Nikolai sejenak belum akhirnya menyetujui keinginan Nikolai.

Oh, damn! Sejujurnya, aku tidak tahu, siapa yang akan ku hubungi? Apakah Natalya? Atau Aleksei?

Ya, Hanya dua nama yang terbesit di benak Nikolai saat ini. Kedua ibu jarinya pun menari-nari di atas keypad smartphone.

"Oh, shit!"

Nikolai merasa geram karena Natalya tidak menerima panggilan teleponnya. Kini, dia menekan nomor telepon sahabatnyaーAleksei.

Nada sambung terdengar di telinga Nikolai, tetapi tidak juga terdengar suara siapapun di seberang sana.

"Oh, ke mana mereka berdua?!"

Nikolai mengacak-acak rambut kecoklatannya. Wajahnya lihat frustasi.

Oh, Apakah aku harus menghubungi Nenek Mozza?! Apakah Beliau akan memihakku setelah apa yang kulakukan kepada kakek siang tadi?!

Dengan penuh pertimbangan, akhirnya Nikolai menekan kontak Morzevich.

"Huftt!"

Tidak ada satupun yang menjawab panggilan telepon Nikolai. Dia bahkan lupa jika dirinya masih memiliki Vasili dan Leonid.

"Hajar dia sekarang!"

Karol kembali memerintahkan anak buahnya. Kali ini, Nikolai tidak bisa mengelak lagi karena tidak ada seorangpun yang dapat membantunya.

"Pegang dia!"

Salah seorang anak buah Karol berseru. Nikolai menerima beberapa pukulan di bagian perut dan wajah. Dia meringis kesakitan.

"Ughh! Kuーkurang ajar! Saーsaya akan mengingat wajah kalian semua."

Terlihat darah segar di ujung bibir Nikolai. Wajahnya yang putih berubah menjadi pucat pasi. Dia meringis kesakitan sambil menatap orang yang memukulinya.

"Ha! Ha! Ha! Kau bahkan lebih hina daripada binatang, Tuan Romanov. Kau berlagak seperti orang kaya raya padahal kau tidak memiliki uang sepeser pun."

Pria di hadapan Nikolai kembali memukulinya dengan membabi buta. Namun tiba-tiba, terdengar suara seseorang menghentikannya.

"Stop!"

Rambut Nikolai basah karena berkeringat. Kedua matanya pun sendu.

"Igor ...."

Igor pasti datang untuk membantuku, lanjut Nikolai di dalam hati.

"Lepaskan Tuan Muda Nikolai!"

Igor mengangguk ke arah Karol. Pria gemuk itu lantas menjentikkan jari sebagai isyarat agar semua anak buahnya melepaskan Nikolai.

"Kau datang terlambat, Igori!"

Bukannya berterima kasih, Nikolai justru berseru dengan nada tinggi kepada Igori.

"Cepat urus mereka!"

Nikolai mengusap darah di ujung bibirnya. Dia juga merapikan pakaian dan rambutnya. Kemudian, melangkah ke luar dari sana.

Igori menghela napas kasar. Dia melihat Nikolai berjalan menuju pintu ruangan yang tertutup.

"Kerja bagus, Karol."

Usai memuji si pria gemuk, Igor lantas menyusul Nikolai. Dia setengah berlari mengejar si tuan muda arogan keluarga Romanov.

***

"Tuan Muda, silakan masuk ke mobil! Saya akan mengantar Anda kembali ke mansion keluarga Romanov."

Langkah Nikolai terhenti tepat di depan mobil Igori yang terparkir rapi di depan club malam.

"Cih! Saya tidak akan kembali ke Dmitrovka."

Nikolai memasukkan kedua tangan ke saku jaket. Dia segera berjalan menuju mobilnya sendiri. Namun, Igori seolah tidak pernah kehabisan akal.

"Tunggu, Tuan Muda."

"Huhh! Now what?!"

Nikolai memutar tubuhnya menghadap Igori dan menatap pria itu dengan jengah.

"Anda akan pergi ke mana selarut ini?!"

"Hei, Tua bangka! Jangan mencampuri urusan saya!"

Nikolai kembali berbalik dan berniat untuk melangkahkan kakinya menjauh dari sang pengacara keluarga Romanov.

"Saya datang ke sini bukan tanpa tujuan, Tuan Muda."

Igori mengutarakan tujuan kedatangannya ke klub malam di mana Nikolai terjebak di dalamnya.

"Saya tidak peduli."

Nikolai terus berjalan sambil mengangkat tangan kirinya berusaha mengajukan perkataan Igori.

"Saya ingin, Anda ikut dengan saya untuk membuat suatu kesepakatan!"

Sepertinya menarik. Apakah kesepakatan itu akan menguntungkanku? Jika iya, why not?

Sepertinya Nikolai tertarik dengan pembahasan Igori. Pria itu berdiri tepat di depan mobil Lamborghini miliknya.

"Kesepakatan apa maksud mu, Igori?"