Chereads / The Romanov Diadem: 100 RUB / Chapter 3 - Betrayal

Chapter 3 - Betrayal

"Saya tidak akan mengajak Anda membuat kesepakatan jika tidak menguntungkan, Tuan Muda."

Igori melangkah mendekati Nikolai. Dia muak melihat Nikolai yang sedang memainkan asap cerutu.

"Really?" tanya Nikolai tidak percaya.

Oh, tampaknya Nikolai meragukan ucapan Igori. Sebenarnya, ada apa dengan pria muda itu?

Dahi Igori berkerut. Wajah tua itu terlihat lelah, tetapi mengapa dia tidak pensiun saja dari posisi pengacara keluarga Romanov?

"Jelaskan sekarang dan jangan bertele-tele!"

Masih dengan nada ketus, Nikolai meminta penjelasan tentang kesepakatan yang ditawarkan Igori tadi.

"Begini, sebentar lagi Anda akan berulang tahun ke-25, bukan?"

Igori mencoba memerhatikan mimik wajah Nikolai. Dia menebak-nebak apa yang sedang dipikirkan si tuan muda manja ini.

'Oh, astaga! Sukar sekali menjalin komunikasi dengan Tuan Muda Nikolai. Apa yang harus kulaporkan kepada Tuan Besar Vladimir jika malam ini gagal membuatnya menandatangani kontrak tersebut?' tanya Igori pada dirinya sendiri.

"Katakan saja langsung ke intinya, Igori!"

Masih asyik memainkan asap cerutunya, Nikolai menatap pemandangan langit malam musim panas kota Moskow, Rusia.

"Sesuai dengan peraturan turun-temurun di keluarga Romanov, jika seorang pewaris keluarga akan berulang tahun ke-25, maka dia harus menjalankan beberapa persyaratan untuk mendapatkan gelar ahli waris."

Igori menjaga stabilitas suara ketika menjelaskan tentang isi kesepakatan agar suaranya tetap terdengar tegas.

"Lalu?!"

Intonasi suara yang dihasilkan dari mulut Nikolai membuat Igori tahu bahwa lawan bicaranya sudah tidak sabar.

"Anda adalah satu-satunya calon pewaris keluarga Romanov. Maka Anda harus menandatangani dan menjalankan kesepakatan tersebut."

"Bullshit!"

Nikolai berdiri, lalu menginjak sisa cerutu dengan geram. Dia menatap Igori sekilas.

"Minggir!"

"Tuan Muda, saya belum selesai bicara. Saya ingin Anda ikutー"

Nikolai mendorong Igori hingga membuat pria itu nyaris terjatuh.

"Hei, pria tua! Pergilah ke suatu tempat untuk menghabiskan sisa hidupmu! Saya dengar, Desa Grindelwald di Swiss sangat indah dan sepertinya akan cocok untuk pria tua yang sedang menunggu Malaikat maut."

Nikolai membuka pintu mobilnya, lalu masuk ke dalam sana. Tanpa merasa bersalah, dia menyalakan mesin mobil dan segera menginjak pedal gas.

"Tuan Muda, Anda harus mengikuti kata-kata saya atau Anda akan menyesal!"

"Enyahlah!"

Igori sudah terbiasa dengan hinaan ataupun perilaku kasar dari Nikolai. Dia paham betul bagaimana perangai Nikolai.

"Hmm, saatnya menjalankan planning ke-2!"

***

Buk!

Nikolai menggebrak dashboard mobil sambil terus menyetir.

"Sial!"

"Aku tidak akan terjebak lagi untuk yang kedua kalinya. Kau pikir, aku bodoh?! Hei, Igori! Kau adalah tangan kanan Kakek Vladimir dan aku harus berhati-hati denganmu."

Nikolai tidak berhenti menggerutu. Dia masih geram mengingat kejadian di kantor Vladimir siang tadi juga kejadian di klub malam.

"Aku ingin sekali menikmati malam ini bersama Natalya. Aku benar-benar candu bersamanya."

Nikolai menghentikan mobilnya tepat di parkiran sebuah apartemen mewah di kawasan Danilovsky, Moskow. Ya, Nikolai membelikan satu unit apartemen untuk kekasihnya pada musim dingin lalu.

Tidak butuh waktu lama, Nikolai berjalan menuju lift yang akan membawanya ke lantai 7 di mana kamar Natalya berada.

Tring!

Pintu lift terbuka lebar. Nikolai masuk dengan penuh percaya diri. Dia melihat pasangan sedang berpelukan erat tanpa menghiraukan kehadirannya.

'Benar-benar sial. Ya, Moskow memang bebas mengekspresikan diri, tetapi aku sungguh tidak sabar lagi untuk melakukannya dengan Natalya,' ujar Nikolai dalam hati.

Usai angka 7 pada dinding lift menyala, Nikolai buru-buru bersiap pergi dari sana.

"Hmmm ...."

Nikolai bergumam ketika mendengar suara desahan di belakangnya. Dia melangkah keluar dari sana.

117 adalah nomor kamar apartemen Natalya. Tanpa menunggu waktu lagi, Nikolai berdiri, lalu menekan beberapa angka yang merupakan sandi kamar kekasihnya.

"0109 ...."

Nikolai tersenyum ketika mendengar suara pintu terbuka otomatis. Dia segera melangkah masuk.

"Dear Natalya, aku ... datang ...."

Suara Nikolai lenyap saat melihat lantai penuh dengan pakaian dalam wanita yang berserakan. Tidak hanya itu, dia juga melihat pakaian pria berserakan di mana-mana.

"Apa ini?!"

Nikolai tersentak ketika mendengar suara desahan yang berasal dari dalam kamar.

"Mungkinkah itu adalah ...."

Pintu kamar yang sedikit terbuka membuat Nikolai tidak perlu bersusah payah membukanya. Dia mendorong pintu tersebut hingga terlihat jelas dua orang berlainan jenis sedang mengerang satu sama lain.

Nikolai tenggelam di dalam pikirannya. Dia kalut. Dia geram. Dia mengepalkan kedua tangannya.

"Kau selalu terbaik, Natalya! Apakah permainanku lebih hot daripada si pecundang itu?"

Suara pria yang akrab di telinga Nikolai. Ya, dia adalah Alekseiーsahabatnya.

"Oh, Alek, kau adalah priaku. Nikolai pecundang itu tidak akan pernah tahu bahwa kita berdua telah bersenang-senang menghabiskan uangnya selama ini."

Suara manja dan menggoda itu milik Natalya. Nikolai sangat hapal dengan gaya bicaranya.

"Ha! Ha! Ha!"

"Ha! Ha! Ha!"

Suara tawa keduanya pun memekakkan gendang telinga Nikolai hingga membuat pria itu tidak bisa lagi menahan emosi.

"Kini, si pecundang tahu bahwa kekasih dan sahabatnya adalah penghianat."

Suara Nikolai terdengar tegas dan dingin. Aleksei turun dari tubuh Natalya yang sejak tadi berada di bawahnya. Sedangkan Natalya segera menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Untuk apa kau tutupi tubuhmu, Natalya? Bukankah aku juga sudah mencicipinya?"

Tanpa segan-segan, Nikolai maju mendekati Aleksei. Dia hendak melayangkan tinju ke wajah sang sahabat.

"Oh, ada apa, Nikolai? Apakah kau terkejut sehingga ingin memukulku?"

Aleksei bertanya dengan nada mengejek. Dia juga menatap Nikolai seolah tidak terjadi apa-apa.

"Kau pikir, aku terkejut? Tingkah kalian berdua benar-benar biadab."

"Dan jika kau sudah tahu, maka pergilah!"

Bisa-bisanya Natalya mengusir Nikolai! Bukankah pria Romanov itu adalah pemilik unit apartemen ini?

Nikolai gagal menghajar Aleksei. Kini, dia menatap Natalya.

"Apa?! Pergi?! Hmm?!"

Ada yang lucu di sini. Seorang pemilik apartemen telah diusir oleh wanita yang selama ini menumpang padanya.

"Ini apartemen milikku, ingat?! Jadi, kau yang seharusnya pergi dan ajak selingkuhan mu ini!"

Nikolai menunjuk pintu kamar. Kemudian, dia justru mendengar suara tawa dari keduanya.

"Ha! Ha! Ha!"

"Ha! Ha! Ha!"

Aleksei memakai pakaian dalam untuk menutupi bagian vitalnya. Dia berjalan menuju nakas, lalu mengambil sesuatu dari sana.

"Kau lihat?!"

Aleksei membuka sebuah dokumen, lalu menunjukkannya kepada Nikolai.

"Natalya sungguh cerdik, bukan? Dia telah membuat apartemen ini menjadi miliknya."

Terlihat tanda tangan di dokumen tersebut. Ya, tanda tangan Natalya dan nama yang tertera jelas.

"Sialan! Wanita parasit yang licik!"

"Benar."

Natalya turun dari ranjang dan berjalan ke arah Aleksei sambil mengukir senyum di bibirnya.

"Aku adalah Natalya Yezhova. Akulah si wanita parasit yang licik. Dan, kau jatuh cinta pada pesonaku, 'kan?"

Aleksei memeluk Natalya dari belakang. Merek menunjukkan kemesraan di hadapan Nikolai hingga membuat pria itu menggeleng.

"Tingkah kalian membuatku muak."

Nikolai mengusap wajahnya kasar. Dia juga mengacak-acak rambut hitamnya.

"Asal kau tahu saja, Nikolai! Kami telah menjalin hubungan asmara jauh sebelum aku bersamamu. Aku sengaja menjebakmu agar lebih leluasa menikmati kekayaanmu."

"Namun nyatanya, dia sudah miskin, Dear. Kita tidak akan mendapatkan keuntungan apapun lagi darinya."