Chereads / Teman Gak Ada Akhlak / Chapter 2 - 2. Keseharian di Sekolah

Chapter 2 - 2. Keseharian di Sekolah

Reita sudah berhadapan dengan seorang teman yang tidak ada akhlaknya itu. Dengan senyuman tulusnya, pasti ada apa-apa. Jadi, Reita sangat kesal dengan teman yang satu ini.

Reita sudah terbiasa berhadapan dengan orang itu. Orang itu adalah teman sekelasnya Reita. Dia selalu melakukan hal yang tidak ada akhlaknya pada Reita.

"Reita!" Panggil orang itu.

"Apa?" Tanya Reita pada siswa itu dengan tatapan mata yang malas.

"Tumben gak telat. Biasanya telat tuh," sahut teman Reita mendekati Reita yang sedang berjalan di koridor sekolah.

Reita hanya terdiam dengan teman yang cukup membuatnya sial semenjak masuk masuk SMAN 2 Bandung. Dia sudah mengenal teman yang mendekatinya selama di SMA.

"Kenapa gak jawab? Kita kan teman!" Teman Reita memojokkan Reita yang sedang malas melayaninya.

Teman Reita yang sangat bersahabat namun ada apa-apa. Anak yang sebaya dengan Reita namun sikapnya sedikit berbanding terbalik dengan Reita. Ia sudah tinggal di Bandung sejak lahir.

Ini dia. Zeni Lin Ho. Teman Reita berketurunan Cina, namun matanya tidak sipit seperti orang cina sebelumnya. Dia lahir pada tanggal 13 September (Zodiak Virgo) di kota Bandung.

Dia memiliki wajah seperti orang Cina. Rambut orange seperti mentari dan mata yang bersahabat namun tiada akhlaknya. Dia sudah satu kelas dengan Reita sejak MOPD.

Sementara Reita, lahir pada 2 Desember (Zodiak Sagitarius). Ia tidak terlalu peduli dengan tanggal lahir itu. Reita sendiri menganggap tanggal ulang tahunnya sebagai hari biasa layak orang dewasa pada umumnya.

"Dahlah! Aku mau ke kelas dulu. Udah telat lagi," jawab Reita segera meninggalkan Zeni.

Reita segera meninggalkan Zeni yang penasaran dengan jawaban dari Reita. Tak lama kemudian, ada gadis yang tiba-tiba muncul di belakang Reta. Reita tidak terkejut karena gadis itu selalu tiba-tiba muncul.

"Kenapa kamu kesal? Sini cerita sama aku!" Bujuk cewek itu menggeliat di tubuh Reita.

Cewek itu memiliki tubuh seperti anak kecil. Namun, tinggi badannya 160 cm. Wajah yang mungil dengan mata biru langit musim panas dan rambut orange jeruk pendek dengan sedikit aksesoris.

Ini dia. Dona von Schutzel. Cewek berdarah biru di Jerman. Ayahnya dan Ibunya adalah orang Jerman yang sudah menetap di Indonesia. Ayahnya adalah manajer perusahaan di Bandung yang dipimpin oleh CEO Vampire.

"Hei! Kawanku! Mengapa Anda begitu gundah hari yang cerah ini?" Tanya teman Reita yang menghampiri Reita yang sedang menuju ke kelas.

Siswa itu lebih tinggi dari Reita. Dia bertenaga, Gaya rambut yang unik seperti gaya pompadour hitam, mata biru seperti orang Eropa dan jenius. Namun, dia adalah remaja yang maniak dengan sastra Indonesia.

Ini adalah Madun Renaparte. Seorang murid sekelas Reita yang maniak akan satra. Di setiap obrolan, selalu ada sastra yang melekat setiap perkataan Madun. Entah apa yang merasuki si Madun ini.

"Apa sih? Gua ke kelas tahu," jawab Reita sangat kesal pada Madun.

"Oh! Seperti itukah, Kawanku?" Banyol Madun terlalu sastra.

"Eh?! Tumben Reita tukang telat mulai tepat waktu," sapa cewek satunya terasa menyindir Reita.

Cewek satunya mulai bermunculan di belakang Reita. Cewek itu sangat manis, imut dan lucu. Namun, sikap itu hanyalah kebohongan. Ia hanya bersikap sok cantik, manis, dan imut, sehingga ia dinobatkan sebagai cewek alay di sekolah.

Tubuhnya tidak seperti pada cewek umumnya. Tinggi badannya 145 cm dengan berat badan 38 Kg. Rambut orange terang seperti senja dan mata biru seperti orang Eropa.

Ini adalah Selly Sentinel. Cewek yang alay. Dia adalah teman sekelas Reita yang alay karena sering main Titokku saat jam kosong. Selly masuk Ekskul Teater untuk memperlihatkan ke-alay-annya, maksudnya keimutannya.

"Kemana aja sampai tepat waktu gini? Makanya, jangan telat mulu! Kamu harus datang ke sekolah rajin-rajin kayak aku," tegur Selly menyombongkan dirinya.

Reita sudah berhadapan dengan 4 teman yang tidak ada akhlaknya itu. Reita hanya terdiam dengan ocehan teman-temannya yang membuatnya tidak bisa fokus berjalan. Ada yang lebih buruk dari itu.

Tak lama kemudian, ada cewek yang mengaku menjadi pacar Reita. Ia lebih tinggi daripada Reita yang lebih tinggi daripada Selly. Cewek itu berkisar 162-165 cm. Rambut panjang yang terurai dan mata hitam orang Indonesia. Tubuhnya seperti ibu-ibu yang sedang berurusan dengan rumah tangga.

"Reita!" Panggil cewek itu menghampiri Reita dan berniat untuk memeluknya.

Reita hanya terpaksa dipeluk oleh cewek yang dari darah Korea Selatan itu. Cewek yang penuh dengan kasih sayang. Entah kenapa cewek itu menyukai Reita sejak masuk SMA 2 Bandung

"Reita. Kamu kemana saja? Kok kamu telat terus?! Padahal, aku nunggu kamu selama seharian," tanya cewek itu sambil memeluk Reita

"Sial! Najis gua sama pelukan ini," gumam Rieta dalam hati.

Anna Hyun. Cewek Korea Selatan yang menyukai BTS (Bangtan Sonyeondan). Dia lahir tanggal 23 Desember (Zodiak Capricorn), 2 hari sebelum Natal.

"Reita. Jangan telat terus! Nanti aku gak bisa bareng sama kamu," bujuk Anna memeluk Reita yang merupakan pacar Anna.

Anna melepaskan pelukannya. Reita tidak merasakan pelukan dan kasih sayang itu. Ia anggap pelukan itu cukup menyiksanya. Dengan ukuran dada 77 cm, Reita tidak akan mendekati Anna meskipun Anna selalu mendekati dan merayu Reita.

"Reita. Temani ke kantin yuk!" Ajak Dona untuk bolos ke kantin.

"Gak mau! Pergi sana sendiri!" Reita membentak Dona yang menggeliatnya.

"Tenang saja, Kawanku! Kami takkan ketahuan," ujar Madun dengan percaya diri.

"Tadi pagi, kamu kesel banget. Kenapa kamu kesel? Cerita sama aku, dong!" Bujuk Dona memaksa Reita untuk bercerita.

"Iya. Kalau kamu kesel, nanti kamu cepet tua. Gak kayak aku yang cantik dan manis ini," sambung Selly menyombongkan dirinya.

"Reita. Jangan marah dong! Kalau kamu marah, aku mau nikahin kamu, lho," lanjut Anna dengan mata yang merayu.

"Reita. Nanti, aku traktir kamu makan batu supaya kamu gak marah," lanjut Zeni ingin memberikan batu kepada Reita.

"Gimana Reita?" Tanya Dona.

"Reita?" Panggil Madun.

Reita terus menerus berhadapan dengan teman yang tidak ada akhlaknya itu. Karena itu, dia harus berhadapan dengan neraka di sekolah. Reita segera menceritakan dengan suara yang keras.

"Berisik! Bisa diem gak sih? Gara-gara perbuatan kalian yang menyabotase sepedaku, aku jadi pulang telat dan dihukum ibuku. Pas disuruh kerja kelompok, kalian malah main Titokku sampai puas dan aku yang kerjakan sendiri sampai larut malam."

"Pas saatnya presentasi minggu lalu, aku nggak masuk kelas karena sakit dan aku harus membuat ulang presentasi kelas lagi. Kalian malah enak nggak bantuin aku lagi. Puas kalian?!" Tanya Reita bercerita panjang lebar dengan suara yang keras.

Mereka mendengarkan cerita Reita sambil berjalan menuju ke kelas.

"Sst! Reita! Jangan berisik! Nanti ganggu kelas lain," canda Dona membuat Reita terdiam.

"Iya, betul. Lagian kenapa kamu toxic gitu? Kamu kayak si Tutu Beruang Kutub Toxic aja," lanjut Selly tanpa pikir panjang.

"Kawanku! Jangan toxic di kehidupanmu! Nanti, ujung-ujungnya kamu masuk neraka pas dicabut nyawa oleh Malaikat Martin," tegur Madun dengan bersahabat.

"Nanti, kalau kamu seperti Tutu, kamu gak akan punya pacar yang cantik dan manis kayak aku," banyol Selly dengan alay.

"Aku gak mau suamiku toxic," lanjut Anna dengan kecemasannya karena punya suami yang toxic.

"Sudahlah! Kalian mau pergi kemana pas jam segini?" Tanya Reita mengatur nafasnya agar tidak mendapatkan respon negatif.

"Kami pergi ke kantin," jawab Dona dengan antusias.

"Iya, aku mau beli seblak," lanjut Selly mau beli seblak.

"Reita. Mau ke kantin gak? Kalau mau, sama aku yuk!" Ajak Anna sambil memegang Reita dengan aura keibuan.

"Sebelum sarapan, beli makanan di kantin. Biar istirahat nanti gak ke kantin lagi," sambung Madun menyesatkan.

"Aku mau ke kelas dulu. Kalian boleh pergi," Reita segera meninggalkan mereka dan berjalan di lorong.

"Baiklah sampai jumpa," pamit Zeni melambaikan tangannya.

"Sampai ketemu lagi, Reita," lanjut Dona berjalan dengan arah yang berlawanan.

"Saranghaeyo!" Anna membuat Finger Heart pada Reita.

Reita tidak menjawab perpisahan dari kelima teman itu. Ia hanya berfokus segera ke kelas agar tidak terlambat lagi.

^****^

Pada saat Reita segera menuju ke kelasnya, ada seorang Ibu Guru Bahasa Inggris yang menghampiri Reita. Ibu Guru itu menghampiri Reita pada saat kelas Reita sedang membuka buku pelajaran.

Guru itu cukup gemuk. Rambut yang terurai sampai punggung dan penggunaan lipstik yang sudah kelewatan batas. Guru itu memiliki mata yang tajam dan menyakitkan orang yang melihatnya.

Bu Rena. Guru Bahasa Inggris. Ia adalah guru yang sudah dilatih oleh Dosen Sastra di Jakarta. Ia juga satu rekan guru Bahasa Inggris dengan seorang Werewolf, Vamnpire, dan Alien.

"Reita!" Panggil Bu Rena.

Reita sudah berhadapan langsung dengan Bu Rena. Tatapan Bu Rena yang menyakitkan membuat para siswa dan siswi SMA tidak bisa berhadapan langsung dengannya. Karena itu, dia dinobatkan sebagai Top Tiga Guru Killer Seantero SMA oleh siswa siswi SMAN 2 Bandung.

"Kemana saja kamu? Sudah berapa kali kamu terlambat di pelajaran saya?!" Tanya Bu Rena membentak Reita.

"A-Aku gak telat. Sumpah! Aku tadi datang tepat waktu, kok," cekal Reita menahan amarah Bu Rena.

"Jangan mengada-ngada kamu! Aku tidak melihatmu di bangku kelasmu," imbuh Bu Rena.

"Tapi, ...." Ucapan Reita terpotong.

"Gak ada tapi-tapi! Sekarang, kamu harus dihukum sekarang juga!" Bentak Bu Rena dengan tubuh gemuknya.

"Tunggu! Bagaimana dengan mereka?" Tanya Reita mengenai keadaan mereka berlima.

"Mereka aku suruh pergi seblak. Kamu gak usah banyak tanya! Sekarang, kamu berdiri di lorong sampai pelajaran saya selesai, kamu paham?!" Tanya Bu Rena memberi hukuman pada Reita.

"Iya," pasrah Reita berdiri di lorong kelas.

"Jangan masuk kelas sampai pelajaran saya selesai!" Pesan terakhir Bu Rena sebelum meninggalkan Reita dan mengajar kembali.

Reita hanya pasrah dengan hukuman dari Bu Rena. Percuma saja ia membantah. Entar jadi ribut sendiri dengan Guru Killer Seantero SMA.

Tak lama kemudian, ada lima teman Reita yang sedang berjalan ke kelas. Mereka melihat Reita sambil menahan tawa mereka. Anna hanya prihatin pada Reita karena terlambat ke sekolah.

"Reita. Kamu kenapa terlambat?" Tanya Dona melihat Reita yang berdiri di lorong.

"Hadeuh! Terlambat lagi. Kena marah Bu Rena tuh. Tapi, Bu Rena gak akan marah dengan cewek cantik dan manis kayak aku," banyol Selly dengan kelakuan alay.

"Kasihan. Kena hukum lagi," ejek Dona melihat Reita dihukum.

"Gara-gara kalian, aku telat lagi!" Cocor Reita dengan mulut toxicnya.

"Kenapa Kawanku?" Tanya Madun pura-pura tidak tahu.

"Kalian ganggu aku dan suruh aku cerita biar aku tambah telat lagi, kan?" Tanya Reita tidak tahan dengan hukuman yang tiada akhlak itu.

"Aku tidak melakukan itu, Reita. Aku hanya ingin mendengarkan curhatan kamu saja," lanjut Anna.

"Tapi, kalau kamu nggak keberatan, aku akan temenin kamu sampai tua nanti," lanjut Anna kasihan sama Reita, padahal bohong.

"Curhat dari Hongkong! Entar aku malah disuruh pacaran sama kamu," oceh Reita yang membuat Anna senang sekali.

"Kalau begitu, aku pergi dulu, yah!" Pamit Zeni segera menuju ke kelas.

"Aku juga," lanjut Dona masuk kelas.

"Ibu Guru Tercinta! Reita sedang berbunga sama Anna!" Teriak Madun

"Iya, betul itu. Udah kecil-kecil sudah pacaran aja," lanjut Selly.

"Jangan mengadu ke Bu Rena!" Reita meneriaki Madun yang masuk ke kelas.

"Reita! Kamu dihukum pacaran dengan Anna selama dihukum! Anna. Kamu dihukum berdiri di lorong sama Reita karena kamu pacarnya," pesan Bu Rena.

Reita terkejut dengan hukuman Bu Rena yang tidak ada akhlaknya itu. Ia tidak menyangka hukumannya bertambah lagi. Karena telat mengerjakan tugas 10000 kata per hari, maka Reita harus dihukum berpacaran dengan Anna selama 3 hari.

Reita harap Anna tidak melakukan hal yang mesum. Anna mengharapkan hukuman yang pantas untuk berpacaran dengan Reita

Anna sangat bergembira karena bisa menemani Reita yang dihukum sendirian. Ia tidak terlalu cemas dengan pelajaran Bahasa Inggris. Selama bisa menyontek ke siswa lain, nilai dan performa Anna tidak akan menurun.

"Hore! Aku dihukum sama Reita!" Anna merasa senang dihukum bersama Reita.

"Kalau bisa, aku dihukum untuk nikah sama Reita," harap Anna berhalusinasi lebih jauh lagi.

Reita hanya berpaling dari Anna yang selalu memberikan perhatian pada Reita. Entah kenapa Anna selalu berdekatan dengan Reita sejak masuk MOPD. Setelah MOPD, Anna selalu mengaku Reita sebagai pacarnya.

Reita tidak ingin berpacaran dengan Anna. Tapi, dengan pikiran mesum Anna yang sudah kelewat batas, akhirnya Reita harus bertahan dengan Anna selama 1 tahun lamanya.

Ini membuat siswa siswi SMAN 2 bandung iri dengan Reita. Siapa yang menolak cewek cantik dan menggoda seperti Anna? Pasti banyak cowok yang ingin menjadikannya pacar.

"Kalau kamu capek, aku peluk kamu yah!" Tawar Anna dengan pelukannya.

Hubungan Anna dan Reita sudah tersebar ke dua SMA sekaligus, yakni SMAN 2 Bandung dan SMA 2 Pasundan Bandung. Entah kenapa reputasi itu berkembang pesat sampai SMA sebelah.

Reita pasrah. Ia dipeluk Anna dari belakang, sehingga membuat kelas lain iri pada Reita.

Anna dan Reita dihukum bersama dan menunggu waktu untuk masuk ke kelas.