Chereads / One Night Love With Friend / Chapter 22 - Mencoba nyaman dengan wanita malam

Chapter 22 - Mencoba nyaman dengan wanita malam

"Sudah kubilang enyah lah dari sisiku sialan!" Dengan murka Nicole memaki wanita penggoda itu, wanita yang menjadi salah satu pekerja khusus hanya untuk melayani para tamu pria yang rel untuk berbagi ranjang bersama. Jika biasanya Nicole tidak risih, sebab ada Anna yang sengaja menemaninya dulu.

Ketika wanita penggoda itu telah terjatuh oleh dorongan Nicole yang kuat, hingga pertunjukan itu membuat para tamu club' malam yang sedang ria bergoyang sampai tergoyah hanya karena Nicole mempermalukan wanita penggoda itu di depan banyak orang.

'Sial! Pamor ku bisa turun hanya karena bos sialan ini mendorong ku, bisa-bisanya aku tidak dapat bayaran banyak malam ini,' batin wanita penggoda tersebut.

Ia bernama Ara Tamara, salah satu wanita penghibur yang berkerja di club' malam milik Nicole. Tugasnya hanya untuk melayani para tamu, dia akan mendapatkan bayaran tinggi sampai dua kali lipat, satu dengan mendapatkan bonus dari Bos (Nicole), dan kedua ia juga biasanya di berikan bayaran pribadi dari setiap pria yang sudah ia layani. Parasnya yang cantik, mampu membuat pria yang baru saja kenal dengannya bisa tergoda, apalagi jika tubuhnya yang putih mulus yang selalu ia rawat hanya demi mendapatkan bayaran yang tinggi, namun bagi setiap mata para pekerja club' malam terutama dengan Nicole sendiri, dirinya hanyalah sebuah boneka untuk memajukan club' tersebut. Ara Tamara, dibesarkan di panti asuhan tanpa kedua orangtuanya, dan dia sampai melarikan diri di tempat itu.

Ketika Ara terlihat begitu memalukan di depan semua orang sampai ada beberapa wanita yang sengaja menertawakannya karena dirinya mentah-mentah di tolak oleh bos, dan karena itu juga membuat mata para lelaki hidung belang melihatnya dengan sebelah mata sampai malam itu, pria yang sudah berjanji dengannya harus membatalkan janji pertemuan ranjang mereka.

Meskipun Ara terlihat begitu malang malam itu, namun Nicole terlihat biasa saja bahkan tidak merasa bersalah sedikitpun padahal dirinya sudah membuat harga diri wanita itu jatuh di depan banyak orang, namun bagi Nicole dia lah yang berkuasa di tempat itu. Bahkan Nicole hanya berlalu pergi saat melihat Ara terjatuh di depannya.

"Kasian ... banget! Udah bos enggak mau di temani terus malah di tendang lagi, aduh .... Kalau gue sih mending pilih cabut aja deh," sindir salah seorang wanita penggoda yang juga tidak suka melihat Ara begitu laku di penjualan dirinya.

Saat itu Ara Tamara bangkit dalam rasa malu yang ia tahan, menatap kearah punggung Nicole yang semakin menjauh meninggalkannya, dengan menggenggam erat tangannya ia bergumam. "Awas aja, meskipun kamu bos, tapi aku tidak akan diam di permalukan seperti ini apalagi bayaran ku malam ini pergi lagi."

Dengan acuh Ara memilih duduk sambil meneguk segelas wine di tangannya, namun berbeda dengan Nicole yang justru sudah pergi ke dalam ruang kerjanya. Ia menatap ke atas langit-langit kamarnya, tapi saat itu bayangan wajah Anna yang tiba-tiba terlihat. Sungguh membuat Nicole begitu terkejut akan hal itu sampai dirinya mengusap wajahnya dengan kasar.

"Apa-apaan ini? Kenapa aku bisa memikirkan dia terus dari tadi?" Nicole bergumam, ia sungguh tidak mengerti dengan dirinya saat itu.

Mencoba menghapus semua pikiran untuk Anna, walaupun memang dia masih juga sempat membayangkan tentang wajah wanita itu yang tiba-tiba terlihat jelas di dekatnya, namun saat itu Nicole memilih untuk menghilangkan semua pikiran itu dengan mendatangi seorang wanita yang tidak lain adalah Ara.

Meskipun saat itu Ara masih belum percaya dengan apa yang sedang ia lihat, padahal baru saja ia di campakkan oleh Nicole, dan sekarang justru Nicole kembali yang memilih duduk di sampingnya, dan hal itu membuat para tamu dan beberapa wanita penggoda lainnya terheran sekaligus kagum dengan Ara, hanya sekejam mangsa kembali datang.

Dengan senang hati dan senyuman yang terlukis indah, Ara menyambut kedatangan Nicole dengan sangat baik sembari berkata. "Hai, Bos. Akhirnya Bos berubah pikiran ya denganku."

"Um, ya tetapi jangan senang dulu. Aku hanya sedang butuh teman saja," sahut Nicole tanpa terlalu memperhatikan lawannya bicara.

"Ah, Bos bisa aja." Ara mencoba mendekat bahkan duduk sangat dekat, ia terus tersenyum saat itu.

'Bagus sekali, aku tahu dia pasti merasa bersalah karena sudah bersikap seperti tadi denganku apalagi aku ini salah satu wanita penghibur terbaik di club' ini,' batin Ara dengan memperlihatkan senyum mesumnya kearah Nicole.

Namun, berbeda dengan Nicole yang saat itu juga berpikir sesuatu dalam benaknya. 'Jika bukan karena aku ingin menghilangkan wajah Anna yang terus menghantuiku sekarang, aku tidak rela untuk ditemani oleh wanita malam ini.'

Ketika itu mereka berdua sama-sama berpikir sesuatu, dan pemikiran yang sangat berbalik tujuan. Lalu kemudian, Ara menatap kearah Nicole dengan begitu lama sembari ia memegang satu gelas di tangannya.

Tersenyum manis sembari berkata dengan gaya menarik yang seperti biasa ia tunjukkan terhadap pria-pria yang menjadi teman semalam, Ara berkata. "Ku pikir Bos tidak mau untuk menemani ku sekarang, tapi jika di lihat-lihat Bos sangat ... tampan. Sayang sekali jika melihat pria setampan ini sedang galau."

"Oh ya? Ku harap kau jangan terlalu berlebihan untuk menggoda ku, Ara." Nicole menjawab dengan gaya sombongnya sembari melirik sinis kearah wanita itu.

"Ayolah, Bos. Aku tahu Anda pasti sedang gelisah dan memikirkan sesuatu, jika tidak mana mungkin Anda mau duduk di sini seorang diri apalagi setelah pelayan bernama Anna itu keluar dari club kita tetapi jika aku tidak salah mendengar kalau Bos sudah menikah dengannya." Ara memulai basa-basi sembari mengerakkan jarinya ke dada bidang Nicole tanpa rasa takut.

Nicole menjawab dengan anggukan, lalu berkata. "Ya benar kalau aku sudah menikah dengannya, tapi kau tahu sendiri kan bagaimana hubungan ku dengan wanita itu. Kami hanyalah sepasang sahabat, jadi ku pikir itu adalah pernikahan yang sangat bodoh, dan sekarang kami telah berpisah."

"Ya benar, aku hanya tahu kedekatan kalian berdua sebagai sahabat, tapi kenapa bisa Bos menikahinya? Um, maaf jika Ara terlalu banyak bertanya, Bos. Hanya saja ... siapa tahu Bos bisa lebih tenang, dan .... Mungkin saja kita bisa bersenang-se–nang." Ara semakin terus mendekat sampai ia berani untuk menyandarkan kepalanya di bahu Nicole.

Tanpa penolakan Nicole tidak menolak ketika Ara memilih bersandar padanya, namun pria itu hanya menatap kearah mata Ara sembari batinnya berkata. 'Mungkin dengan begini aku bisa melupakan pikiran tentang Anna dan Jenny. Apalagi Jenny yang telah terang-terangan berselingkuh dariku.'

"Jadi kau bisa menyenangkan ku, Ara?" tanya Nicole dengan tatapan mata tajam sembari mengangkat dagu Ara sedikit.

"Tentu saja, Bos ku sayang ...." Ara mendekatkan bibirnya sampai suaranya begitu halus dan mengeluarkan desah kecil tepat di telinga Nicole.