"Anna? Ya aku tidak mungkin salah lihat, ha-ha-ha mau apa dia di sana dengan pria itu?" Memberhentikan mobilnya dengan tiba-tiba lalu turun menghampiri istrinya dalam keadaan sempoyongan.
Nicole berjalan dengan santainya tanpa melihat kiri kanan. Sesekali ia tertawa saat menyebrangi jalan, tapi tiba-tiba bruk! Sebuah mobil hampir menabraknya, untung saja kecepatan itu bisa diatasi.
"Woy! Jalan yang bener dong! Mau mati lu?!" bentak pengemudi tersebut, tanpa dipedulikan oleh Nicole.
Beberapa saat yang lalu, Hans mengajak Anna untuk keluar bermain, itulah mengapa tiba-tiba Nicole bisa melihat mereka berdua, meskipun pertemuan itu tidak di duga sebelumnya. Teriakan dari pengemudi tersebut sampai terdengar ke telinga Anna dan Hans. Mereka saling memandang lalu pandangan mereka bertemu tetapi kebingungan yang terlihat dari tatapan itu.
"Nicole? Apa kamu baru saja menelponnya, An?" tanya Hans kebingungan.
"Tidak ada."
"Lalu kenapa dia bisa tahu kita berdua di sini?"
"Entahlah aku juga tidak mengerti."
"Kalau begitu biarkan aku memberinya pelajaran!"
"Eh! Tidak perlu, biarkan saja dia mendekat. Aku ingin tahu untuk apa dia kemari."
Hans yang sudah sejak tadi mengepalkan tangannya terpaksa berhenti, padahal ia sangat ingin memberikan pelajaran kepada pria yang sudah menyakiti wanita yang ia cintai. Meskipun begitu tatapan yang tajam tidak jauh darinya. Nicole semakin mendekat, tetapi Anna menyadari jika saat itu suaminya sedang dalam pengaruh minuman.
Hampir saja Nicole sampai berdekatan dengan istrinya, tiba-tiba saja ia tidak bisa melihat apapun lalu ambruk tepat didepan Anna dengan begitu saja. Dengan cepat Anna menolong suaminya dan membawa kedalam rangkulannya. Saat itu juga Hans terlihat risih melihat kepanikan yang Anna perlihatkan. Menepuk pipi Nicole dengan perlahan, tetapi pengaruh minuman yang begitu banyak sampai membuatnya benar-benar tidak sadarkan diri.
"Hans, tolong bantu aku."
Dengan sangat terpaksa Hans mengangguk mengiyakan walaupun hatinya enggan untuk membantu. Mengangkat tubuh Hans dan juga dengan bantuan dari Anna. Mereka langsung masuk kedalam mobil, dan pergi dari tempat bermain tersebut. Dalam perjalanan Nicole menggeliat sampai ia memeluk perut Anna dengan begitu erat, sebab Nicole terbaring di atas pangkuan Anna.
Refleks membuat Anna terkejut saat merasakan pelukan itu begitu erat, lalu ia tersenyum, dan mencoba mengusapkan rambut Nicole dengan penuh kasih sayang. Dalam usapan itu hatinya berkata. 'Ini kedua kalinya aku menyukai dirimu saat sedang mabuk, karena saat itulah aku bisa mendapatkan kasih sayang yang tulus.'
Dari depan kaca mobilnya, Anna terlihat senyum-senyum sendiri tanpa melepaskan usapan lembut itu. Namun, hal itu membuat Hans benar-benar merasa cemburu sampai ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga membuat Anna terheran melihat tingkah Hans yang sedang berbeda.
Tidak terlalu lama perjalanan mereka akhirnya tiba di kediaman Hans, sebab dengan sangat terpaksa Hans mengiyakan permohonan Anna untuk membawa suaminya itu ke tempatnya dengan alasan ingin merawatnya. Mereka berdua membantu Nicole masuk kedalam kamar, lalu Anna melepaskan pakaian suaminya karena terlihat tidak nyaman. Tetapi saat pakaian itu sudah terlepas tiba-tiba saja Nicole meracau tidak jelas lalu menarik tubuh Anna dengan tarikan keras kedalam pelukannya.
"Uhh ... peluk aku di sini, Sayang," gumam Nicole dengan mata tertutup, tanpa ia sadari dengan ucapannya itu.
Membuat Anna terkejut juga kebingungan harus menanggapi ucapan Nicole barusan. Saat dirinya mencoba melepaskan pelukan dari suaminya itu, Nicole justru semakin mempererat pelukannya sampai membuat Anna benar-benar tidak bisa lepas, dan ia akhirnya pasrah lalu memberikan isyarat kalau dia baik-baik saja, dan Hans saat itu keluar dengan perasaan yang kesal.
'Huh! Padahal aku ingin move on, tapi jika seperti ini yang ada bukan move on malah makin cinta. Apes banget percintaan ku,' gerutu Anna dalam hatinya.
Ia memang ingin mencoba melupakan Nicole, meskipun memang perlu waktu tetapi jika seperti ini bukan melupakan melainkan semakin sayang. Apalagi saat berada di atas dada bidang yang selama ini sangat ... ia rindukan. Benar-benar diluar dugaan, setelah bertengkar kembali dipertemukan dengan keadaan yang membingungkan.
Pelukan itu semakin erat, bahkan sesekali Nicole mengusap tangannya ke beberapa tempat sensitif Anna. Sampai membuat Anna menginginkan hal yang lebih, lalu tanpa Anna sadari kesadaran Nicole seperti kembali. Membuatnya dirinya ketakutan, karena ia takut jika nantinya Nicole malah mengusirnya. Benar-benar diluar dugaan, Nicole justru menarik pakaian Anna sampai sobek lalu membalikkan posisinya hingga Anna yang berada di bawah.
Kebiasaan yang sering Nicole perbuat jika dalam keadaan mabuk kalau ada seorang wanita di dekatnya pasti kegiatan panas yang akan terjadi. Itulah mengapa jika dirinya sedang mabuk, ia akan bergegas pulang daripada membahayakan wanita didekatkan. Saat itu Anna yang sudah pasrah dengan apa yang akan diperbuat oleh suaminya, meskipun memang sudah kewajiban tetapi selalu saja diwaktu yang tidak tepat.
Tanpa bisa menahan gairah, Anna yang juga menginginkan kehangatan dari orang yang ia cintai, ia pasrah, dan melupakan semua kenangan buruk yang baru-baru saja mereka alami. Semuanya terjadi dan mereka sudah benar-benar tidak memiliki satu benangpun yang melekat ditubuh masing-masing. Erangan Anna sampai terdengar keluar, karena Nicole yang begitu agresif.
Di sisi lain, Hans yang sedang bimbang tiba-tiba saja dikejutkan oleh suara yang tidak asing lagi. Suara seorang perempuan yang sedang menikmati kehangatan. Ia berlari sampai didepan pintu tempat Anna dan Nicole berada, suara itu semakin keras terasa, dan ia menebak jika asalnya dari dalam sana. Lalu dengan perlahan mencoba memberanikan dirinya untuk melihat kejadian di dalam. Saat itu Anna sedang di masuki sampai-sampai Hans bisa melihat jelas Nicole memasuki wanita itu sembari bermain dengan dua gundukan indah di depannya.
Bagaikan mimpi melihat seseorang yang kita cintai sedang bermain kuda-kudaan dengan pria lain. Amarahnya memuncak lalu ia berlari pergi dari sana, dan melampiaskan amarahnya pada benda lain yang ia lihat, lalu dengan sekuat tenaga ia meninju kaca kamarnya sampai tetesan darah keluar dari tangannya. Rasa sakit yang ia rasakan ditangannya tidaklah sebanding dengan rasa sakit yang ia alami dalam hatinya. Air mata perlahan jatuh lalu berkali-kali ia kembali menghantamkan tangannya yang sudah penuh dengan lumuran darah.
"Arrghh! Sialan! Kenapa si brengsek itu menodai wanita yang kucintai?! Padahal dia sudah menyakitinya! Lihat saja aku akan membalaskan dendam! Anna tidak boleh mendapatkan pria brengsek seperti Nicole! Akulah yang pantas untuknya! Ha-ha-ha." Hans berteriak tetapi ia kemudian tertawa lalu kembali berteriak, dan tiba-tiba menangis.
Kemudian ia melihat sebuah pisau buah yang tergeletak di atas meja kamarnya. Ia mengambil pisau itu. Tertawa melihat pisau itu, lalu tiba-tiba ia melukai dirinya sendiri dengan menuliskan nama Anna tepat di lengan kanannya sampai cucuran darah segar keluar dari tubuhnya. Bukannya merasa kesakitan justru ia tertawa senang.