"Jadi kamu wanita itu?" tanya Abi.
"Bisa iya, bisa tidak. Kan Haura enggak lihat wajah Mas Abi waktu itu."
Abi berpikir sejenak. Ucapan Haura ada benarnya juga. "Saya yang traktir hari ini! Saya tidak mau punya hutang budi sama orang lain."
"Kan Haura sudah jadi istri Mas Abi, kayaknya enggak perlu deh untuk balas budi, tapi kalau Mas Abi mau traktir Haura enggak apa-apa deh," ucap Haura sembari tersenyum manis kepada suaminya itu.
Abi di buat salah tingkah oleh Haura. Senyuman manis yang ia tunjukkan itu membuat Abimayu tidak bisa berpaling dari wajah Haura. Memandang wajah Haura itu sebenarnya membuat Abi tenang, tapi kadang mengingatkannya akan masa lalunya. Itulah mengapa kadang Abi enggan menatap Haura.
"Ada yang mau saya tanyakan kepada kamu."
"Mau nanya apa, Mas?"
"Sejujurnya saya tidak mau mengingat masa lalu, tapi saya harus tahu sesuatu dulu. Apa yang membuat kamu mau menikah dengan saya? Apa karena ayah?" tanya Abi dengan perbincangan yang mulai serius.