Walaupun Cia cuma kasi liat background dinding tidurnya, tapi dia yakin apart yang Cia tempati sangatlah mewah, begitupun dengan yang lain, mereka setuju dengan pikiran Aneth. Sekelas mereka nggak mungkin sederhana, bukannya sombong.
"Gue renovasi dikit, lo tau gue seleranya kan tinggi. Biar kata apart kita sederhana, isinya wajib wow!" Kilah Cia.
"Dan lo, bukan tipe anak yang suka kemewahan kayak gitu. Mau bohongin siapa lo, hah? Udah lah, kalo mewah ya mewah aja, nggak usah sungkan. Lagian, mustahil banget om Bagas biarin lo tinggal di apart biasa." Celetuk Aneth.
"Sungkan? Sama lo? Najis!" Sahut Cia. Di sambut tawa yang lain.
Cia menatap Jo, "cafe gimana?"
"Nggak ada lo nggak rame!" Sahut Jo dengan senyum manisnya. Dia menilai Cia makin cantik aja.
"Alah ..., nggak usah gombalin bebeb ya? Lo carik kesempatan aja!" Potong Alex. Dia nggak akan ngebiarin Jo nyalip halus. Enak aja.
Jo memutar malas bola matanya, "lo kelewat lebay." Alex mengedikkan bahu acuh.