Saat ini Aiza kembali melakukan bimbingan skripsinya lagi sebelum Arvino menyetujuinya untuk melakukan seminar. Aiza merasakan tubuhnya sangat lelah. Karena itu yang ia lakukan hanya menyenderkan pipinya pada dada bidang Arvino yang saat ini tanpa mengenakan kaos santainya.
"Jadi bagaimana? Kamu sudah mengerti?"
Aiza mengangguk. "Sudah Mas."
"Teorinya sudah benar?" tanya Arvino lagi.
"Iya."
"Ini masih ada yang salah."
"Yang mana?"
"Ini." tunjuk Arvino pada salah satu huruf yang typo. "Seharusnya ini huruf I bukan Y."
Aiza hanya melirik sebentar kearah skripnya dengan malas kemudian kembali menyenderkan pipinya pada dada bidang Arvino.
"Oke."
"Kok oke saja? Cepat perbaiki!"
"Nanti Mas."
"Argh. Sekarang! Jangan suka menunda apalagi malas. Kapan lulusnya?"
"Sudah larut malam."
Arvino melirik kearah jam dinding. Jam masih menunjukkan pukul 20.00 malam bahkan mereka baru saja melaksanakan sholat isya berjamaah.
"Baru jam delapan malam Aiza. Cepat kerjakan-" Arvino merasa Aiza itu sedang malas gerak untuk membenahi skripsnya sendiri. Ntahlah, Aiza sendiri tidak mengerti mengapa akhir-akhir ini ia sering lelah tanpa sebab sehingga ia pun ingin beristirahat sekaligus bermanja-manja dengan Arvino.
"Aiza..."
"Aku kangen sama Mas." bisik Aiza sambil menyenderkan dahinya pada pundak Arvino. Aroma tubuh Arvino benar-benar memabukkan baginya. Lihat saja, dengan Aiza yang berlaku seperti itu secara tidak langsung membangkitkan hawa nafsu Arvino. Karena itu tanpa diduga ia berdiri dari duduknya hingga membuat Aiza terkejut.
"Mas-"
"Ini semua gara-gara kamu Aiza."
"Tapi-"
Arvino hanya memasang raut wajah smirk ketika saat ini ia menggendong tubuh Aiza keatas tempat tidur. "Kamu ini benar-benar ya. Ada saja alasannya sebagai mengalihkan situasi."
Lalu Aiza hanya tersenyum geli melihat Arvino terpesona oleh kecantikannya. Setidaknya kali ini ia tidak mengerjakan revisi skripsinya.
💞💞💞💞
Aiza terbangun ketika jam menunjukan pukul dini hari. Aiza merasa tubuhnya begitu lelah. Ia melirik kearah perutnya ketika ada tangan Arvino disana yang kini memeluk pinggulnya dengan erat.
Dengan perlahan, Aiza menolehkan kepalanya kebelakang dan mendapati Arvino sedang mendengkur dalam tidurnya yang damai. Karena itu, Aiza pun memilih menyingkirkan tangan Arvino tanpa membangunkannya..
Aiza melirik jam di dinding. Karena Arvino menyuruhnya untuk melakukan revisi skripsinya, ia pun memilih duduk kembali didepan laptop dan memulai mengerjakannya.
Seperti kendala yang sudah lumrah menjadi mahasiswi ketika skripsian, rasa malas itu kembali hadir di diri Aiza di tambah rasa lelah yang membuat Aiza hanya menatap datar layar laptop didepan matanya.
"Kenapa akhir-akhir ini aku malas sekali? Seperti bukan aku saja." gumam Aiza dengan sendirinya.
Aiza berusaha menepis ranjang empuk dan tidur dengan nyenyak dalam pelukan Arvino saat ini. Aiza menggeleng kepalanya. Ia harus bisa melawan rasa malas dan lelahnya.
Mungkin sedikit pengalihan dengan membaca satu chapter novel akan mengembalikan moodnya. Karena itu, Aiza pun meraih novel Rromance miliknya dan mulai membaca.
Bermenit-menit waktu terus berjalan. Karena terlalu asyik membaca satu chapter, Aiza tidak sadar bila ia sudah menghabiskan membaca tiga chapter di novelnya dan memilih bersandar di sofa agar punggungnya tidak lelah.
Namun, siapa sangka dengan caranya yang seperti itu rasa ngantuk semakin menjadi dan membuat Aiza ketiduran begitu saja sambil meletakkan halaman novelnya yang terbuka di sampingnya.
🖤🖤🖤🖤
Satu jam kemudian, sayup-sayup Arvino terbangun dan merasakan kehampaan di sampingnya. Sambil mengumpulkan kesadarannya, Arvino duduk dan mencari Aiza yang tidak ada disampinginya.
Arvino pun menyibak selimut diatas kasurnya dan segera mendatangi Aiza yang tidur sambil terduduk di sofa begitu melihatnya. Arvino menyunggingkan senyumnya sambil duduk di samping Aiza dan mengelus pipinya
"Alhamdulillah, istriku ini pekerja keras. Malam-malam gini nyusun skripsi."
Aiza tetap tertidur dengan nyenyak meskipun Arvino berada disampingnya. Arvino meraih buku Aiza.
"Ah ini pasti buku tempat dia mencari materi- APA?!" Arvino mendelik tajam. Ia kira itu adalah buku materi yang menjadi bahan untuk menyusun skripsi Aiza. Nyatanya itu adalah sebuah novel.
Karena itu Arvino pun beralih menatap layar laptop Aiza yang masih menyala dan betapa kesalnya kalau saat ini Aiza belum mengerjakan apapun.
BRAK!!!
"Ayam ayam eh ayam!!!!"
Aiza terbangun tiba-tiba begitu mendengar Arvino menggebrak meja sofa dimalam hari. Bagaimana tidak bila istrinya itu suka mengulur-ulur waktu? Aiza terlihat kebingungan dan berusaha mengumpulkan kesadarannya.
"Aiza!" kesal Arvino.
"Ha?"
"Mas pikir kamu ngerjain skripsi ya. Tenyata malah bermalas-malasan!"
Aiza hanya menguap sambil menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya. "Sebentar lagi kamu seminaaaarr Aiza!! Kamu harus fokus dan belajar!"
Aiza hanya mengangguk dan mengusap kedua matanya karena masih mengantuk. "Dan kamu harus lebih giat lagi supaya cepat lulus."
Aiza hanya memejamkan matanya meskipun posisinya masih terduduk di sofa. Sekalipun dosen pembimbingnya adalah suaminya sendiri. Tetap saja Arvino tidak ingin memanjakan Aiza.
"Kamu harus ingat! Sebentar lagi Mas mau pensiun jadi Dosen untuk melanjutkan saham kakek- AIZA!"
Dengan santainya Aiza kembali berbaring di sofa. Astagaaaa istrinya itu benar-benar! Penyakit malas begitu menyebalkan.
Karena itu Arvino kembali mendekati Aiza dan tanpa diduga Aiza malah menarik pergelangan tangan Arvino kemudian Arvino pun berbaring di samping Aiza. Untungnya saja sofa tersebut berukurang besar yang muat untuk tubuh mereka berdua bahkan saat ini Aiza malah memeluk Arvino sambil berbantalan lengannya.
"Aku sayang sama Mas."
"Aiza-"
"Karena terlalu sayang aku tidak ingin Mas marah-marah."
"Iya tapi-"
"Aku ingin dipeluk sama Mas."
"Aiza-"
"Tapi kalau Mas tidak mau, aku tidak memaksa."
Aiza hendak melepaskan pelukannya namun Arvino mencegahnya. Tak hanya itu saja, ia pun akhirnya mengalah membawa posisi Aiza kedalam pelukannya.
"Mas bukannya tidak mau. Mas hanya ingin kamu lebih giat lagi. Kalau gitu Mas minta maaf."
Aiza tersenyum kecil. Ia pun mengangkat wajahnya dengan kedua matanya yang sayup-sayup karena mengantuk kemudian mencium kening Arvino.
"Mas tampan. Aku sayang sama Mas."
Dan Arvino hanya tersenyum miris saat Aiza kembali memejamkan kedua matanya untuk tidur.
🖤🖤🖤🖤
Waktu menunjukan pukul 02.00 pagi. menghela napasnya sambil berjalan kearah sofa dan menatap layar laptop Aiza. Aiza adalah istrinya sekaligus mahasiswinya. Aiza sedang menyusun skripsi dan ia menjadi dosen pembimbing untuk istrinya sendiri bahkan ini pertama kalinya Arvino memilih mengalah dengan mengerjakan skripsi Aiza.
Ah mereka lucu juga ya. Arvino yang menjadi dosen pembimbing Aiza tetapi kenapa malah Arvino yang mengerjakan skripsi mahasiswinya sendiri?
Kali ini Aiza menang banyak. Liat saja, tanpa Arvino sadari Aiza sedikit mengintip dengan menoleh kebelakang sambil tersenyum kecil. Dan ya, akhirnya suaminya sendiri yang mengerjakan skripsnya.. sesekali dosen pembimbing itu yang mengerjakan hasil bimbingannya tidak menjadi masalah kan?
🖤🖤🖤🖤
Lucu ya. Arvino yang bimbing kenapa dia yang ngerjain skripsi Aiza???
🤣🤣🤣🤣
Sebenarnya part ini ada lanjutannya, tapi karena author lagi kelelahan dan sedikit gak enak body karena kena hujan tadi siang. Alhasil alurnya sampai disini sementara.
Maaf ya..
Tapi di balik kebahagiaan Arvino Aiza barusan.. ada yg sedang berjuang melawan hidup loh 😞
Dan..
Ada juga si penganggu yg bakalan datang 😫
Mau tau siapa? Seperti sebelumnya, kalian bisa pantengin spoilernya di snapgram Author ya lia_rezaa_vahlefii.
Sehat selalu buat kalian. Jangan sampai sakit kaya author sekarang. Aiza lagi lemes eh author juga sama 😥
With Love
LiaRezaVahlefi