Aiza tidak bisa menutupi rasa senang dihatinya setelah kepulangannya dari kediaman orang tua Arvino beberapa hari yang lalu. Oh ayolah, wanita manapun pasti ingin berada di posisi Aiza yang secara tidak langsung disukai oleh orang tua Arvino yang begitu baik.
Waktu menunjukan pukul 07.00 pagi. Hari ini Aiza ada jadwal kuliah pukul 08.00 pagi dan memilih berangkat dari kostnya 1 jam sebelum jam kuliahnya dimulai dengan alasan ingin berjalan santai di pagi hari. Sudah lama Aiza tidak berolahraga dengan menghirup udara segar dipagi hari.
Semalam Bunda Arvino menghubunginya dan memberi tahu jika kebiasaan Arvino adalah suka terlambat sarapan di pagi hari. Ayu dan Aiza memang baru saja saling mengenal satu sama lain namun, siapa sangka kedekatan mereka membuat keduanya saling berkomunikasi melalui telepon.
"Aiza!"
Panggilan dari seorang wanita yang ada dibelakang membuat Aiza menoleh dan mendapati Reva berlari kecil kearahnya kemudian menyamai langkah Aiza
"Fikri mengajakku kekantin untuk sarapan bersama." ucap Reva dengan antusias. "Mau bergabung bersama kami?"
"Tidak. Terima kasih."
Deringan ponsel Reva terdengar. "Ah ini dari Fikri.. aku duluan ya."
Aiza mengangguk. "Iya. Hati-hati dijalan."
Reva pun bergegas pergi meninggalkan Aiza menuju kantin kampus. Aiza hanya menghela napasnya dan menuju kampus dalam diamnya bertepatan saat sebuah mobil berwarna hitam melintas dan menuju parkiran. Dari jarak beberapa meter, Aiza menatap mobil tersebut seperti merasa familiar.
Aiza berusaha mengingat dengan jelas hingga beberapa menit kemudian semua ingatannya kembali. Mobil itu adalah mobil yang pernah melintasi genangan lumpur dipagi hari dan genangan lumpur itu menyiprat mengenai gamis Aiza.
Aiza menggeram kesal. Namun, kekesalan itu kembali terjadi saat ia melihat si pemilik keluar dari mobilnya yang ternyata adalah Arvino. Ponsel Aiza bergetar didalam saku gamisnya. Aiza menatap sebuah notifikasi pesan singkat dari Bunda Ayu.
Bunda Ayu : "Aiza jangan lupa bawakan beri bekal untuk Vino ya. Masakanmu enak banget. Bunda yakin Vino pasti akan menyukainya."
Aiza menepuk jidatnya. "Ya ampun, aku lupa membawa bekalnya. " Aiza mengecek jam dipergelangan tangannya.
"Masih ada waktu 50 menit untuk menuju jam kuliah. Aku harus balik ke kost dulu." Gumam Aiza dan segera pergi.
🖤🖤🖤🖤
Arvino baru saja menghempaskan dirinya di kursi empuk ruangan Dosennya. Ia pun mengecek agenda dan jadwal mengajarnya hari ini. Hari yang cukup melelahkan meskipun semua aktivitas belum sepenuhnya dilakukan oleh Arvino hari ini. Pintu terketuk dan membuat Arvino menoleh ke arah pintu yang terbuka sedikit dan Adila menyembulkan kepalanya..
"Assalamualaikum Arvino. Em boleh aku masuk?"
"wa'alaikumussalam. Adila?" ucap Arvino tak menyangka.
"Oh boleh, silahkan masuk."
Dengan senyumam manis yang biasa Adila perlihatkan didepan Arvino, ia pun segera memasuki ruangan tersebut dan duduk dihadapan Arvino.
"Ada perlu apa Dil?"
"Em ini. Aku, membawakan bekal untukmu. Pasti kamu belum sarapan kan?" Ucap Adila sambil menyodorkan kotak wadah makanan dihadapan Arvino.
Arvino tersenyum. "Aku memang jarang menyempatkan waktu untuk sarapan. Tapi kamu tidak perlu repot-repot kemari hanya untuk membawakan bekal untukku."
"Aku tidak masalah." senyum Adila. "Temanku berkuliah disini ditahun pertama. Hari ini aku mengantarkannya ke kampus jadi ya sekalian saja."
"Oh begitu.' Arvino manggut-manggit.
"Dimakan ya sarapan buatanku. Jangan sungkan. Ini rezeki."
Dalam hati Arvino merasa tidak enak dan ingin menolak saja. Namun, kebaikan Adila saat ini benar-benar membuatnya tidak bisa menolaknya selain hanya menurutinya. Arvino pun mulai meraih sendok dan segera menyantap sarapan buatan Adila.
Adila tersenyum bahagia ketika Arvino melahap sarapan buatannya yang memang rasanya sangat lezat. Dan tanpa keduanya sadari, posisi pintu yang sedikit terbuka setelah Adila memasuki ruangan tersebut dan tidak menutupnya, ada sosok gadis yang menatap keduanya dengan nanar.
Rasa sedih, kecewa, dan memendam perasaan dalam diamnya membuat gadis itu hanya memaksakan senyumnya.
"Aku terlambat." lirihnya. "Mungkin aku bukan orang yang tepat untuk berusaha menarik perhatiannya." akhirnya, gadis itu memilih pergi dari sana dengan menundukan wajahnya. Siapa lagi kalau bukan Aiza.
🖤🖤🖤🖤
Aiza cemburu yang kesekian kalian ya. Nyesek 😥😥
Terimakasih sudah membaca. Sehat terus buat kalian ya.
With Love
LiaRezaVahlefi
Instagram: lia_rezaa_vahlefii