Pelayan itu mengatakannya dengan ekspresi dingin dan kaku kepada Fang Xinxin, "Jangan sentuh lemari anggur dengan tanganmu. Tuan Muda paling membenci kotoran. Jika kau tidak sengaja menyentuh gelas di lemari anggur dan sidik jarimu menempel di sana, jangan salahkan aku karena tidak mengingatkan."
"Begitu, ya!" Fang Xinxin memelototi pelayan di hadapannya dengan wajah dingin. Pelayan itu sepertinya usianya tidak lebih dari 21 atau 22 tahun. Majikannya dingin dan pelayannya tak kalah dingin dan kaku. "Siapa namamu?"
"Ji Qing," pelayan itu menjawab singkat.
"Aku tidak akan membuatmu malu," Fang Xinxin tersenyum tipis. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang begitu bersih. Bahkan, lantainya pun tidak ternoda oleh debu atau kotoran.
Bahkan, setitik debu di tangan pun tak mungkin bisa lolos.
Fang Xinxin menggosok kedua tangannya dengan kuat beberapa kali. Ia membuat tangannya sedikit berkeringat, lalu … kelima jarinya ditempelkannya di pintu lemari kaca lemari anggur hingga menimbulkan cap tangan.
Ji Qing sang pelayan membelalakkan matanya dan berteriak panik, "Nona Fang, apa yang kau lakukan!"
"Bukan apa-apa." Ekspresi Fang Xinxin berubah menjadi dingin, "aku ingin kau tahu dengan jelas, bahwa Bai Qinghao mengizinkanku tinggal di kamar tidur utama, meskipun hanya sementara. Dengan begitu, aku juga pemilik sementara kamar ini. Aku berhak menyentuh apa saja yang ada di ruangan ini, dan bukan kau, seorang pelayan yang berhak mengaturku!"
Ji Qing tidak berani mengatakan apa-apa. Ia tidak tahu posisi Fang Xinxin di hati Tuan Mudanya, tapi ia berpendapat bahwa wanita gemuk dan buruk rupa di hadapannya ini sama sekali tidak cocok untuk Tuan Muda.
Fang Xinxin tidak peduli dengan anak buah maupun pelayan Bai Qinghao. Namun, dari tatapan mata pelayan ini, ia melihat sorot mata yang menghina.
Lebih lagi, ia paling membenci sorot mata orang lain yang menghinanya. "Kau sekarang sudah bisa pergi."
"Kau akan menyesali kata-kata dan perbuatanmu!" Ji Qing menatap Fang Xinxin dengan dingin dan membalikkan tubuhnya, lalu segera pergi meninggalkannya.
Fang Xinxin sama sekali tidak takut Bai Qinghao memotong tangannya. Bahkan, di kehidupan sebelumnya, pria itu justru memberikan nyawanya.
"Wow!" Fang Xinxin bergegas masuk ke kamar tidur. Begitu ia melangkah masuk sekitar dua atau tiga langkah, ia melompat ke udara di atas tempat tidur besar di kamar tidur utama.
Seluruh tubuhnya dipantulkan oleh tempat tidur bermerek Simmon, yang merupakan merek tempat tidur kelas atas.
Tempat tidur Bai Qinghao begitu besar dan mewah, selimutnya begitu bersih … Fang Xinxin mengguling-gulingkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan gembira.
Tempat tidur Bai Qinghao sangat besar dan nyaman. Kelihatannya pria itu meminta seorang desainer terkenal untuk merancangnya.
Setelah tidur dengan Bai Qinghao, ia sendiri masih terbaring di atas tempat tidur … mengapa kini ada perasaan hangat yang muncul di hatinya?
Tak ada seorang pun yang ada di kamar itu, kecuali dirinya sendiri yang sedang duduk.
Fang Xinxin ingin mencoba kesaktiannya jika dia bisa.
Setelah kehidupan sebelumnya, setelah ia menjadi buta dan setengah tubuhnya lumpuh, ia didukung Bai Qinghao.
Namun, pada saat itu, semua orang menganggapnya mengkhianati Bai Qinghao. Semua orang menganggapnya sebagai sampah, meskipun Bai Qinghao telah memerintahkan pelayannya untuk merawat dan melayaninya dengan baik.
Semua pelayan Bai Qinghao sangat kejam.
Fang Xinxin sama sekali tidak mendapatkan perawatan dan pelayanan yang baik. Tak ada seorang pun yang mempedulikannya saat ia ingin minum dan makan.
Bahkan tak ada yang mempedulikannya saat Fang Xinxin berkali-kali buang air di celananya.
Orang-orang yang tidak berdaya dan tidak berpengalaman tidak akan mengerti.
Sedangkan pendengaran orang buta begitu jelas.
Dari suara langkah kaki, Fang Xinxin bisa tahu siapa yang datang. Dengan mendengarkan posisi suara kontak dengan piring makan, ia bisa tahu di mana pelayan meletakkan makanan untuknya.
Pernah satu kali, saat tidak ada siapa-siapa, Fang Xinxin sangat kehausan dan ingin minum air.
Ia tahu bahwa air minum diletakkan di kotak yang berjarak beberapa langkah dari tempat tidurnya. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Ia hanya memikirkan segelas air di dalam benaknya dengan sepenuh tenaga di otaknya dan air itu mulai bergoyang dan bergerak.
Kemudian, ia meneruskan meditasinya dengan sekuat tenaga.
Secara perlahan, ia menemukan bahwa ia mempunyai kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang biasa.
Kekuatan supernatural dari kemampuannya bukanlah hal fantasi yang kekal, juga bukan dari ruang virtual yang ditulis di dalam novel.