Sebuah tombak yang memiliki ujung panjang, telah bergerak ke arahnya dengan sangat cepat.
Zhao Bingyan tidak mampu bergerak cepat melindungi Mu Chen Xiao karena racun ular yang mulai menyebar ke seluruh tubuhnya. Dia hanya bisa melihat pemandangan ini, tidak jauh dari jarak tempat berdirinya sekarang.
Suara hentakan kaki yang tidak juga berhenti dengan membawa tombak di tangan kanannya dan langkah diam seorang anak muda yang sama sekali tidak melakukan pergerakan, adalah pemandangan yang terjadi di Sekte Hua Jian.
Cratt!!!
Begitu suara hentakan kaki itu selesai dan berhenti di depan seorang anak muda. Matanya melotot dengan kesan dingin dan puas begitu dia melihat tombaknya yang berhasil menembus daging dan merobek kulit anak muda yang ada di depannya saat ini.
"Hahaha! Bocah kecil! Kau kelepasan satu!"
'Huh.' mendengar apa yang dikatakan oleh Gu Zhu, membuat Mu Chen Xiao hampir saja tertawa lepas disaat tombak tajam milik tetua ular ini, menembus kulit dan dagingnya. Dia masih bisa memberikan senyum angkuhnya pada Gu Zhu yang mungkin bisa memenangkan babak awal namun, tidak ada yang mengetahui serangan apa yang dilakukan oleh Mu Chen Xiao sekarang.
"Huhu,... Aku begitu terkesan padamu. Ternyata, tetua ular ini hanya bisa berfokus padaku sampai-sampai dia tidak menyadari suatu hal."
Suara Mu Chen Xiao yang terdengar serak dibandingkan saat dia mencoba untuk merengek pada Zhao Bingyan, membuat orang-orang di sekitarnya mengira kalau tombak Gu Zhu saat ini telah mematahkan tulang rusuknya dan melukai jantungnya.
'Jika jantungnya hancur, apakah mungkin dia masih bisa berdiri menggunakan kedua kakinya sendiri?'
Gu Zhu menyeringai dan mendorong semakin dalam tombak miliknya sebelum dia berkata kembali, "Apakah bidikan ku ini masih ku—"
Tiba-tiba saja, Gu Zhu berhenti berbicara dan barulah dia menyadari adanya pedang yang saat ini sedang menancap tepat menembus jantungnya dan meledakkan seluruh pembuluh darahnya.
"K- kau! B-b- Bagaimana bisa!"
Tepat di saat dia mulai menyadarinya, dengan perlahan dia terjatuh dan melepaskan tombak yang saat ini tertanam pada dada sebelah kiri Mu Chen Xiao.
Tombak itu mungkin bisa menembus kulit dan dagingnya bahkan hampir merobek jantungnya. Akan tetapi, tombak itu sama sekali tidak bisa membunuhnya sekarang.
"Aku yakin, di antara semua orang di sini, hanya ada satu persennya saja yang mengetahui kapan Mu Chen Xiao melakukan serangan terhadap tetua ular. Jika, dia menyerang balik dengan berlari ke arahnya maka, itu akan mempersulit dirinya untuk bisa membunuhnya. Jadi, dia mengandalkan kecerdasannya sendiri. Ketika Gu Zhu hanya terfokus pada satu titik, dia sengaja tidak melakukan apapun sementara, pedangnya akan menyerang dari belakang. Dia menggunakan kecepatan yang melebihi rata-rata semua murid yang ada di sini. Selain itu, pedang Level tujuh alam bumi, bagaimana dia bisa menaklukkannya dengan sangat mudah?"
Melihat Gu Zhu yang saat ini telah mati di hadapannya, membuat perasaan puas pada diri Mu Chen Xiao karena pada akhirnya, dia mendapatkan kehidupannya kembali setelah terancam berkali-kali.
'Hahaha! Sistem payah itu tidak mungkin akan menghanguskan seluruh poin yang aku miliki karena, aku sudah melakukannya dengan benar!'
[[ Duel pertarungan tunggal, belum selesai ]]
[[ Berikutnya, Anda masih harus melakukan pertarungan dengan Raja Dinasti Yan. ]]
[[ Sistem akan memberikan +100 poin jika berhasil mengalahkan Raja Yan. Dan jika gagal, sistem tidak akan menghanguskan poin Anda. ]]
'Sistem ini sudah rusak ya? Kau bilang aku hanya perlu terlibat satu pertarungan saja dan mengalahkan tetua ular yang menyerang Zhao Bingyan! Mengapa kau masih saja memberiku ancaman?'
[[ Duel pertarungan dengan tetua ular sudah selesai. Sistem tidak akan menghanguskan seluruh poin Anda. ]]
'Lalu, dimana Raja Dinasti Yan yang kau katakan itu? Perlihatkan dia padaku!"
"Siapa orang yang telah mengalahkan tetua ular dengan mudahnya?" Ucap seorang laki-laki yang berjalan di tengah-tengah para murid Sekte Yin Lang, menuju barisan terdepan mereka.
Suara ini terdengar sangat berat dan usianya masih sangat muda. Laki-laki itu memakai pakaian kuno berwarna biru dan hitam dengan rambut yang dikuncir kuda. Langkahnya terdengar sangat ringan ketika dia sedang berjalan di tengah-tengah para murid Sekte Yin Lang yang saat ini sedang berjalan.
Dan orang itu adalah,...
[[ Yan Fengying. Pangeran dari dinasti Yan yang akan dicalonkan menjadi Raja berikutnya. ]]
'Dia?! Orang ini yang telah membuat Mu Chen Xiao sengsara seumur hidupnya?!'
Yan Fengying adalah Pangeran dari Dinasti Yan yang akan dinobatkan sebagai raja berikutnya. Akan tetapi, orang-orang kuat dari keluarga Zhang, justru menyerang dan mengadakan peperangan antara keduanya dan akhirnya, kemenangan ini disambut baik oleh keluarga Zhang.
Satu-satunya kepala keluarga Zhang, berhasil membunuh raja Yan dan berhasil menduduki takhta sebagai raja dari benua timur. Yan Fengying yang terluka, pergi ke lembah Shan Bu dan bertemu dengan pemimpin Sekte Yin Lang.
'Oh, jadi begitu ya. Yan Fengying sengaja datang kemari dan mengumpulkan orang-orang kuat untuk membalaskan dendamnya pada keluarga Zhang yang telah mengambil alih takhta kerajaannya. Memang pantas di sebut sebagai raja yang gila kekuatan.'
"Siapa yang telah membunuh tetua ular?" Yan Fengying bertanya sambil melipat tangannya dan menatap tajam ke arah Mu Chen Xiao.
Tatapan dingin yang diberikan oleh Yan Fengying, membuat Mu Chen Xiao merasa harus semakin waspada terhadapnya. Kemampuan Kultivasinya, hampir menyamai tetua ular yang ada di depannya saat ini.
'Sama sekali tidak bisa diremehkan. Orang ini telah berjuang keras untuk sampai di level sembilan dunia bawah agar dia bisa membalaskan dendam keluarganya. Aku tidak bisa mengatakan kalau akulah yang membunuh tetua ular. Bisa-bisa orang yang dia akan mengincar ku untuk dijadikan sebagai bala tentaranya.'
Mu Chen Xiao yang tidak bisa berkata apapun dan tanpa henti menatap marah pada Yan Fengying di depannya, tiba-tiba merasakan adanya seseorang yang telah berdiri di depannya dan menutupinya dari pandangan Yan Fengying.
"Tatapan mu, membuat jijik semua murid-muridku." Ucap Zhao Bingyan yang saat ini telah berdiri di depan Mu Chen Xiao.
"Puftt,... Benarkah itu? Memangnya seperti apa aku saat ini? Apakah terlihat seperti orang jahat di mata kalian?"
Setelah melihatnya berbicara, Zhao Bingyan semakin menekan Mu Chen Xiao untuk tetap berada di belakangnya. Dia sama sekali tidak berpikir bahwa racun yang ada di dalam tubuhnya, telah menyebar kemana-mana hingga meresap ke dalam organ-organ pentingnya.
"Guru besar Zhao, lukamu masih terbuka dan ada racun yang ada di dalam tubuh Guru. Apakah Guru tidak ingin mengobatinya terlebih dulu?" Mu Chen Xiao bertanya karena dia mengkhawatirkan keadaan Zhao Bingyan meskipun sebenarnya, dia sangat membencinya.
Zhao Bingyan terus menekan dadanya yang mulai terasa panas dan terkadang, dia mencoba untuk mengeluarkan racunnya melewati darah kotor yang dia muntahkan.
"Di saat seperti ini, apakah aku masih sempat untuk memikirkan diriku sendiri? Ada banyak murid yang harus aku lindungi dan jika aku pergi begitu saja, apakah masih ada harapan untuk hidup bagi murid-murid di sini?" Zhao Bingyan menjawab sambil menyeka darah yang ada di bawah bibirnya.
"Guru besar Zhao! Kamu sepertinya tidak mengikuti apa yang muridmu katakan. Bukankah keselamatan muridmu di sini sangat di prioritaskan? Bagaimana kau bisa melindungi muridmu sendiri sementara, keadaanmu sedang tidak baik-baik saja?" Yan Fengying bertanya sambil menunjukkan senyum sinisnya pada Zhao Bingyan dan beberapa muridnya.
'Padahal, sejak awal aku sangat membencinya dan berencana untuk membunuhnya dalam waktu dekat. Akan tetapi, mengapa sekarang aku begitu peduli terhadapnya?' batin Mu Chen Xiao yang mulai bingung terhadap dirinya sendiri.
"Yan'er! Kau obati saja lukamu terlebih dulu. Akulah yang akan bertarung dengannya mewakili seluruh murid-murid Sekte Hua Jian." Ucap Zhao Yuan yang berdiri di hadapan Zhao Bingyan sambil membawa pedangnya saat ini.