Setelah selesai briefing, aku kembali melihat dan memeriksa para trainee di ruang seleksi, setelah itu aku segera menyusul ibu Rania yang sudah lebih dulu ada di lantai 2, di mana ada sebuah ruangan khusus yang di sediakan untuk dapat melihat proses seleksi berlangsung. Sementara 5 staff lainnya berada di ruang seleksi untuk mendampingi mereka.
Tahapan pertama seleksi telah di mulai dan ada 5 pelatih yang turun tangan untuk melakukan proses tersebut, sedangkan salah satu pelatih ada bersama kami saat ini untuk menemani, sekaligus orang yang akan di ajak ibu Rania berkomunikasi seputar seleksi ini, lalu 3 pelatih lainnya yang bertugas untuk menjaga keamanan dan sistem lembaga selama proses ini berlangsung.
Ujian pertama yang akan di hadapi oleh trainee adalah kecepatan. Meraka semua harus melakukan olahraga lari, untuk mengetahui seberapa besar kecepatan yang mereka miliki.
Yang ke 2 adalah Berenang, dan menahan nafas di dalam air. Hal ini di lakukan untuk mengetahui seberapa lama paru paru mu bisa bertahan tanpa adanya udara. Ujian ke tiga yaitu ketahanan tubuh melawan cuaca ekstrem. Baik udara dingin ataupun panas. Ini sangat di perlukan karena sebagai seorang penjaga keamanan, para trainee yang telah lulus bukan hanya di pekerjakan dalam gedung, tapi bisa saja mereka di tempatkan di luar gedung untuk suatu kondisi tertentu perusahaan yang akan mereka tempati bekerja.
Tahap ke empat adalah menguji seberapa kuat otot yang berada di tubuh bisa menahan tekanan dari gerakan yang di lakukan. Ujian ini terlihat sederhana namun jika rentang waktu nya cukup lama maka hal ini akan sangat berguna untuk menampilkan kemampuan otot seseorang. Rangkaian olahraga nya adalah push up, Sit up, serta Pull up.
Tahap ke lima adalah melakukan aktivitas berlari sambil membawa beban, 15 kg.
Serangkaian ujian ini di lakukan hanya sehari, jadi para trainee harus benar-benar mempersiapkan stamina mereka masing masing.
Mark Anthony adalah seorang pelatih yang menemani kami saat ini. Ia melakukan beberapa perbincangan dengan ibu Rania terkait proses seleksi ini dan aku hanya memperhatikan dan mendengarkan beberapa kata kata mereka Karena aku merasa seperti sedang di awasi oleh seseorang dari kejauhan. Entah ini hanya perasaan ku karena gugup dengan proses seleksi ini yang harus memikirkan keselamatan calon trainee atau memang seseorang sedang melakukan nya.
Sebelum pelatih melakukan seleksi terlebih dahulu darah dari para peserta di ambil dan di cek untuk memastikan apakah mereka mengonsumsi obat-obatan penguat fisik untuk menghadapi seleksi ini atau tidak.
Waktu sudah menunjukkan pukul 14:24 siang dan sebentar lagi seleksi ini akan segera selesai. Aku bersyukur karena tidak ada salah seorang pun dari calon calon trainee mengalami masalah serius akibat kelelahan.
Saat hasil tes darah mereka keluar hasil nya adalah negatif semua.
Aku bisa melihat para trainee dari lantai 2 ruangan ini karena salah satu dinding nya di desain menggunakan kaca. Saat mendengar bunyi alarm, maka waktu sudah menunjukkan pukul 15 sore dan itu artinya proses seleksi telah selesai di laksanakan. Aku segera menyusul mereka yang berada di lantai 1, sedangkan ibu Rania masih membahas beberapa hal dengan pelatih Mark.
Aku memperhatikan satu persatu dari mereka yang nampak sangat kelelahan. Sedangkan staf lainnya segera membatu mereka memberikan air putih dan makanan.
" Kalian semua hebat, kalian telah memberikan yang terbaik untuk seleksi ini" aku berkata kepada semua peserta.
Dengan membalas ku, mereka semua tersenyum dan berterima kasih secara bersamaan.
Hasil dari seleksi ini akan di umumkan 2 hari kemudian. Ini dapat memberikan mereka waktu untuk beristirahat sehari.
Mereka yang akan Lulus akan di berikan sebuah Email di akun masing masing peserta, begitupun dengan yang tidak lulus.
Aku berserta rombongan lainnya telah meninggal Aston institution. Staf lainnya berserta calon trainee di antarkan kembali menuju BUG. Kami berpisah dengan mereka di persimpangan jalan Wildd. Setelah sampai di kediaman ibu Rania ia menyuruh ku untuk tinggal makan malam bersama dengan keluarga nya. Tapi, aku tidak bisa dengan berkata " Maafkan saya ibu Rania seperti nya hari ini saya tidak bisa ikut makan malam karena malam nanti saya sudah ada janji, Semoga di lain waktu saya bisa makan malam lagi dengan anda".
" Tak apa, aku harap di lain waktu kau bisa memiliki waktu itu, agar kita bisa makan malam bersama". balas ibu Rania
Aku sudah berada di dalam taxi, dengan memperhatikan suasana kota di malam hari dengan beberapa pikiran dan tentunya lelah yang menemani. Aku memperhatikan ada sebuah mobil Bugatti Divo berwana abu abu tua berada sangat dekat dengan taxi yang aku tumpangi sekarang. Rasa panik sedikit menghantui pikiran ku, dan aku berharap bahwa pikiran ku yang negatif ini akan segera hilang. Sesampai nya di lobby apartemen aku melihat dari dalam bahwa mobil itu berhenti sejenak lalu segera berlalu dengan sangat cepat.
Sesampai di kamar aku segera masuk ke kamar mandi, membersihkan diri ku lalu segera beristirahat.