Setelah sampai di Aston, Pasila Helsinki aku dan ibu Rania menuggu para trainee serta beberapa staf lainnya yang masih dalam perjalanan.
Saat memasuki gedung Aston kami di sambut oleh 2 orang pelatih yang mempersilakan kami untuk masuk ke dalam ruang tunggu. Tempat seleksi ini sendiri tidak memiliki security layaknya sebuah kantor pada umumnya karena mereka yang ada di Aston sudah ahli dalam hal itu.
Para pelatih yang ada di Aston institution hanya berjumlah 9 orang. Dari mereka masing-masing, sudah memiliki kualitas yang hampir sama layaknya seorang Ace.
Sekitar 12 menit kemudian para trainee dan staf lainnya sudah sampai di Aston dengan menggunakan 2 buah mobil Van milik BUG.
Trainee yang akan mengikuti seleksi hari ini berjumlah 15 orang, namun hanya ada 8 orang yang akan di pilih. Itu semua tergantung dari seberapa baik kualitas mereka saat proses seleksi berlangsung. Tak jarang juga Aston institution meluluskan lebih dari kuota yang telah di tentukan jika ada salah seorang dari mereka yang memiliki kualitas seperti seorang Ace.
Aku berserta staf lainya segera menyiapkan berkas data diri mereka yang nantinya akan di serahkan kepada pelatih di Aston.
Ibu Rania sudah memasuki ruangan yang telah di sediakan agar ia bisa melihat proses seleksi itu secara langsung.
Sementara aku harus mengarahkan dulu para staf lainnya agar tugas tugas mereka dapat berjalan dengan baik, seperti layaknya sebuah briefing. Salah satu tugas penting mereka adalah mengawasi para trainee yang mengikuti seleksi, apakah keadaan mereka baik atau tidak. Kesehatan dan keselamatan mereka masih menjadi tanggung jawab perusahaan kami selama mereka mengikuti seleksi ini. Tak jarang juga adalah salah seorang dari trainee yang kelelahan bahkan sampai tak sadarkan diri hingga tidak mampu lagi untuk mengikuti Seleksi. Dari perusahaan sendiri sudah menyediakan 2 orang perawat kesehatan dan 3 lainnya adalah staf biasa yang juga ikut andil membantu para trainee.