Di tempat lain, tampak Sean tengah menggenggam erat tangan mungil Lyora sesekali mengecup punggung tangannya penuh kasih sayang, dari tatapan yang pria itu pancarkan— ada segenap rasa khawatir yang begitu dalam, mulutnya tak berhenti menggumamkan sesuatu seolah meminta Lyora untuk bangun. Meskipun dokter sudah mengatakan jika wanitanya baik-baik saja, namun tetap saja Sean tak akan pernah percaya itu sebelum Lyora sadar.
Rachel— sekertarisnya dan Robert— tangan kanannya sudah menghubunginya sedari tadi. Namun tak urung pria itu acuhkan, tak ada yang lebih penting dari Lyora, memang seharusnya begitu.
Tiba-tiba saja Sean merasa ada pergerakan dari jari-jari Lyora membuatnya tanpa sadar menarik kedua sudut bibir ke atas, "Sayang? Apa ada yang sakit? Apa perlu aku panggilkan dokte—
"Sean, aku dimana?" tanya Lyora menatap sekelilingnya.