Seumur hidupnya awalnya Umar sering mengalami susah tidur tapi dengan kehadiran istrinya saat ini pola tidur Umar sudah lebih baik sebelumnya. Sebelum menikah dengan Halima dulu bahkan Umar tidak akan mengalami masalah jika sampai tidak tidar berhari-hari tapi semenjak ada Halima Umar bisa beristirahat dengan lebih baik.
Tidak hanya itu Umar yang biasanya jarang merespon saat diajak bercanda tapi kalo ini mulai bisa tertawa lepas saat bersama Halima tingkat Halima yang mengemaskan selalu membuat Umar menjadi nyaman.
Umar juga lebih sering menyendiri dan tidak lebih banyak mengabaikan apapun yang terjadi dan tidak penting baginya, tentu saja kecuali Halima yang saat ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan Umar.
Biasanya Umar akan bersikap cuek dan tidak peduli karena tidak terlalu bingung dengan harus merespon seperti apa pada tingkat orang pandanya, Umar lebih tertarik membaca buku atau mungkin berolahraga dengan peralatan olahraga yang ada didalam rumah ini.
"Kakak...., aku bosan didalam rumah.... apakah kakak mau jalan-jalan ke taman belakang bersama ku?" tanya Halima.
Sebenarnya Umar bukan tidak ingin tapi Umar sedikit ragu jika harus bertemu dengan orang baru Umar, kesendirian dan kesunyian adalah hal terbaik untuk Umar saat ini. Tapi tentunya Umar juga tidak dapat menolak permintaan dari istri yang terlihat sangat ingin jalan-jalan bersama dengannya.
Umar tentu saja mempunyai keinginan yang selalu ingin membuat istri bahagia dan nyaman disisinya. Lagi pulang Halima masih remaja dan tentu saja masih banyak waktu untuk belajar halo baru dan rasa penasaran dan ingin tau Halima tentu sangat besar.
"Baiklah kita akan pergi jalan-jalan keluar tapi ingat kamu harus terus bersama dengan ku." ucap Umar yang kali ini mengambil keputusan dengan istrinya menerima ajakan istrikanya.
Walaupun Umar biasanya untuk terpaksa harus keluar rumah karena tuntutan perkerjaan dan demi memperkenakan ilmu pengetahuan yang sederhana tapi begitu berguna untuk kehidupan manusia.
Jika biasanya Umar akan keluar kemanapun dikawal oleh banyak bodyguard yang bertugas menjaganya karena Umar tidak terlalu menyukai berada di sekitar orang banyak dan bahkan para Bodyguard juga harus berjarak minimal 1 atau 2 meter dari posisinya saat ini.
"Ayo....," ucap Halima dengan semangat memeluk erat lengan suaminya. Kemudian mereka berjalan bersama.
"Kenapa menyukai taman bunga?" tanya Umar yang datang melihat ekspresi wajah istri yang terlihat Sangat kagum dengan berbagai macam bunga mawar yang berwarna warni tentu ekperimen dan kepintaran Umar uang membuat bermacam-macam bunga dalam satu pohon itu menjadi berwarna-warni.
"Iya aku sangat menyukainya...., aku belum pernah melihat bunga mawar dengan beragam warna dalam satu pohon yang sama. setahuku jikapun bunga ini di stek warna pasti tidak akan sebentar ini dan aku baru mengetahui jika ada mawar berwarna hitam, hijau dan biru. " ucap Halima dengan kagum.
Karena memang umunya bunga mawar berwarna merah, pink atau pun kuning sudah pernah dilihat oleh Halima. Sedangkan kali ini Bungan yang ada dihadapannya mereka memiliki warna yang indah seperti pelangi.
"Warna bisa direkayasa dengan ilmu pengetahuan..., olehkarena itu belajarlah tentang banyak hal agar cerdas baik secara emosional dan pikiran." ucap Umar.
Sebenarnya taman belakang rumah orang tua Umar ini merupakan ada beberapa tanaman yang digunakan untuk sebagian ekperimen dari pengetahuannya. Seperti mawar dengan warna bunga pelangi dalam satu pohon yang sama. Buah-buahan dengan rasa dan kualitas yang sangat manis dan akta akan nutrisi.
Taman belakang rumah orang tua Umar ini sebenarnya sering dikunjungi banyak orang, tentunya dengan persyaratan tidak boleh merusak segala tumbuh unik yang ada didalamnya jika sampai rusak mereka harus meganti rugi tentu saja tidak dengan harga yang murah.
"Apakah kamu ingin mencoba melon itu?" tanya Umar yang melihat wajah istri terlihat sangat mengemaskan saat melihat buah melon yang tentunya juga dirawat dan dijaga dan tubuh dengan segala kecanggihan teknologi canggih yang diciptakan oleh Umar sendiri.
Selain Umar seorang kutu buku, Umar juga sangat mudah mempelajari sesuatu hal baru yang menarik perhatiannya. Apapun hal yang selama ini dipelajari oleh Umar selalu berhasil kecuali pendekatan pada orang baru yang tidak bisa Umar lakukan, tentunya berbeda dengan Halima yang tiba-tiba langsung bisa dekatnya karena Umar percaya bahwa Allah telah memilihkan Halima melalui perantara orangtuanya.
Halima juga seorang gadis mungil yang sangat simpel, sedikit ceroboh, penurut, penyayang, apa adanya dan tentunya Sholeh. Umar merasa sangat beruntung dan juga bersyukur karena memiliki seorang istri yang sangat sesuai dengan keinginannya.
Allah maha maha mengetahui yang dibutuhkan dan juga yang diinginkan oleh Umar. Melihat senyum manis Halima membut Hati Umar terasa tenang dan damai.
"Rasanya sangat melon ini sangat manis... kak, cobalah." ucap Halima.
Halima berfikir Suami akan memakan buah yang telah di potongkan olehnya untuk Umar, tapi Umar malah memilih memakan buah yang ada bekas gigitan Halima.
"Kak buah itu tadi bekas gigitan Halima....," ucap Halima yang merasa malu.
"Iya buah ini terasa lebih manis karena bekas gigitan mu." ucap Umar sambil tersenyum manis.
Halima melanjutkan memakan melon manis itu dengan sedikit salah tingkah. Tanpa ragu bahkan Halima langsung melahap potongan melon yang tidak terlalu besar itu. Halima hanya tidak siap dengan kondisi jantunya yang sepertinya menggila dan berdetak terlalu kencang saat Umar tersenyum manis padanya.
"Oh iya besok kamu sudah mulai masuk sekolah lagi kan, lagi pula besok akan ujian semoga kamu lulus dengan nilai terbaik sesuai dengan usaha mu...," ucap Umar yang menginginkan jika Halima telah berjuang belajar dan menemaninya yang memang kadang susah tidur saat malam hari.
Halima juga selalu menanyakan hal yang tidak dipahaminya langsung pada Umar dan tentunya Umar mengajarnya dengan caranya yang sederhana dan dapat dimengerti oleh Halima yang juga memiliki otak yang pintar dan diatas rata-rata.
Walaupun Halima terlihat sangat ceroboh tapi Halima juga seorang wanita yang cukup jenius sebenarnya. Silat polos, pemalas dan ceroboh Halima sering disalah artikan oleh banyak orang. Padahal Halima sebenarnya cukup cerdas jika belajar dengan benar.
"Amin...., besok Kakak akan mengantarkan ku ke sekolahkan?" ucap Halima dengan mata berbinar.
Sebenarnya Umar tidak yakin karena menurut prediksinya tentunya dengan ilmu pengetahuan bukan ilmu sihir besok akan turun hujan sepertianya gerimis yang mungkin akan agak lama. Tapi karena tentu saja teramat sangat ingin menjaga Halima Umar akan selalu menuruti keinginan Halima selama tidak ada dampak buruknya , apapun akan Umar lakukan agar Halima bahagia, nyama, aman bersamanya dan tentunya Umar juga turut bahagia.
"Tentu saja... aku akan menjemputmu...., ayo kita pulang sekarang hari mulai mendung. 360 detik lagi akan segera turun hujan...," ucap Umar tanpa ragu.
Tanpa mendengarkan pendapat Halima Umar langsung membawa Halima tempat yang aman, sebuah gubuk kecil yang cukup untuk membuat mereka aman dari air hujan.
"Allah Huma soyiban nafian...," ucap Halima yang membaca doa saat hujan turun, sambil menatap kearah wajah suaminya dengan pandangan heran.
"Bagiamana kakak bisa memperkirakan hujan tuhan akan turun seakurat ini?" batin Halima penasaran.