Chereads / Suami Autis Kesayanganku / Chapter 14 - Mandi Bersama 18+

Chapter 14 - Mandi Bersama 18+

Khusus 18+, yang di bahawah umur harap melewati bab ini saja, dosa ditanggung masing-masing!!!!!!__________________________________________

Sebenarnya Umar sangat kacau pada saat istrinya tercinta saat ini terlihat begitu ketakutan dan bahkan telah meneteskan air mata karena ucapan sebelumnya yang sepertinya begitu melukai hati istrinya yang cantik itu.

Setelah mereka berdua sampai di parkiran rumah Umar turun dan membuka pintu untuk istrinya dan tidak hanya itu Umar langsung mengendong tubuh mungil istrinya tercinta yang saat ini masih terisak pilu.

"Maaf....., maaf..., maafkan aku sayang....., aku tadi sedikit lepas kontrol." ucap Umar yang berjalan cepat menuju kamar mereka sambil menggendong tubuh mungil istrinya yang sebelumnya tadi menolak untuk digendong tapi akhirnya Halima pasrah dan mengeluarkan tangannya pada leher suaminya karena takut jatuh.

"Mengapa harus pura-pura baik lagi.... bukankah tadi kau terlihat marah dan begitu membenci ku...., aku tidak perlu di perlukan begitu baik jika hanya akan berakhir seperti keset." batin Hajar saat ini memilih menuduh bersandar pada dada bidang suaminya bukan karena ingin memanfaatkan kesempatan tapi karena tidak ingin ada orang lain tau dirinya sedang menangis dan kesal pada saat ini.

"Sayang mandi dulu ya....., nanti takut masuk angin diluar hujan cukup lebat...," ucap Umar dengan lembut saat ini mengusap punggung Halima setelah mengantarkan Halima kekamar mandi.

"Apakah suamiku tidak ingin mandi bersama dengan perempuan bodoh ini....," ucap Halima dengan pelan namun begitu terdengar jelas di telinga Umar.

Meski Umar tahu dari ucapan istrinya itu terdapat kekesalan yang besar saat ini hingga membuat wajah Halima yang biasanya tersenyum manis kali ini terlihat menatapnya dengan tatapan mengejek.

"Kamu bukan perempuan bodoh sayang tadi aku hanya lepas kontrol maafkan aku....., Mandilah ya...." ucap Umar sambil mengusap lembut pucuk kepala istrinya dan meninggalkan beberapa kecupan manis yang lembut disana kemudian berniat untuk pergi karena takut dirinya akan kembali lepas kontrol saat ini.

"Apakah Kakak tidak menyukai perempuan seperti ku...., kalau begitu ayo kita bercerai." ucap Halima asal bicara saja saat ini ingin melihat seberapa besar kemarahan suaminya yang saat ini sudah terlihat benar-benar akan meledak karena ucapannya barusan yang sedikit membuat Halima merasa menyesal karena asal bicara.

"Kita tidak akan pernah bercerai bahkan dalam mimpi pun aku tidak akan mengizinkan hal itu terjadi!" ucap Umar yang saat ini refleks memeluknya dengan erat dan bahkan telah membuat jilbabnya serta memberikan banyak sekali stempel cinta pada bagian leher jenjang Halima.

"Aaaaw....., kakak jangan gigit leher aku terasa panas." ucap Halima saat ini merasa lehernya di gigit hisap kuat oleh suaminya yang suaminya.

Halima menyesal mulut yang lemes ini mengapa tadi tidak direm kuat olehnya sehingga tidak mengatakan perkataan bodoh yang saat ini tampaknya benar-benar membuat suaminya benar-benar marah.

"Kau benar-benar seksi Sayang....., apakah aku benar-benar akan memberikan hak ku kapanpun aku minta?" ucap Umar yang saat ini begitu bergairah.

"Iya kakak tapi berhenti menjilati dan menghisap leher ku....," ucap Halima dengan polosnya saat ini merasa sedikit risih.

"Sayang sepertinya dirimu tidak paham hak yang ku maksud..., tapi aku akan mengajari istri ku yang polos dan seksi ini agar lebih pintar sedikit." ucap Umar saat ini sambil terkekeh geli.

"Mengajari apa...., aku tadi sudah belajar banyak pelajaran dirumah sekolah sebentar lagi aku akan lulus SMA jadi aku rasa aku sudah cukup pintar." ucap Halima dengan polosnya.

"Benarkah kalau begitu mari kita pemanasan terlebih dahulu.....," ucap Umar sambil tersenyum nakal.

"Tapi kakak saat ini kita sedang dikamar mandi, bahkan diluar hujan aku rasa kita akan mati kedinginan jika oleh raga dengan pakaian basah seperti ini....," ucap Halima dengan bingung.

"Selain cantik dan seksi dirimu ternyata benar-benar lugu dan polos dalam hal percintaan istri ku nampaknya aku benar-benar akan menjadi guru yang bahkan baru pertama kali praktik langsung dengan istri ku sendiri yang sangat cantik ini." ucap Umar sambil tersenyum senang.

"Kakak memang selain Suami adalah guru bagiku, tapi praktik apa yang kakak maksud dan mengapa harus dengan buka baju dan bawahan seperti saat ini." ucap Halima saat ini bingung karena suaminya tidak hanya membuka bajunya sendiri namun juga membuka baju dan bawahan milik mereka berdua.

"Katakan apakah aku terlihat tampan saat ini sayang?" ucap Umar yang saat ini sengaja mengoda istrinya.

"Kakak selalalu tampan setiap saat tanpa harus seperti ini." ucap Halima sambil menunduk malu berusaha menutupi seluruh tubuhnya yang saat ini hanya mengenakan pakaian dalam saja.

"Kenapa harus malu....., tadi saja gadis manis yang nakal ini dengan mudah mengatakan ingin minta cerai namun hal itu tidak akan pernah terjadi." ucap Umar dengan lembut memeluk mengecup bagi bagian leher istrinya yang terdapat tanda cinta yang cukup banyak karena ulahnya sebelumnya.

"Kakak aku..... malu...., tolong sedikit menjauh dari ku... aku takut jantung ku akan meledak." ucap Halima saat ini benar-benar membuat Umar gemas dengan tingkah istrinya tercinta yang polos ini.

Umar meletakkan tangan istrinya di dadanya tepatnya bahagian dimana jantung juga terasa menggila saat ini, wajah cantik dan seksi Halima pun terlihat kaget sekaligus sangat memerah karena malu.

"Bagaimana apakah suara detak jantung ku suadah cukup menjelaskan betapa aku sangat menyukai, mengagumi dan menginginkan mu saat ini sayang ku...," ucap Umar saat ini juga menyatukan kening mereka.

"Sepertinya Suami butuhku dokter karena jantung mu berdetak lebih cepat dari pada jantung ku....," ucap Halima dengan polosnya.

"Ya Allah mengapa istri ku yang cantik ini begitu polos dan menggemaskan..... aku sangat tidak sabar untuk memilikinya." ucap Umar dengan gemasnya.

"Memiliki apanya Kakak?, saat ini kita telah menikah itu artinya suadah saling memiliki." ucap Halima yang sok tau walaupun wajahnya terlihat begitu ragu mengatakan hal itu.

"Hemmmmm benar mulai hari ini kamu akan menjadi milikku dan aku akan menjadi milik mu sayang. Kamu setuju bukan?" ucap Umar sambil mengigit telinga kiri mungil Istrinya dengan gemas.

"Aaaww... iya.... kak..... hemmmm..," ucap Halima yang merasa kaget saat ini suaminya menciumnya dengan ciuman yang menuntut.

"Dirimu Istriku dan selamanya akan seperti itu biar aku yang akan mengajarimu tentang ilmu bercinta kali ini Sayang....., walaupun ini juga praktik pertama untuk ku tapi aku yakin insting ku suadah cukup kuat dan tau apa yang harus kulakukan." batin Umar saat ini m rasa sangat bahagia.

" hemmmmm...., Kakak tangan kakak kenapa nakal disana?" batin Halimah tertahan karena saat ini bibinya masih dimulut habis suaminya buah dadanya diremas-remas oleh suaminya yang membuat Halimah saat ini merasa panas dingin tapi bukan karena dendam.

"Sayang sungguh dirimu adalah gadis ku yang benar-benar indah dan seksi....," batin Umar yang saat ini merasa senang bisa menyentuh dan melumut bibir seksi istrinya yang membuatnya kecanduan dan juga bermain gemas di bagian gunung kembar istrinya yang membuatnya kadang susah tidur malam, ternyata sangat membuat senang saat ini.