Chereads / Ketika Cinta Bertahta / Chapter 5 - Permainan Dimulai

Chapter 5 - Permainan Dimulai

Tok..tok..tok

Suara ketukan pintu terdengar saat Arka baru saja ingin duduk di kursi kebanggaan nya itu. Membuat laki-laki itu langsung menghela nafasnya. Baru saja dirinya tiba sudah ada yang mengetuk pintu ruangan nya.

"Masuk." Ucap Arka dengan penuh wibawa.

Pintu langsung terbuka setelah mendapatkan persetujuan dari Arka menampakkan wanita cantik mengenakan rok ketat diatas lutut dengan tiga kancing paling atas baju kemeja sengaja ia buka membuat kesan begitu menggoda bagi siapa yang yang melihatnya.

Arka saja sampai tidak berkedip melihat wanita cantik di depannya dengan bentuk tubuh yang benar-benar ideal terbentuk dan disampul dengan begitu ketat oleh pakaian nya.

"Surprise." Ucap Lea saat sampai di hadapan Arka sambil mengembangkan senyumnya.

"Le-a?"

Wanita yang bernama Lea itu tersenyum begitu lebar nya, "Benarkah ini kamu Ar? Astaga aku nggak percaya kita bisa bertemu lagi loh."

"Kok kamu bisa ada disini Le?"

"Kerja,"

"Kerja? sejak kapan kamu kerja disini? Kok aku nggak tau sih?"

"Sejak hari ini."

Arka melebarkan matanya saat mendengar jawaban yang dilontarkan Lea, "Sejak hari ini? Bagian apa?"

"Jadi sekretaris pribadi."

Arka terdiam sesat, "Maksudnya, jadi sekretaris pribadi aku gantian Laila?" Tanya Arka yang langsung di anggukkan oleh Lea.

"Tadinya aku nggak percaya bahwa kamu adalah bosnya tapi setelah aku melihat wajah kamu aku percaya makanya aku berharap sekali bisa diterima disini dan bisa kasi surprise buat kamu kayak gini. Kamu senang kan Ar?"

Dengan susah payah, Arka menelan Saliva nya. Mengapa Lea datang secara mendadak seperti ini?

"Permisi Pak, ada yang mau saya bicarakan dengan bapak sebentar." Ucap Lim yang berada di ambang pintu membuat keduanya menoleh ke arah Lim.

Arka menghela napas lega saat melihat sosok Lim yang tiba-tiba muncul itu. "Lea ini masih jam kerja, silahkan kamu kembali ke ruangan kamu. Kita bicara lagi nanti setelah jam pulang."

Lea mengangguk dan kemudian berjalan dengan begitu anggun melewati Lim yang benar-benar terpesona dengan Lea yang melewatinya itu.

"Masuklah Lim, mati kita bicara disini." Ucap Arka yang sudah duduk di sofa panjang yang ada di ruangannya itu.

Lim mengangguk dan berjalan mendekati Arka yang sudah duduk manis di tempatnya.

"Katakan, apa yang sedang mengusik pikiran mu Lim?"

"Apa tadi anda terlambat pak? Banyak karyawan yang sedang membicarakan bapak di bawah karena keanehan yang terjadi hari ini. Bagaimana bisa bapak seorang yang disiplin dengan waktu bisa datang telat hari ini?" Tanya Lim bertubi-tubi.

Arka memijit pelipisnya mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Lim barusan itu, "Saya juga tidak mengerti Lim mengapa hal ini bisa terjadi. Tadi malam saya tidak bisa tidur."

"Kenapa? Apakah karena wanita itu lagi?" Tanya Lim yang langsung di anggukkan oleh Arka.

"Jadi, apa rencana bapak selanjutnya? Kita tidak punya waktu banyak untuk menyelesaikan semua ini pak."

Arka menghela nafasnya, "siapkan pernikahan seperti mana yang ia inginkan. Nanti malam jam 7 bawa dia menemui ku." Titah Arka

Sebenarnya masih banyak yang ingin ditanyakan oleh Lim namun setelah mendengar titah dari Arka membuat ia enggan untuk bertanya lebih.

"Baik pak. Laksanakan." Setelah mengucapkan itu Lim langsung pergi meninggalkan ruangan Arka.

Arka terdiam memandangi Lim yang sudah hilang dari pandangan matanya itu. Sebuah ide melintas di benaknya begitu saja membuat ia mengembangkan sebuah senyum seperti nya sebuah kesuksesan telah menanti dirinya di depan sana.

"Baiklah nona Kaira Larasati mari kita lihat bagaimana pertunjukan ini akan berakhir nantinya." Gumam Arka disertai dengan sebuah senyum yang memiliki banyak arti di wajahnya.

**

Kaira baru membuka matanya saat lelah bermalas-malasan di atas kasurnya. Dirinya selalu seperti itu jika sudah bangun tidur pasti akan bermalas-malasan dulu hingga beberapa jam kemudian saat ia sudah lelah baru ia akan bangun untuk mandi.

Lagi pula di rumah yang begitu kecil dan sempit seperti ini siapa yang akan memerahkan dirinya jika bangun siang? Tidak ada siapa-siapa, Kaira hidup sendiri tanpa teman Ataupun keluarga.

Tok..tok..tok

Suara ketukan pintu membuat Kaira menoleh hingga mengurungkan niatnya untuk mandi. Siapa yang sudi berkunjung kerumahnya? Selama ini tak ada yang berkunjung kerumahnya. Jika pun ada paling hanya orang gila di sebelah rumah yang selalu minta makan.

Dengan penuh penasaran Kaira melangkahkan kakinya untuk membuka pintu.

"Selamat siang nona," Ucap seorang cowok menggunakan jas hitam sambil tersenyum saat Kaira membuka pintu.

Kaira menyipitkan matanya menatap dengan begitu intens ke arah laki-laki berjas hitam itu.

"Ah iya, perkenalkan nona nama saya Lim. Saya adalah orang utusan langsung dari tuan Arka Nata Witantra untuk menemui anda."

Mendengar itu Kaira mengangguk-anggukkan kepalanya, "Baiklah, katakan pak apa yang membawa anda ke sini?"

Lim mencoba untuk melihat isi di dalam rumah Kaira dari depan pintu, meneliti setiap sudut yang bisa dijangkau dengan matanya.

"Bukankah tidak sopan jika anda tidak menawarkan saya untuk masuk nona?"

Kaira menaikkan alisnya, "Malahan akan lebih tidak sopan jika anda masuk Pak. Saya tinggal sendirian disini, akan mengundang banyak cibiran jika anda saya persilahkan untuk masuk. Jadi, lebih amannya jika kita seperti ini saja. Lagipula rumah saya terlalu sempit dan kotor untuk dimasuki orang seperti anda."

Lim mengangguk, matanya masih melihat ke dalam rumah Kaira.

"Jadi apa yang membawa anda datang kesini Pak?" Tanya Kaira, ia sungguh malas untuk berbasa-basi lebih lama lagi dengan orang utusan Arka.

"Saya datang kemari untuk menyampaikan pesan Pak Arka bahwa ia ingin menemui anda malam ini jam 7. Saya akan menemani anda ke salon agar malam nanti anda tampil lebih mempesona di hadapan Pak Arka." Jelas Lim mengutarakan maksud kedatangan nya yang sebenarnya itu.

Kaira menaikkan alisnya mendengar penuturan dari Lim, apa ia sedang tidak salah dengar saat ini bahwa seorang Arka Nata Witantra ingin menemui dirinya? Ah, bukannya semalam dirinya yang bilang bahwa semalam adalah pertemuan terakhir antara mereka? Lalu kenapa secepat itu ia berubah pikiran saat ini?

"Silahkan anda siap-siap dulu dan saya akan menunggu anda disini." Sambung Lim lagi membuat Kaira tersadar dari pikirannya itu.

Sebuah ide terlintas di otak nya begitu saja hingga membuat dirinya tersenyum tipis. Hampir tidak terlihat karena hanya berlangsung sekilas.

"Tidak mau, saya tidak mau pergi kemanapun hari ini." Ucap Kaira membuat Lim kaget ditempat nya.

"Maaf Nona,"

"Sampaikan pada Bos kamu bahwa saya tak ingin terlibat apapun lagi dengan dirinya. Dan sekarang tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada anda silahkan anda pergi dari sini Pak." Ucap Kaira dengan penuh penekanan di setiap katanya dan kemudian ia langsung menutup pintu rumahnya tanpa mendengar kan jawaban dari orang suruhan Arka.

"Mari Kita bermain sejenak sebelum sampai pada tahap selanjutnya." Gumam Kaira sambil mengembangkan senyumnya membayangkan wajah kesal Arka.