Chereads / Ketika Cinta Bertahta / Chapter 9 - Sebuah Kebingungan

Chapter 9 - Sebuah Kebingungan

Kaira dan Galih sedang menikmati makan siang mereka dengan penuh canda dan tawa. Jika dilihat mereka seperti pasangan kekasih yang begitu serasih. Namun kebahagiaan itu hanya berlangsung sebentar saja sebelum beberapa wartawan menyerbu meja mereka.

"Selamat siang Nona, bolehkah kami meminta waktu anda sebentar?" Tanya salah satu reporter hingga membuat Kaira dan Galih saling pandang karena tak mengerti dengan situasi yang tiba-tiba saja terjadi itu.

"Nona Kaira apa benar bahwa tuan Galih ini adalah selingkuhan anda?"

Mendapatkan pertanyaan secara tiba-tiba itu kembali membuat kedua orang itu saling pandang.

"Lalu bagaimana tanggapan anda tentang Tuan Arka yang meminta maaf tadi pagi untuk kejadian beberapa hari yang lalu itu?"

Kembali kedua nya saling pandang mendapatkan pertanyaan Yang sangat membuat bingung itu.

"Sayang, apa kamu tidak melihat siaran tv?" Ucap Arka yang entah darimana datangnya hingga tiba-tiba sudah ada di situ. Menjawab sedikit kebingungan yang terpancar di raut wajah cantik Kaira.

"Maksudnya?" Tanya Kaira setelah cukup lama terdiam.

Para wartawan sibuk merekam, "Sayang, aku minta maaf ya untuk ucapan aku yang kemarin. Aku terlalu emosi hingga sulit untuk mengontrol diri ku." Ucap Arka dengan wajah sedih.

"Apaan sih," jawab Kaira yang memang belum bisa mencerna dengan baik apa yang sedang terjadi.

"Kamu boleh marah boleh lakukan apapun tapi tolong jangan akhiri hubungan kita sayang, kamu tahu kan pernikahan kita tidak lama lagi akan digelar. Dua minggu lagi sayang jangan buat semua mimpi kita hancur karena keegoisan kita masing-masing."

Kaira menatap ke arah Galih yang tampak tenang di posisi nya sejak tadi seolah ia menikmati drama di hadapannya, "Me-menikah?" Tanya Kaira

Arka mengangguk, "Iya, kita kan udah mempersiapkan semuanya untuk hari spesial kita sayang. Jadi please jangan menghukumku seperti ini."

Tanpa menjawab Kaira langsung melangkah pergi dari kerumunan para wartawan. Otak pintarnya belum bisa mencerna dengan baik saat ini, tanpa ia sadari sebuah senyuman terbit di wajah Arka.

"Tuan Galih apa hubungan anda dengan Nona Kaira yang merupakan calon istri tuan Arka?"

"Apakah kalian mempunyai hubungan yang spesial sejauh ini?"

"Sejak kapan kalian kenal dan mulai dekat? Apakah sebelumnya anda tahu bahwa Nona Kaira merupakan pacar tuan Arka dan mereka sudah berniat menikah dua Minggu lagi?"

"Untuk pengusaha sukses seperti anda bukankah begitu mudah untuk mendapatkan wanita mana saja untuk menjadi pasangan anda, lalu mengapa anda harus menjadi orang ketiga di antara hubungan Tuan Arka dan Nona Kiara?" Tanya para reporter bertubi-tubi kepada Galih yang nampak begitu santai di posisinya itu menikmati makanan nya yang Baru setengah dimakan.

Sedangkan Arka ia sudah pergi menyusul Kaira untuk membuat drama yang ia mainkan sejak tadi pagi benar-benar nyata terjadi.

"Apa saya sedang direkam? Apa kamera nya sudah nyala?" Tanya Galih setelah meminum minumannya itu.

Sebuah anggukan dari para reporter sudah bisa mewakili jawaban Iya dari pertanyaan yang diucapkan oleh Galih.

"Baiklah saya akan menjawab pertanyaan yang kalian ajukan itu. Pertama, saya dan Kaira memang mempunyai hubungan bahkan sebelum Arka mengenal Kaira. Dan untuk pertanyaan terakhir jawaban saya simple, selagi Kaira tidak mengganggu saya dan Kaira pun tidak merasa terganggu bersama saya maka saya tidak merasa harus meninggalkan Kaira walaupun nanti dia akan menikah. Saya memang bisa mencari wanita mana saja yang saya inginkan tapi jika saya mau nya tetap bersama Kaira tidak akan ada yang bisa melarang nya bukan?"

Setelah mengucapkan itu Galih berdiri dari duduknya dan langsung meninggalkan para wartawan itu dengan begitu santai nya seolah-olah tidak ada terjadi apa-apa.

Memang seperti itulah Galih dikenal dalam dunia bisnis. Apapun yang sedang ia jalani ia akan tetap menghadapinya dengan ketenangan.

Sedangkan para reporter itu tidak lagi mengejar Galih, mereka rasa untuk hari ini sudah cukup untuk berita yang mereka dapatkan dan yang pastinya berita ini akan kembali membuat heboh seperti berita tadi pagi dimana pengusaha seperti Arka Nata Witantra datang sendiri tanpa diminta untuk mengekspos hubungannya bersama seorang wanita setelah cukup lama beredar bahwa pengusaha sukses itu tidak memiliki ketertarikan dengan wanita. Tapi sejak tadi pagi semua anggapan dari banyaknya asumsi telah terpatahkan. Pengusaha sukses itu memiliki wanita secantik bidadari.

**

Kaira berlari masuk ke rumahnya saat ia melihat bahwa sejak tadi Arka mengikuti dirinya. Tak ingin kembali di buat bingung dengan permainan Arka dengan sekuat tenaga Kaira berlari agar dirinya tidak tertangkap oleh Arka.

Kaira mengunci seluruh pintu dan jendela di rumahnya agar Arka tidak bisa masuk seenaknya kedalam rumah. Terdengar suara ketukan pintu berkali-kali dari Arka yang meminta Kaira untuk membuka nya namun Kaira tak bergeming ia masih setia pada diamnya.

"Nona Kaira, saya tahu anda ada di dalam. Jangan memancing kemarahan saya nona." Ucap Arka sambil mengetuk pintu dengan begitu keras.

Arka menatap pintu di hadapannya itu yang berwarna coklat tua. "Baiklah jika kau tidak ingin membuka pintunya maka jangan salahkan aku jika rumahmu ini akan ku hancurkan dalam beberapa jam yang akan datang."

"Coba saja jika kau berani tuan. Itu sungguh akan membuat mu rugi nantinya." Kali ini setelah cukup lama berbicara sendiri akhirnya ada sahutan dari dalam hingga membuat Arka yang berada di depan pintu itu tersenyum sinis.

"Aku tidak merasa rugi nona asalkan apa yang aku ingin kan bisa aku dapatkan."

"Oh ya? Mari kita lihat bagaimana takdir yang harus kau terima tuan." suara ejekan dari dalam sungguh membuat Arka ingin sekali menuntaskan niatnya itu yang ingin merobohkan rumah kecil dan kumuh Kaira.

Tak ada jawaban apapun dari Arka membuat Kaira menempelkan telinganya di pintu untuk memastikan bahwa Arka sudah benar-benar pergi atau menjebaknya dengan berpura-pura pergi padahal masih diam ditempat.

Tak ada suara apapun yang ditangkap oleh indra pendengar Kaira membuat Kaira merasa sedikit lega, ia langsung berlari ke arah Jendela untuk lebih memastikannya. Dan benar saja sudah tidak ada siapapun lagi di depan rumahnya itu.

"Ah, akhirnya pergi juga laki-laki gila itu. Kemarin saat aku meminta nya ia malah mengatakan diriku sebagai pelacur dan wanita murahan. Ck! Lantas apa kabar dengan dirinya itu yang saat ini sangat terobsesi padaku hingga mengancam untuk merobohkan rumah ini. Apa yang sebenarnya ada dalam pikiran pintar pengusaha sukses Arka Nata Witantra itu sih? Adakah kata yang pantas untuk menggambarkan betapa buruk nya laki-laki seperti dirinya itu?" Gumam Kaira pada dirinya sendiri.

Tak ingin berlama-lama lagi berdiri mengamati keadaan Kaira langsung melangkah menuju kasur nya. Tubuhnya butuh istirahat agar otaknya itu bisa berpikir dengan jernih tentang apa yang terjadi saat ini.