"Yah! Cukup, sampai di sini saja."
Interupsi dari seorang wanita yang tidak lain merupakan mentor dance membuat Helena berhenti bergerak. Dia menurut, menghentikan latihan yang sejak tadi terus berjalan.
"Terimakasih, Eonnie." Helena membungkukkan badannya beberapa saat, sebelum akhirnya kembali menegakkan tubuh. Dia menatap mentor dance yang telah mengajarinya sejak trainee. "Apa ada koreografi baru nantinya, Eonnie?"
"Mark sangjanim mungkin akan memberitahumu besok. Satu paket dengan rapat antar–artis agensi, 'kan?"
"Oh." Helena lekas mengangguk. Sepertinya, solois satu ini terlalu banyak pikiran. Hanya dirinya yang tidak mengerti jadwal di agensi ini. Image dingin dan elegan pasti akan runtuh jika mereka mengetahui Helena yang pelupa.
Wanita yang dipanggil 'Eonnie' oleh Helena segera memasukkan barang-barangnya ke dalam tas ukuran besar. Beliau lekas menggendong tas tersebut di pundaknya. Sebelum keluar dari ruang latihan, ia berujar, "Latihan hari ini sangat bagus, Helena. Bersemangatlah untuk dua minggu lagi!"
"Bersemangat?" Helena bergumam. "Aku bahkan tidak pernah bersemangat ketika menghadiri acara awards."
Wanita itu berdiri sendirian di ruang latihan. Dia benar-benar tidak suka ketika menghadiri acara awards atau sejenisnya. Karena, di sana Helena akan bertemu banyak artis lain. Beruntung ada para penggemar yang selalu membuat suasana hati Helena berubah menjadi lebih baik.
Ya, hampir empat tahun Helena menghabiskan waktunya bersama para penggemar.
"Pulang ...." Wanita itu menyingkirkan semua pikiran yang dirasa tidak penting untuk dipikirkan. Dia memilih untuk membereskan semua barang-barangnya, dan segera pulang ke apartemen.
•••
Tahun makin berganti sejak berita kencan panas yang sempat menghebohkan warganet. Para artis pendatang baru pun semakin banyak yang memulai debutnya menjadi seorang artis atau idol. Entah itu dalam bentuk solois atau pun group.
Mereka juga lebih muda dan fresh, gaya anak remaja. Bahkan ada yang memulai debutnya di umur enam belas tahun.
Tidak mau kalah, agensi-agensi baru juga ikut bermunculan. Mereka masihlah awam dan hanya fokus mencari banyak trainee. Di dalam pikiran para direktur, hanya terbesit bagaimana kesuksesan groupnya nanti. Sehingga, uang yang dihasilkan juga ikut melimpah.
Sayangnya, kenyataan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mereka berpikir, akan menjadi agensi yang sukses. Padahal aslinya, hanya akan membuang-buang uang saja.
Agensi-agensi awam itulah yang sering menggunakan kekerasan pada para trainee–nya.
Helena membenci hal itu. Dia kadang merasa emosi ketika melihat adanya berita tentang kekerasan yang dilakukan agensi kepada trainee.
Ya, meski Helena tahu banyak juga agensi yang sama seperti di dalam berita. Tapi mereka menyembunyikannya dengan baik. Uang juga dapat menutup segalanya. Meski pada akhirnya juga akan terbongkar.
"Mereka ingin bersaing dengan Big Three," desis Helena pelan. Hanya dengan membaca berita di layar handphone, emosinya hingga dunia nyata.
"Anda akhir-akhir ini suka sekali membaca berita. Hingga berjalan saja harus menatap layar gadget," keluh Hyun Seok. Dia selalu memperhatikan majikannya yang berjalan dengan mata menatap benda pipih berteknologi canggih tersebut.
Mendengar keluhan manajer, Helena langsung mematikan handphonenya dan menyimpan di saku belakang soft jeans abu-abu yang dikenakan. "Aku sudah mematikannya," ucap Helena pelan.
Langkah keduanya pun kembali dipercepat, hingga masuk ke dalam ruangan—di mana tempat tujuan berada. Ruang rapat YX Entertainment.
Di sana sudah terdapat sekitar empat belas orang. Pria semua.
Helena ulangi, pria semua. Why?!
Wanita itu jelas-jelas hampir tidak menyukai pria. Ia bahkan tidak pernah merasakan jantung yang berdebar ketika berhadapan dengan pria tampan. Alasan Helena tidak memiliki staf pria juga karena ini.
Namun, kenapa? Oh, inilah kekurangan debut di agensi yang hanya memiliki sedikit artis. Anehnya, YX Entertainment selalu ikut di Big 3 dan memimpin setiap pendapatan per–tahun.
Yang pasti dikarenakan sekali comeback, akan menjadi tranding dan hits. Itulah keunggulan YX Entertainment. Masih banyak lainnya, tapi tidak akan bisa untuk dijelaskan.
"Helen, duduklah. Jangan terus berdiri," tegur Jaehyuk berusaha agar wanita yang ia kenali sejak trainee duduk di kursi yang telah disediakan. Dia merupakan salah satu member dari boygroup naungan YX Entertainment yang sangat terkenal.
Seharusnya aku berangkat telat ....
"I ... ya, Oppa." Helena mengangguk pelan. Lantas, solois tersebut segera duduk bersebelahan dengan salah satu member boygroup rookie. Jika tidak salah, nama panggungnya ... Mashiro.
Helena hanya sedikit menyandarkan bahunya di punggung kursi. Meski pun ada air mineral dan snack yang telah disediakan di atas meja panjang. Tentu saja dia tidak mau makan di hadapan para lelaki. Dia harus mengendalikan diri. Bisa gawat jika mereka tahu berapa porsi Helena makan dalam sehari.
Sembilan member boygroup rookie yang baru lima bulan lalu debut, dan lima member boygroup senior yang sudah profesional. Terkadang, Helena menyesal menjadi satu-satunya solois wanita di agensi YX Entertainment.
Ada wanita lainnya. Mereka di bidang aktris dan duo bersama kakak laki-lakinya (TwoTONES).
"Kalian sudah berkumpul? Sangat disiplin sekali," ucap Baek Hyeon yang telah memasuki ruangan. Beliau kemudian duduk di kursi ujung sebagai seorang pemimpin rapat.
Diikuti oleh TwoTONES—sepasang kakak adik yang menjadi duo dan sering memenangkan awards. Mereka dikenal dengan nadanya yang sangat unik. Serta, bagaimana vocal mereka yang dapat dikatakan sebagai senior.
Ya, akhirnya Helena memiliki teman sesama gender. Wanita itu lantas menepuk kursi di sampingnya, mempersilakan Ra Eunha untuk duduk di sisinya.
Eunha tersenyum. "Makasih, Eonnie," ucapnya manis sembari duduk di kursi yang tadi telah Helena pilihkan.
Meski pun Eunha yang lebih dulu debut. Namun, Helena lah yang lebih tua. Jarak usia antar keduanya sekitar satu tahun lebih.
Helena mengangguk lalu tersenyum. Sepertinya ruangan ini akan hening sebelum Baek Hyeon selaku direktur utama memulai pembicaraan.
"Nah, Mark akhirnya datang. Dia suka terlambat," ucap Baek Hyeon. Matanya melirik sekilas ke arah pintu yang baru saja terbuka. Menampilkan produser utama serta tangan kanan Baek Hyeon di YX Entertainment.
"Ada urusan tadi." Mark—pria berusia 37 tahun dengan menggunakan hoodie hitam tersebut memberitahukan alasannya.
Tidak ingin membuang waktu, beliau segera memilih kursi dan duduk di dekat Jackson.
Sekarang, rapat dapat dimulai.