JAKE point of view
Aku terkejut setengah mati menyaksikan calon istri ku sudah terbaring dengan tubuh polosnya pada ranjang besar dan terikat tangan dan kaki nya.
Aku tak lagi bisa menahan amarah ku saat melihat tubuh lelaki keparat itu sudah sama polosnya menindih tubuh gadisku dan akan merampas paksa mahkotanya. Langsung saja aku jauhkan dia dari tubuh Flora ku.
Ku seret dia ke sudut ruangan dan ku hajar dia secara membabi buta hingga dia tak lagi memberi perlawanan.
Segera ku rengkuh tubuh mungil Flora ke dalam dekapan ku setelah ku lemparkan selimut ke tubuhnya dan melepaskan belitan di tangan dan kaki nya.
Dia menangis terisak dalam dekapan ku. Aku merasa telah gagal menjaganya hingga dia harus mengalami pelecehan seperti itu.
Tak cukup sampai di situ. Lelaki brengsek itu masih saja mencoba membalas ku dengan menggunakan pecahan botol yang akan di hujam kan ke kepalaku. Beruntung Kondrad segera melesatkan tembakan pada tangan dan kaki nya hingga dia gagal melukai ku.
Kini aku sudah membawa Flora keluar dari tempat terkutuk itu. Aku sengaja membawa nya ke Hotel tidak mengantarnya pulang ke Mansion karena aku tak ingin ada kemungkinan dia kembali ingat dengan lelaki b*j*ng*n itu.
Aku melakukan cek in di kamar twin bed. Tak apalah malam ini kami tidur terpisah karena nanti jika sudah halal, tak kan ku biarkan dia tidur jauh dari ku.
Aku keluar dari kamar sebentar sementara Flora membersihkan dirinya di kamar mandi. Ketika aku membuka pintu kamar, Kondrad sudah memandang ku dengan senyum mengembangnya.
"Tuan... Ada kabar baik yang telah anda tunggu sejak lama "
"Katakan lah " ucap ku.
"Bukti pamungkas telah kami temukan di dalam apartement tadi. Sekarang semua keputusan ada di tangan Tuan".
Aku tersenyum penuh kemenangan akhirnya penantian panjang ku tak sia-sia.
"Segera beritahu si tua Joseph. Dan pastikan jika mereka semua yang terlibat membusuk dalam penjara"
"Baik Tuan saya permisi" ujar Kondrad pamit melaksanakan tugasnya.
Kini tinggal Mike yang masih berjaga di depan pintu kamar Hotel.
"Kau tetap di sini" ucap ku yang kembali masuk ke dalam kamar.
Sepertinya calon istriku itu masih melakukan ritual mandi nya. Ternyata perempuan kalau mandi lama sekali.
5 menit
15 menit.
Sudah hampir satu jam dia di dalam kamar mandi.
Apa sesuatu terjadi padanya? Segera ku dekati pintu kamar mandi dan mengetuknya.
"Princess.. " tak ada jawaban.
"Princess. . Apakah kau sudah selesai mandi nya? " tanya ku lagi dan masih tak ada jawaban membuat aku jadi khawatir.
Ku putar handle pintu kamar mandi yang tak di kunci dengan pelan.
Dia didalam bath up dengan mata terpejam dan sudah memucat .
Apakah dia tertidur ?
Aku segera mendekatinya dan mematikan shower yang kini membuat baju ku basah. Segera ku raih dia dalam gendonganku.
Ohh shit dia benar-benar polos dan sangat menggoda. Kini tubuh nya lebih berisi dengan tonjolan dan lekukan yang begitu pas pada tempat-tempat tertentu.
Seketika tubuh ku mulai bereaksi dan aku tak yakin bisa menahan diriku kali ini.
Sial !!!
Apa aku bisa tidak menyentuhnya seperti kesepakatan awal kami??
Tapi dia akan menjadi istriku dan adalah hak ku untuk menyentuh milik ku.
Aku merebahkan tubuh polosnya yang menggoda itu pada ranjang dan segera memakaikan bathrope pada tubuh nya dengan sebisa mungkin menahan hasrat terpendam ku pada keinginan terbesarku untuk memilikinya.
Oh God aku bisa gila jika seperti ini !!
Bisa di katakan aku sudah melihat semua nya.
Bukan. Bukan itu. Jangan berpikiran buruk dulu.
Aku melihat seperti bekas goresan-goresan kuku pada tubuh calon istriku.
Apakah dia yang melakukan itu untuk menyakiti dirinya sendiri karena trauma akan pelecehan yang di alaminya?
Yaa Tuhan.. Aku sungguh sangat menyesal karena dia harus mengalami hal seperti itu.
Bekas kemerahan juga masih ada di kedua tangan dan kaki-kakinya karena belitan kuat ulah si brengsek itu.
Di leher Flora juga ada bekas kemerahan seperti bekas cengkraman jemari besar. Apakah bajingan itu juga mencekik leher gadis ku?
Oh sial.. Aku tidak akan memaafkan nya.
Setelah puas memandang diri calon istriku, Ku raih selimut tebal dan memakaikannya pada tubuhnya yang dingin.
"Princess.. Jangan lagi membuat ku khawatir. Kau tau aku hampir gila jika tau kau tidak dalam keadaan terbaik"
Cup
Aku tak lagi bisa menahan diriku untuk mengecupi bibir mungilnya.
"Aku mencintai mu calon istriku " aku mengelus wajah nya sebentar sebelum aku masuk ke dalam kamar mandi.
Aku perlu mandi air dingin untuk meredam gejolak dalam diriku.
*******************
FLORA POV
Dia mengangkat tubuh polos ku dari dalam bath up dan aku menyadari itu. Ohh aku sangat malu. Ternyata aku sempat ketiduran selama di dalam bath up.
Aku masih dalam mode pura-pura tidur ku. Sejenak ku rasakan jika tubuh ku sudah berada di atas tempat tidur.
Apakah dia masih ada di sekitarku? Apakah dia sedang memperhatikan tubuh polos ku?
Ini memalukan!!
Entah mengapa aku seolah tak mampu membuka mataku saat ini.
Kemudian ku rasakan jika jemari besarnya memakaikan sesuatu pada tubuh ku dan memakaikan ku selimut.
"Princess.. Jangan lagi membuat ku khawatir. Kau tau aku hampir gila jika tau kau tidak dalam keadaan terbaik"
Ucapannya membuat ku jadi tersanjung sekaligus merasa bersalah. Yaa aku bahkan hampir saja kehilangan kehormatan ku jika saja dia tidak datang.
Cup
Dia mencium ku sekilas. Rasa hangat dari bibir nya seolah mengirimkan kehangatan sampai ke dasar relung hatiku.
Perasaan macam apa kah ini?
"Aku mencintai mu calon istriku " ucap nya lagi.
Aku sangat terharu mendengar nya. Rasa haru itu bercampur dengan penyesalan dan rasa bersalah.
Tes
Setetes air mata jatuh dari sudut mata ku. Rasa sesal dan bersalah ku pada nya semakin bertambah.
"Aku tak tau perasaan macam apakah yang aku rasakan jika di dekatmu.
Tapi satu hal yang akan ku lakukan.
Aku akan belajar untuk menerima kehadiran mu di hidupku.
Ajari aku cara mencintaimu uncle Jake !! "
Perlahan kesadaran ku mulai hilang dan aku mulai memasuki alam mimpi dengan harapan jika esok aku akan bisa belajar mencintai calon suami ku itu.
*********************
Aku terbangun dari tidur nyenyak ku saat ku rasakan sesuatu yang hangat
mengelus-elus wajah ku.
"Princess bangun.. "
Perlahan mataku mulai terbuka dan aku melihat dia ada di samping ranjang ku.
"Morning my little princess.. " ucap nya begitu manis terdengar.
"Morning juga unlce.. "
Aku mencoba bangun dan duduk.
"Mandi lah. Setelah itu kita akan makan pagi berdua di sini saja yaa" ucap nya yang sudah duduk santai di sofa sambil menyalakan televisi.
Aku hanya diam. Dan melangkah pelan menuju kamar mandi.
"Tunggu" ucapan nya mampu membuat langkah ku berhenti dan menoleh ke arah nya.
"Segala yang kau perlukan sudah ada dalam lemari gunakan lah " ucap nya lagi.
Aku hanya menganguk patuh dan memasuki kamar mandi.
Entah mengapa rasanya dada ku tak berhenti berdebar sejak bangun tidur tadi.
Apakah terjadi sesuatu dengan jantung ku?
***********
Saat ku buka pintu kamar mandi setelah ritual mandi ku selesai. Tak ku dapati calon suami ku itu di dalam kamar ini.
Kemana dia?
Bukan kah dia ingin mengajak ku sarapan di sini di kamar ini .
Tok tok
"Permisi room service"
Itu pasti petugas hotel yang mengantarkan makan pagi kami. Segera ku bukakan pintu dan benar saja petugas itu masuk dengan troli pengangkut makanannya dan menata makanan di atas meja.
Setelah selesai dengan tugasnya petugas itu pun pamit pergi.
Aku memandang menu sarapan pagi yang sudah tersaji di atas meja tiba-tiba suara ketukan dari pintu membatalkan niat ku untuk langsung menyantap sarapan ku lebih dulu. Aku sangat lapar.
Tok tok
Ketika aku akan membukakan pintu itu..
Krekkk
Pintu itu terbuka dengan sendirinya dan calon suami ku sudah berdiri di depan pintu sambil tersenyum penuh pesona pagi ini.
Oh Tuhan dia sangat tampan.
"Makanannya sudah di antar kan ?
Ayo kita makan.. " ucapnya seolah menyadarkan ku dari rasa kagum.
Makan pagi di kamar berdua saja dengan lelaki asing yang akan menjadi suami ku ini baru pertama kali terjadi. Rasanya agak sedikit kikuk. Sejenak suasana canggung kembali melanda.
"Princess ayo habiskan sarapan mu. Setelah ini akan ada tamu berkunjung di kamar ini mencari mu . Bersiap lah " ucap nya sebelum pergi meninggalkan kamar ini.
****************
Devani Jackson kembali terlihat setelah dua tahun menghilang di hari pernikahannya dengan pewaris Xander Group,
Kemana kah dia selama ini ?
Kutipan berita di televisi itu menarik perhatian ku. Aku menambahkan volume suara pada televisi dan menyimak berita tersebut dengan penuh minat.
Devani Jackson..
Sangat cantik. Bisa di katakan sempurna. Dan dia pernah memiliki hubungan dengan calon suami ku. Mereka hampir saja akan menikah jika saja wanita itu tidak menghilang di hari pernikahan.
Seketika dada ku terasa sesak. Entah mengapa aku seakan tak rela jika nama uncle Jake di kait-kaitkan dengan wanita yang bernama Devani itu.
Tok
Tok
Mungkin itu adalah calon suami ku yang ada di balik pintu. Aku akan minta dia menjelaskan kepadaku tentang hubungannya di masa lalu dengan wanita itu. Sebenarnya aku tidak ingin mengungkit nya, tapi aku rasa keterbukaan itu penting dalam memulai suatu hubungan.
Krekk
Harapan ku mendapati uncle Jake di balik pintu harus pupus karena bukan lah dia yang aku dapati.
"Ahh aunty Flo.. Sudah mandi yaa.. " ucap Catty langsung menerobos masuk ke dalam kamar sambil membawa suatu box.
Mengikuti Catty, tante Rosita dan Mita juga sudah di dalam kamar ini.
Aku masih bingung menatap tiga orang wanita di hadapan ku ini. Seketika aku kembali teringat dengan apa yang di katakan uncle Jake jika nanti akan ada tamu yang datang menemui ku.
Ternyata mereka.
"Nona.. Sudah makan kan? "Tanya Mita
"Aku sudah makan Mi.. " jawab ku pelan.
"Oke. Mandi sudah. Makan sudah. Sekarang waktu nya kami make over Princess Flora" ucap tante Rosita girang sambil mengeluarkan sebuah kebaya putih gading yang sangat indah dari box yang di bawa Catty.
"Aunty Flo.. Sini aku bantu pakai kebaya nya " ucap Catty mendekati ku.
"Tunggu.. Apa maksud dari semua ini ?" tanya ku bingung .
"Nanti juga nona akan tau " jawab Mita tersenyum.
Kini aku sudah mengenakan kebaya putih gading yang begitu pas dengan tubuh ku. Berkat tante Rosita dan Catty kini aku sudah seperti seorang pengantin.
Pengantin??????
Mungkin kah aku akan menikah dengan uncle Jake?
Secepat ini?
Bukan kah pernikahan itu sekitar 3 minggu lagi ?
**************
"Maafkan aku karena pelaksaan ijab kabul pernikahan kita sangat sederhana" yaa kini aku telah resmi menjadi istri dari uncle Jake.
Prosesi ijab kabul di lakukan di KUA (Kantor Urusan agama) dengan sangat sederhana namun tidak mengurangi kesakralan prosesi itu.
"Aku janji resepsi pernikahan kita nanti akan lebih dari yang kau bayangkan " ucapnya membuat ku menatap ke arah nya.
Hanya sebentar rasanya aku tak mampu terus menatapnya karena aku harus segera mengontrol diriku karena tatapan nya seolah bisa menghipnotisku membuat aku kehilangan kendali.
"Katakan lah sesuatu istriku" ucapnya lembut.
Aku melihat ke arahnya sebentar dan kembali menundukkan pandanganku. Dia menyebut aku ini istrinya.
Istri?
Ohh aku bahkan tidak percaya jika statusku sudah berubah.
"Ke.Kenapa be.be.gitu ce.cepat ?" ucap ku terbata-bata.
" Pernikahan kita di percepat karena aku ingin membawa mu bersama ku" ucapnya membuat ku mendadak gugup.
Mungkin kah bersama nya akan lebih baik?
"Istirahat lah. Aku akan keluar sebentar " ucap nya pergi meninggalkan ku sendiri di kamar hotel. Masih di hotel yang sama tapi kamar yang berbeda. Di kamar ini terdapat satu tempat tidur besar.
Apakah aku akan tidur di ranjang yang sama dengan nya?
Tentu saja kami sudah menikah.
Tapi apakah dia akan menepati kesepakatan awal kami untuk tidak melakukan kegiatan suami istri di ranjang?
Paling tidak sampai aku siap melakukannya.
Ahh rasanya aku benar-benar belum siap jika dia memintanya. Apalagi aku masih teringat dengan kejadian mengerikan yang hampir saja merampas mahkota berharga ku.
Tok tok
Lamunan ku buyar saat ku dengar ketukan pada pintu kamar ku. Dengan malas ku seret kaki ku menuju pintu kamar dan membukanya.
Krekk
Ada seorang wanita dewasa seumuran Mita berdiri di depan pintu kamar.
"Maaf ...Anda mencari siapa? "
"Kamu Flora kan? " Tanya wanita yang sedang hamil besar itu.
"Apa kita saling kenal? " aku balik bertanya pada nya.
Dia melirik ke kiri dan ke kanan seperti sangat khawatir.
"Ijinkan saya masuk. Saya hanya ingin bicara sebentar saja "
"Yaa sudah. Silakan masuk" ucap ku dan mempersilakan nya duduk di sofa.
"Sebenarnya saya tidak ingin menganggu waktu mu Flora. Tapi saya perlu bantuan mu" ucap wanita hamil ini membuat ku semakin bingung.
"Saya mengerti kamu pasti bingung dengan kedatangan saya. Nama saya Corie. Saya adalah istri dari Daniel paman kamu"
Aku menatap wanita bernama Corie itu dengan bingung.
Dia pun menceritakan semua nya. Aku sangat terkejut dan tak percaya jika kecelakaan pesawat yang di tumpangi Daddy dan Mommy karena sabotase dari tante Sarah dan ..... Om Daniel juga ikut terlibat.
"Atas nama Daniel , saya mohon maafkan dia. Tolong cabut semua tuntutan yang memberatkan nya. Saya mohon Flora. Hanya kamu yang bisa menolong Daniel "
Aku benar-benar shock mengetahui kenyataan jika om Daniel yang selama ini memperlakukan ku dengan baik juga terlibat dalam rencana pembunuhan orang tua ku. Aku tidak tau harus memaafkan nya atau tidak.
"Maafkan saya Tante Corie. Tapi saya tidak bisa melakukan apapun. Penjara tidak lah cukup untuk membayar kesakitan yang selama ini saya rasakan harus hidup sendiri tanpa ada nya orang tua"
"Saya mengerti perasaan kamu Flora. Tapi tidak kah kamu peduli dengan saya dan anak-anak saya. Entah bagaimana kehidupan kami jika tidak ada Daniel" wanita itu sudah menangis terisak-isak.
Aku jadi tidak tega jika menutup mata seolah tak peduli. Bagaimana pun aku mengerti perasaannya.
**************
Setelah wanita hamil bernama Corie itu pergi, aku kembali termenung. Aku masih tak percaya dengan kenyataan yang seolah menamparku. Terasa sakit saat orang yang kau percaya adalah dalang dari kehancuran hidup mu yang membuatmu kehilangan selamanya. Memang om Daniel tidak terlibat secara langsung tapi tetap saja dia juga memiliki andil hingga kejadiaan naas itu terjadi.
"Sayang.. " aku menoleh saat ku rasakan ada yang menyentuh punggung ku dan memanggil ku 'sayang' .
Sesaat pandangan kami bertemu. Hanya sebentar. Aku kembali merunduk.
"Kenapa kau tidak mengganti pakaian mu " ucapnya membuat ku sadar jika aku masih mengenakan kebaya pengantin, bahkan aku belum menghapus riasan wajah ku.
"Apa kau kesulitan ? Kenapa tidak minta bantuan Catty? "
"Flora bisa melakukan nya sendiri uncle " ucap ku pelan masih menunduk.
Jemari hangat nya menyentuh dagu ku, membuat wajah ku terangkat dan kembali memandang wajah tampannya.
Yaa suami ku ini memang tampan. Tidak terlihat tua meski selisih usia kami 12 tahun. Dia tidak terlihat seperti lelaki usia 30an tetapi masih seperti lelaki usia 25an.
Itu menurut ku.
"Princess.. Kita sudah menikah. Aku suami mu sekarang. Kau istriku. Jadi jangan panggil aku uncle lagi. Panggil saja aku ... Jake. Okay" ucap nya sambil menatap hangat pada manik mataku.
Mata sebiru laut itu begitu indah seolah mampu menenggelamkan ku pada gejolak yang entah dari mana datangnya.
"Ya .. Uncle.. " ucap ku mengangguk.
"Baru saja aku mengatakannya pada mu . Panggil aku Jake. Jangan uncle. Aku ini suami mu"
"I. Iya uncle.. Upss " lidah ku memang bandel tidak biasa jika harus memanggil nama nya saja tanpa panggilan 'uncle'.
"Kau memang bandel istri ku, aku akan menghukum mu " bisik nya di telinga ku.
Sontak aku memandang wajah nya yang sangat dekat dengan wajah ku. Aku bisa merasakan hembusan napasnya yang wangi mint. Sangat fresh.
Cup
Dia mengecup kening ku
"Nanti aku akan menghukum mu setelah luka di bibirmu sembuh " ucapnya membuat ku lega sekaligus mendamba.
"Aku akan membantu mu melepas sanggul di kepalamu " ucapnya lagi.
Aku kembali teringat dengan wanita hamil bernama Corie. Aku akhirnya membicarakan hal itu pada Jake.
"Dari mana kau tau tentang hal itu" tanya nya padaku.
"Seseorang memberitahukan hal itu padaku. Kenapa uncle tidak mengatakan hal itu pada Flora"
"Aku hanya tidak ingin membuat mu sedih jika mengungkit masa lalu"
"Tapi aku berhak tau uncle"ucap ku dengan nada meninggi.
Dia tersenyum miring dan menatapku dengan cara yang .... aneh.
"Sudah ku katakan jangan panggil 'uncle' aku ini suami mu panggil aku .. Jake"
"Uncle jangan mengalihkan pembicaraan " rengek ku tanpa sadar sudah memanggilnya 'uncle ' lagi.
Dia menyeringai.
"Jika ku hitung sudah Empat kali kau memanggil ku 'uncle' itu artinya kau harus bersiap-siap mendapat hukuman dari ku sebanyak empat kali"
"Ta.tapi uncle. . Upss" kenapa mulut ku ini tidak bisa di kontrol.
"Okay. Lima kali hukuman untuk mu sayang " bisik nya terdengar sensual di telingaku.
"Kita akan mulai dengan hukuman pertama mu " ucapnya yang sudah membalikkan tubuh ku ke arah cermin besar di kamar ini.
Aku sangat terkejut melihat keadaan diriku yang sudah tidak mengenakan kebaya pengantin. Aku melotot saat melihat diriku hampir full naked jika saja tidak ada G-string yang menutup bagian sensitif ku bagian bawah ku.
"Bagaimana mungkin ?" ucap ku tak percaya.
Aaaaaaaaaaaaa
Aku berteriak saat tubuh ku sudah terangkat ke udara. Dia menggendong ku ala bridal style dan membawa ku pada suatu pintu. Kamar mandi. Yaa Dia menurunkan ku pada bath up dan menghidupkan shower.
Kini dia telah melepaskan baju nya menyisakan celana boxer nya.
"Jangan khawatir princess.. Kita hanya mandi saja okay " ucapan nya sungguh membuat ku memerah.
Ku pikir dia akan mengajak ku bercinta di dalam bath up ini.
Oohhh Flo kau terlalu percaya diri dan memalukan .
******************
AUTHOR POV
Setelah mengumpulkan semua bukti konkrit tentang pembunuhan berencana yang menewasakan orang tua Flora pada kecelakaan pesawat 10 tahun yang lalu , Jake membuat Joseph tercengang dengan semua bukti yang valid itu.
Joseph merasa sangat bersalah telah membiarkan Flora di rawat oleh pembunuh orang tuanya. Rasa Khawatir jika Flora kecil tinggal bersama Jake yang memiliki kecendrungan menjadi seorang Fedofilia telah membutakan matanya dengan tidak menyadari jika keputusan nya tidak lah tepat.
"Aku sangat menyesal Tuan Jake" ucap Joseph sesaat setelah keluar dari ruang persidangan.
"Sesal mu tidak lah berarti" kata Jake dengan ekspresi datarnya.
" Aku hanya ingin Flora bisa tumbuh dengan baik. Aku pikir suasana kekeluargaan akan membuat nya kembali ceria dan tak kesepian. Tapi ternyata..... "
"Sudah lah. Kini Flora telah bersama ku. Aku akan menjaganya" ucap Jake memotong perkataan Joseph.
"Aku titipkan Flora pada mu Tuan Xander... " ucap Joseph sebelum berlalu meninggalkan Jake.
Hasil sidang menyatakan Daniel bersalah meski dia tidak terlibat secara langsung. Tindakan nya yang menyembunyikan barang bukti juga memberatkannya. Hingga vonis hakim menyatakan jika Daniel di hukum selama 5 tahun di penjara.
Bagaimana dengan Sarah??
Otak dari pembunuhan berencana itu hingga kini masih menjadi target pencarian. Dia menghilang dan tidak di ketahui keberadaannya. Dia begitu licin bagai belut yang selalu berhasil meloloskan diri.
Sementara itu Joy di vonis selama 1 tahun di penjara karena kasus penculikan Flora. Jake sengaja tidak menambahkan kasus pelecehan sexsual karena demi menjaga nama baik gadis yang kini menjadi istrinya.
**********